Kampung Lali Gadget, Hidupkan Kembali Permainan Tradisional yang Mulai Terlupakan

By Dewi Sulistiawaty - Oktober 02, 2023


Permainan tradisional yang mulai terlupakan
Permainan tradisional yang mulai terlupakan 

Apakah ada anak zaman now yang mengenal permainan tradisional, yang dulunya sering dimainkan oleh anak-anak yang hidup di era tahun 80 hingga 90-an? Sebut saja seperti congklak, gobak sodor, ular naga, patel lele, lompat tali, petak umpet, dan banyak lagi yang lainnya. Sayangnya, masih banyak anak sekarang yang tak mengenal permainan ini. Padahal permainan tersebut sangat menyenangkan, dan banyak manfaat yang bisa diperoleh, baik untuk kesehatan fisik, maupun mental.

Agar lebih jelas lagi apa saja manfaat dari memainkan permainan tradisional tersebut, berikut beberapa diantaranya:

1.  Tingkatkan kesehatan fisik dan mental

Permainan tradisional umumnya sering melibatkan aktivitas fisik, seperti melompat, berlari, mengayunkan tangan dan kaki, dan lain sebagainya. Gerakan-gerakan ini sama saja seperti gerakan olahraga, yang tentunya dapat membuat tubuh menjadi lebih bugar.

Selain kesehatan fisik, memainkan permainan tradisional juga dapat meningkatkan kepercayaan diri anak. Anak-anak yang bergerak aktif dan bersenang-senang saat bermain permainan tradisional bersama teman-temannya, cenderung memandang hidup dari sisi positif. Hal ini tentu saja baik untuk kesehatan mental anak.

2.  Stimulasi motorik halus dan kasar

Gerak aktif anak saat bermain permainan tradisional juga dapat merangsang kemampuan motorik halusnya, seperti gerakan menyusun permainan, menggelindingkan kelerang, mengisi wadah, dan lain-lain, serta kemampuan motorik kasar, seperti melompat, menjaga keseimbangan, berlari, dan lain sebagainya. Dengan kemampuan motorik yang baik, maka otot-otot anak akan terlatih untuk melakukan berbagai gerakan fisik, mulai dari gerakan yang ringan hingga yang rumit.

3.  Tingkatkan kemampuan kognitif

Manfaat memainkan permainan tradisional lainnya adalah dapat meningkatkan atau mengembangkan kemampuan kognitif atau kemampuan menganalisa anak. Ada beberapa permainan, seperti congklak dan engklek yang dapat melatih anak untuk berpikir, berhitung, dan mengatur strategi agar bisa memenangkan permainan.  

4.  Tingkatkan kreativitas

Pernah mendengar atau mungkin pernah memainkan senapan mainan yang terbuat dari pelepah pisang? Atau main masak-masakan menggunakan daun, batu bata yang digerus, tempurung dan lilin? Berbagai permainan yang dibuat sendiri oleh anak-anak ini dapat meningkatkan imajinasi dan kreativitas mereka.

5.  Kembangkan kecerdasan sosial dan emosional

Hal penting lain yang membuat permainan tradisional itu baik dimainkan oleh anak-anak adalah untuk mengajarkan mereka berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-temannya. Saat bermain, anak akan belajar untuk mengeluarkan pendapat, memahami temannya, menyelesaikan konflik, dan mengatur perilakunya. Dengan begitu, kemampuan bersosialisasi dan juga kecerdasan emosional anak dapat berkembang dengan baik.

6.  Lebih mengenal budaya

Dalam tiap permainan tradisional terkandung unsur-unsur budaya di dalamnya. Misalnya permainan yang diiringi sebuah lagu yang dinyanyikan menggunakan bahasa daerah, atau permainan yang menanamkan nilai kegotongroyongan yang melekat dalam diri masyarakat Indonesia. Setiap daerah biasanya memiliki permainan tradisionalnya sendiri. Lewat permainan tradisional ini, tentunya anak-anak akan lebih mengenal lagi budaya daerahnya masing-masing.

