Haul Gus Dur ke-9, Mengenang Sosok Nyentrik dalam Implementasi Pembangunan Ekonomi Bangsa

By Dewi Sulistiawaty - Desember 24, 2018

Credit by wikiparlemen.com

Siapa yang tak mengenal sosok Gus Dur yang nyentrik dan unik. Tingkah laku dan semua yang diomongkannya selalu jadi pembicaraan setiap orang. Di balik sikap nyentriknya, Gus Dur merupakan sosok yang sangat peduli dengan hak asasi manusia, kaum minoritas, dan masyarakat kurang mampu.

Memiliki nama lengkap Abdurrahman Wahid, Gus Dur merupakan seorang tokoh muslim, pemimpin politik, serta pernah menjadi orang nomor 1 di Indonesia. Yup, Gus Dur merupakan Presiden RI ke-4, menggantikan Presiden B.J. Habibie. Beliau lahir Jombang, Jawa Timur pada tgl 7 September 1940, dan meninggal di Jakarta pada tgl 30 Desember 2009.

Namun kepergian Gus Dur bukannya tanpa bekas. Gus Dus adalah sosok pemikir dan pejuang ekonomi kerakyatan. Kepergiannya meninggalkan banyak kebijakan menarik yang pada akhirnya diimplementasikan pada pemerintahan saat ini, salah satunya adalah pembangunan berbasis pedesaan.

Di awal kepemimpinannya, Gus Dur langsung dihadapkan pada carut marutnya kondisi perekonomian kala itu. Beliau pun memikirkan untuk membangun sebuah jaringan perbankan pedesaan, memberi perhatian khusus pada masalah pertanian untuk mensejahterakan kehidupan para petani, serta masalah kelautan untuk mensejaterakan kehidupan nelayan.

Beberapa dari pemikiran Gus Dur tersebut kemudian diimplementasikan, seperti program Dana Desa yang direalisasikan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes). Tujuan utama Dana Desa adalah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat pedesaan.

Dari tahun 2015 hingga 2018, Kemendes telah menggolontorkan anggaran sebanyak 187 triliun rupiah untuk Dana Desa. Anggaran ini telah mampu membangun sekitar 74 ribu desa yang ada di seluruh Indonesia. Melalui 4 program unggulan yang diusung Kemendes, yaitu Produk Unggulan Kawasan Pedesaan (PRUKADES), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Embung Desa, dan Sarana Olahraga Desa, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian rakyat dan membangun Indonesia dari pinggiran.

Untuk mengenang sosok Gus Dur, baik sebagai seorang tokoh agama, politik, dan pemimpin, maka pada hari Jumat, 21 Desember 2018 lalu, keluarga serta para pencinta Gus Dur menyelenggarakan Haul Gus Dur ke-9 di kediaman Gus Dur di Jalan Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan. Masih dalam rangkaian Haul Gus Dur ke-9, beberapa hari sebelum dilaksanakannya Haul Gus Dur di Ciganjur, sebuah partai politik yang didirikan oleh Gus Dur menyelenggarakan kegiatan bersama di Balai Sarbini, Jakarta.


Selain dihadiri oleh para kader dari berbagai daerah di Indonesia, hadir juga pada acara ini Presiden RI, Bapak Pramono Anung, Bapak Hanif Dhakiri, Prof. Nasir, Bapak Imam Nahrawi, Bapak Eko Putro Sandjojo, Bapak Muhaimin Iskandar, serta para pejabat dan tokoh penting lainnya.

Cak Imin
Acara diawali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan doa yang dibacakan oleh K.H. Syihabuddin Ahmad. Pada sambutannya, Bapak Muhaimin Iskandar atau yang kerap disapa Cak Imin mengatakan ada satu hal yang menjadi catatan penting bagi dirinya, bahwa dalam berbagai kiprah dan perjuangannya, Gus Dur merupakan sosok yang tak pernah kendur dalam menghadapi tantangan, dengan berbagai keterbatasan.

Gus Dur selalu gigih memperjuangkan keyakinan dan cita-citanya, baik tentang agamanya, demokrasi, kerakyatan, dan kemanusiaan. Menurut Cak Imin lagi, Gus Dur telah mengubah keadaan dari zaman otoriter menjadi zaman reformasi, dari zaman yang tidak menghargai kemanusiaan hingga menjadi mencintai kemanusiaan. Pembangunan itu haruslah mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.

Cak Imin berharap dengan diselenggarakannya acara ini seluruh sendi dan prinsip yang diperjuangkan Gus Dur bisa tertanam dengan baik, diantaranya berperilaku pada prinsip tauhid atau ketuhanan, keadilan dan kemakmuran, kebijakan kemanusiaan, dan persamaan hak di depan hukum, demokrasi dan HAM.

