Aktualisasi Implementasi Program KTHE Signify

By Dewi Sulistiawaty - Desember 11, 2018


Program KTHE 2017-2018
Bagi kita yang hidup di kota besar, tentu penerangan tak jadi masalah, karena melimpahnya energi listrik, baik di rumah maupun di sepanjang jalan dan tempat publik lainnya. Saking mudahnya mendapatkan listrik, tak jarang kita menyepelekan keberadaannya, dan melupakan bahwa masih ada daerah lain di Indonesia yang belum bisa menikmati penerangan, khususnya di malam hari. 

Hal ini menggerakkan Signify (Philips Lighting) untuk turun membantu memberikan akses pencahayaan, khususnya untuk daerah-daerah terpencil di Indonesia yang belum mendapatkan akses pencahayaan. Signify kemudian mencanangkan sebuah program yang dinamakan Kampung Terang Hemat Energi (KTHE). Program KTHE ini sedikit banyak telah membantu pemerintah dalam memberikan akses pencahayaan bagi masyarakat Indonesia secara merata. 

Akhirnya tahun ini Signify telah merampungkan pelaksanaan Program Kampung Terang Hemat Energi (KTHE) 2017–2018. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Program KTHE silakan baca Kampung Terang Hemat Energi dari Philips Lighting untuk Indonesia yang Lebih Baik Lagi”. Secara garis besar Program KTHE memberikan akses penerangan untuk sekitar 20 desa terpencil yang tersebar di 4 provinsi di Indonesia.

Informasi lengkap mengenai aktualisasi implementasi Kampung Terang Hemat Energi ini disampaikan oleh Signify pada hari Senin, 26 November 2018 di XXI Lounge Plaza Senayan, Jakarta. Bapak Rami Hajjar, selaku Country Leader untuk operasi/ bisnis Signify di Indonesia mengatakan bahwa Signify selalu memberikan yang terbaik dalam menyediakan inovasi pencahayaan, yang bermanfaat untuk meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.

Mr. Rami
“Masyarakat yang tingal diperkotaan terkadang menganggap sepele yang namanya pencahayaan. Ternyata di desa-desa terpencil di Indonesia masih banyak yang mengalami kesulitan untuk mengakses listrik, apalagi pencahayaan. Signify terus menciptakan akses pencahayaan melalui Philips LED Tenaga Surya, yang sangat dibutuhkan oleh desa-desat tersebut, untuk mengubah kehidupan mereka menjadi lebih cerah lagi,” ungkap Bapak Rami. 

Pada salah satu video yang ditayangkan pada acara, ada sebuah desa di Maluku yang mendapat bantuan pencahayaan dari Signify. Sebuah kisah sedih terungkap dari desa tersebut. Salah satu warganya kehilangan anaknya akibat lampu minyak yang mereka gunakan sehari-hari jatuh dan membakar rumah, termasuk anaknya. Duh, saya sampai merinding mendengarkan kisahnya :(

Belum lagi anak-anak yang kesulitan belajar di malam hari, ibu-ibu yang kesulitan memasak atau mengerjakan kegiatan lainnya di saat malam, atau para pria yang nggak bisa mengadakan rapat di balai desa karena gelap. Lampu minyak yang mereka gunakan cahayanya tidak terlalu terang. Kemana-mana mereka harus membawa lampu minyak tersebut agar mudah melihat. Asap yang keluar dari lampu minyak kerap mengenai mata mereka, sehingga lama-kelamaan dapat mengganggu kesehatan mata. Ternyata banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari sebuah pencahayaan.

Ibu Lea Kartika Indra, selaku Head of Integrated Communications Signify in Indonesia selanjutnya menyampaikan bahwa Program KTHE yang membawa akses pencahayaan bagi penduduk yang kesulitan mengakses listrik bertujuan untuk mengubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik menuju masa depan yang cerah. Program ini diimplementasikan ke sekitar 20 desa, yaitu 6 desa di Sumatera Utara, 5 desa di Kalimantan Tengah, 3 desa di Bali Timur, dan 7 desa di Maluku.