Mungkin masih banyak lagi manfaat lain dari permainan tradisional bagi tumbuh kembang anak. Untuk bisa memainkan permainan tradisional ini pun sangat mudah dan murah, karena permainannya tergolong sederhana, dan umumnya bisa dibuat sendiri. Permainan tradisional yang beragam bisa dimainkan di berbagai usia. Tinggal disesuaikan saja tingkat kesulitannya dengan usia anak.

Namun sayangnya, dengan segala manfaat dan kemudahan yang terdapat pada permainan tradisional tersebut, jarang sekali anak-anak zaman now yang mau memainkannya. Mengapa? Karena game online lebih menarik bagi mereka. Kecanggihan teknologi telah menggeser kedudukan permainan tradisional di hati anak-anak zaman sekarang.

Anak-anak mulai kecanduan gadget
Anak-anak mulai kecanduan gadget

Sebenarnya tak ada yang salah dengan kemajuan teknologi, karena banyak juga manfaat yang bisa diperoleh. Ibarat dua mata pisau, teknologi memiliki dampak positif dan juga dampak negatif. Begitu juga dengan game online. Game online dapat menjadi media hiburan, serta mengurangi stres. Selain itu, bermain game online juga dapat mengasah otak dan melatih konsentrasi anak. Namun jika waktu bermainnya tidak dikontrol dengan baik, anak-anak bisa jadi kecanduan game online.

Jika sudah candu game online, biasanya anak akan untuk sulit disuruh berhenti bermain, bahkan cenderung marah dan melawan kepada orang tuanya. Emosi anak menjadi tidak terkontrol, suka uring-uringan, malas belajar, serta tidak mau berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-teman atau orang di sekitarnya. Secara fisik, anak juga jadi malas bergerak, serta berisiko terjadinya gangguan pada kesehatan matanya.

Bahkan di beberapa negara di dunia sudah mulai muncul berbagai masalah serius terkait game online. Ada yang meninggal karena tidak mau berhenti dan kelelahan saat bermain game, dan ada juga yang berbuat kriminal untuk membeli game serta alat untuk bermain game online. Sebegitu parahnya dampak yang ditimbulkan jika anak sampai kecanduan bermain game online. Untuk mengatasi hal ini butuh kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, badan usaha, media, masyarakat, termasuk keluarga dan orang tua.


Achmad Irfandi, Inisiasi Berdirinya Kampung Lali Gadget  

Melihat fenomena yang terjadi pada anak-anak sekarang, bahkan ada yang sampai kecanduan game online atau gadget, membuat khawatir seorang pemuda asal Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Pemuda tersebut bernama Achmad Irfandi atau yang akrab disapa Irfan.

Achmad Irfandi penggagas Kampung Lali Gadget
Achmad Irfandi, Penggagas Kampung Lali Gadget

Keresahan pemuda kelahiran 12 Mei 1993 akan dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan gadget yang tak terkontrol tersebut membuatnya berpikir untuk mencari solusi dari permasalahan ini. Ia dan teman-temannya pun mencoba menciptakan sesuatu yang baru di kampungnya, yang dapat mengalihkan perhatian orang-orang, khususnya anak-anak terhadap gadget.

Sebuah lahan bermain pun dihadirkan di kampungnya, yang belakangan lebih dikenal dengan nama Kampung Lali Gadget (KLG). Sesuai namanya, kampung ini memang bertujuan mengajak anak-anak di kampung tersebut untuk melupakan gadget atau bermain game online, serta menikmati berbagai macam permainan tradisional yang disediakan. Dengan begitu, anak-anak akan lebih mengenal lingkungannya, serta bersosialisasi dengan teman-temannya.

Sejak Kampung Lali Gadget hadir, tepatnya sejak 1 April 2018, suara gelak canda anak-anak terdengar menghiasi perkampungan tersebut. Mereka nampak asyik bermain bersama, sambil menikmati berbagai permainan tradisional. Ada yang bermain bakiak, sepatu kuda, balap kreweng, balap godhog, uncal sarung, hingga menyeburkan diri di area persawahan. Semua menikmati permainan tersebut tanpa ada keinginan untuk melihat gadget dan bermain game online.