Presiden RI
Sedangkan Presiden RI menyampaikan bahwa pemerintah butuh dukungan semua pihak agar apa yang telah dikerjakan dan dicapai bisa sampai ke masyarakat. Beberapa program pemerintah yang digelar saat ini diantaranya Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang dapat membantu 19 juta siswa dari keluarga prasejahtera untuk bisa mengenyam bangku sekolah. Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang telah membantu sekitar 92,3 juta penduduk untuk mendapatkan akses kesehatan.

Begitu pun dengan program Dana Desa yang dapat membantu menurunkan angka kemiskinan di Indonesia. Ini berdasarkan data dari BPS yang menunjukkan bahwa penduduk miskin di Indonesia per Maret 2018 berada di angka 9,82 persen. Angka ini merupakan angka terendah dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya.


Tingginya tingkat kesenjangan gini rasio antara penduduk pedesaan dengan penduduk perkotaan, menjadi indikator penurunan angka kemiskinan yang cukup signifikan. Diharapkan dengan ditingkatkannya anggaran Dana Desa untuk tahun berikutnya, dapat menurunkan lagi angka kemiskinan di Indonesia. Namun tentu saja dibutuhkan pengelolaan dan pengawasan yang baik dan benar ya.

Untuk itulah, Kemendes bekerja sama dengan berbagai lembaga keuangan, seperti BPK. Sehingga sistem keuangan desa serta penggunaan Dana Desa dapat dilakukan secara transparan. Nah, agar implementasi Dana Desa dan pembangunan di desa dapat berjalan dengan lancar dan sukses, diperlukan partisipasi dari seluruh masyarakat, khususnya masyarakat desa :) Oya, jika ada kritik dan aduan mengenai Dana Desa ini, bisa telpon ke nomor 15000 40 atau SMS ke nomor 0812 8899 0040 - 0877 8899 0040 atau email ke humas@kemendesa.go.id


Adapun 5 prioritas penggunaan Dana Desa adalah:

- Untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan di bidang pembangunan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa.

- Untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang bersifat lintas bidang.

- Program dan kegiatan yang dimaksud adalan kegiatan PRUKADES, BUMDes, Embung Desa, dan sarana olahraga desa sesuai dengan kewenangan desa.

- Sarana olahraga desa merupakan unit usaha yang dikelola oleh BUMDes atau BUM Desa Bersama.

- Penggunaan Dana Desa ini wajib dipublikasikan oleh Pemerintah Desa pada masyarakat desa di ruang publik yang dapat diakses masyarakat desa.


Dengan Dana Desa diharapkan dapat meningkatkan potensi masyarakat dan menciptakan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dan sosial rakyat. Baidewei, Dana Desa tidak saja digunakan untuk mengembangkan infrastruktur bangunan saja, namun juga untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat dan pelayanan sosial.  



Banyak program-program lain yang dikembangkan oleh Kemendes, seperti membentuk Akademi Desa 4.0 dalam program BUMDes, yang bertujuan agar BUMDes dapat meningkatkan kemampuan pendanaannya, sehingga nantinya bisa menjadi desa mandiri. Diharapkan juga akan banyak bermunculan bibit-bibit olahragawan/ti baru dan berbakat dari desa dengan tersedianya sarana olahraga di desa.

Program-program unggulan yang diterapkan oleh Kemendes ini ternyata berhasil membawa Kemendes pada pencatatan rekor MURI. Tak tanggung-tanggung, 2 rekor MURI langsung diraih oleh Kemendes, yaitu rekor pembangunan infrastruktur desa terbanyak dalam kurun waktu 3 tahun, dan rekor penandatanganan perjanjian kerja sama antara kementerian dengan pemkab dan pihak swasta terbanyak secara serempak. Wow!


Pembangunan di mulai dari desa serta daerah terpencil dan tertinggal ini merupakan salah satu visi dan semangat Gus Dur saat itu, dalam rangka membangun perekonomian Indonesia. Akhirnya pada era pemerintahan saat inilah baru semangat ini diimplemtasikan, dengan dibentuknya Kementerian Desa dan PDTT. Semoga saja Kemendes dapat mencapai tujuan akhirnya untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat, menjadi masyarakat yang berdaulat, berkepribadian dalam kebudayaan, kuat, mandiri, maju, dan berkualitas serta meningkatkan perekonomian Indonesia. Amiiin.     



  • Share:

You Might Also Like

0 comments