Ibu Lea
“Di desa-desa tersebut telah terpasang lebih dari 2.850 titik lampu baru, yang memberikan dampak positif pada lebih dari 15 ribu orang penduduk desa. Sistem pencahayaan tenaga surya Philips yang digunakan untuk KTHE 2017-2018 adalah Solar Indoor Lighting, Solar LED Road Light, dan Philips LifeLight Home. Produk ini merupakan produk-produk yang dapat digunakan di rumah maupun di tempat-tempat umum, serta untuk penerangan jalan. Produk ini dapat membantu mereka menjalani aktivitas sehari-hari, memberikan rasa aman dan nyaman, serta keleluasaan dalam hal mobilitas sehari-hari pada saat mereka melalui jalan-jalan kampung yang biasanya gelap,” papar Ibu Lea.

Implementasi KTHE 2017-2018
Ibu Nonie Kaban, selaku Program Director Kopernik, yang merupakan mitra Signify dalam pelaksanaan Program KTHE 2017-2018 di lapangan menjelaskan bahwa dampak yang dirasakan dari Program KTHE ini hampir rata semuanya, diantaranya penghematan pengeluaran, penghematan waktu, dan peningkatan kesehatan.

Ibu Nonie
“Hemat waktu di sini artinya masyarakat mempunyai waktu untuk melakukan aktivitas lainnya. Aktivitas lain ini mereka gunakan untuk mendapatkan sumber pendapatan lain. Untuk anak-anak mereka bisa belajar di malam hari. Jika kami tanya pada seluruh masyarakat yang menerima bantuan ini, hampir semuanya mengatakan bahwa mereka mendapatkan manfaat berupa penghematan energi dan waktu,” ujar Ibu Nonie.

Implementasi Program KTHE di Sumut
Jika biasanya untuk penerangan masyarakat menggunakan sumber energi dari minyak tanah, maka sejak adanya pencahayaan dari Signify ini, mereka lebih hemat pengeluaran untuk membeli minyak tanah. Nah, uang yang dihemat tersebut bisa digunakan untuk biaya pendidikan serta memenuhi kebutuhan rumah tangga lainnya. Salah satu warga di desa tersebut bahkan mengatakan bahwa sejak ada lampu tenaga surya Philips, ia bisa membuka warung dan mendapatkan pendapatan tambahan.

Dalam Program KTHE 2017-2018 ini Signify juga bekerjasama dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Bapak Ruddy Gobel, Kepala Unit Komunikasi dan Kemitraan TNP2K mengucapkan terima kasihnya pada Signify atas dukungan yang diberikannya untuk program percepatan penanggulangan kemiskinan di Indonesia.

Bpk Ruddy
“Mengapa program listrik ini sangat penting dalam penanggulangan kemiskinan? Salah satu penyebab utama ketimpangan dan kemiskinan adalah kurangnya kses terhadap kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur dasar seperti air bersih, sanitasi, dan listrik. Masih ada sekitar 4 juta rumah tangga yang belum memperoleh sambungan listrik. 1,6 juta rumah tangga miskin dan tidak mampu. Pemerintah tidak dapat menanggulangi masalah ini sendiri, karena mempunyai keterbatasan anggaran. Sehingga diperlukan bantuan dan peran serta dari pihak swasta,” ujar Bapak Ruddy.  

Masyarakat desa di 4 provinsi yang mendapat bantuan dari Signify pasti sangat bahagia sekarang ya, karena desa mereka kini menjadi lebih terang, lebih tenang, dan tentunya mereka bisa berkegiatan kala matahari sudah tenggelam. Saya ikut bahagia mendengarkan kabar ini. Saya harap apa yang dilakukan oleh Signify ini dapat menginspirasi perusahaan atau badan usaha lainnya, demi Indonesia yang lebih baik lagi :)

Acara diakhiri dengan serah terima Donasi Signify Peduli Gempa Sulawesi Tengah untuk pemulihan Palu, Sigi, dan Donggala. Sebelumnya Signify juga turut membantu korban gempa di Lombok dengan menyediakan pencahayaan tenaga surya Philips. Semoga program kebaikan seperti ini bisa terus diselenggarakan oleh Signify dan atau diterapkan oleh perusahaan lainnya ya. Amiin :)   
   
Serah Terima Donasi Signify Peduli Gempa Sulawesi Tengah


Foto-foto: pribadi

  • Share:

You Might Also Like

0 comments