Permainan tradisional di Kampung Lali Gadget

Permainan tradisional di Kampung Lali Gadget
Kampung Lali Gadget menghidupkan kembali permainan tradisional

Sebenarnya di kampung Irfan sendiri belum ada kasus anak-anak yang kecanduan gadget. Namun melihat banyaknya kasus yang terjadi di luaran sana, dan sebagai tindakan antisipasi, makanya sebelum hal yang tak diinginkan tersebut menerpa anak-anak di kampungnya, ia menginisiasi berdirinya Kampung Lali Gadget, sekaligus untuk menghidupkan kembali budaya permainan tradisional, dengan mengenalkannya pada anak-anak.

Keberadaan Kampung Lali Gadget pun memberikan manfaat lain, yaitu dengan dilakukannya pemberdayaan terhadap para pemuda dan masyarakat yang ada di Desa Pagerngumbuk, maupun yang berasal dari luar desa. Para pemuda ini direkrut dan ditugaskan sebagai perencana, fasilitator edukasi, hingga pendamping di KLG. Dengan begitu mereka dapat bersama-sama berperan dalam mengembangkan dan memajukan Kampung Lali Gadget.

Bak gayung bersambut, inisiasi Irfan dan teman-temannya mendirikan KLG sebagai wahana edukasi mendapat sambutan baik dari masyarakat. Dari yang awalnya hanya puluhan anak yang datang, makin ke sini, jumlahnya mencapai ratusan, hingga akhirnya KLG jadi viral dan dikenal masyarakat luas. Ternyata kekhawatiran Irfan terhadap anak-anak yang kecanduan gadget juga menjadi keresahan bagi para orang tua. Namun kebanyakan dari orang tua ini bingung untuk mencari solusi dan cara mengatasinya.

Sejak Kampung Lali Gadget resmi berganti status menjadi yayasan yang berbadan hukum pada Mei 2020, maka jangkauan KLG pun makin diperluas. Sasarannya tak hanya anak-anak di sekitar Sidoarjo, namun juga merambah ke daerah-daerah lainnya. Dengan semakin luasnya jangkauan dan semakin banyak anak-anak yang datang, kegiatan edukasi permainan tradisional di KLG pun semakin sering digelar.

KLG kenalkan permainan tradisional pada anak-anak

Kampung Lali Gadget Sidoarjo
Anak-anak menikmati permainan tradisional di Kampung Lali Gadget


Kampung Lali Gadget Raih Apresiasi SATU Indonesia Awards

Berkat peranan Kampung Lali Gadget dalam mengajak anak-anak agar tidak ketergantungan dengan gadget, serta dukungannya untuk melestarikan permainan tradisional dengan cara mengenalkannya pada anak-anak, Kampung Lali Gadget pun meraih berbagai penghargaan dan apresiasi dari berbagai pihak, salah satunya dari Astra Grup.

Kampung Lali Gadget raih apresiasi SATU Indonesia Awards 2021
Achmad Irfandi, dengan Kampung Lali Gadget berhasil raih apresiasi SATU Indonesia Awards 2021

Astra yang rutin menggelar program SATU Indonesia Awards sejak tahun 2010 memberikan apresiasinya pada Kampung Lali Gadget pada 12th SATU Indonesia Awards 2021 dalam kategori Pendidikan. Untuk diketahui, selain bidang Pendidikan, terdapat juga kategori lainnya, yakni di bidang Kesehatan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.

SATU Indonesia Awards ini diselenggarakan Astra untuk memberikan apresiasi pada anak bangsa yang telah berkontribusi untuk menciptakan kehidupan yang berkelanjutan melalui lima bidang tersebut. Untuk tahun 2023 ini Astra kembali menggelar 14th SATU Indonesia Awards, dengan mengusung tema “Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia.”

Seperti yang diungkapkan oleh Kampung Lali Gadget dalam akun Instagramnya @kampunglaligadget bahwa apresiasi yang mereka terima dari Astra menjadi vitamin agar mereka lebih semangat lagi dalam menebar dampak positif ke berbagai arah di Indonesia. Yuk, mari bersama kita lawan dampak negatif kecanduan gadget, dengan meningkatkan literasi digital pada diri kita, dan juga pada generasi muda, yang menjadi harapan bangsa ini ke depannya.


Referensi:

Data dan gambar: Canva, E-Booklet Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2023, kontan.co.id, dan akun Instagram @kampunglaligadget


  • Share:

You Might Also Like

0 comments