Rahmad Maulizar, Lebarkan Senyuman Anak Bibir Sumbing di Aceh

By Dewi Sulistiawaty - September 26, 2023

 Tak ada manusia yang sempurna

Tak ada manusia, yang terlahir sempurna

Jangan kau sesali, sgala yang telah terjadi

Kita pasti pernah, dapatkan cobaan yang berat

Seakan hidup ini, tak ada artinya lagi

Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah

Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik

Tuhan pasti kan menunjukkan, Kebesaran dan Kuasa-Nya

Bagi hamba-Nya yang sabar, dan tak kenal putus asa


Tak ada seorang pun yang ingin terlahir berkekurangan, baik fisik, mental, maupun materi. Setiap orang ingin terlahir sempurna, ingin memiliki kondisi fisik yang sempurna, mental yang baik dan kuat, otak yang cerdas, serta materi yang berkecukupan dan hidup bahagia. Namun seperti yang disampaikan pada lagu “Jangan Menyerah” yang dinyanyikan D’Masiv tersebut benar adanya, bahwa “tak ada manusia yang terlahir sempurna”. Karena kesempurnaan itu hanyalah milik Sang Pencipta.

Mungkin saja orang tersebut terlahir cerdas dan kaya, dengan fisik yang sempurna. Namun bisa saja hatinya tak bahagia, atau memiliki perilaku yang kurang baik, sehingga keberadaannya tak disenangi oleh orang yang ada di sekelilingnya. Setiap orang pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Anggaplah kelebihan yang kita miliki itu adalah suatu anugerah, dan kekurangan itu sebagai ujian. Namun yang terpenting dari semua itu, kita selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan, dan berusaha melakukan yang terbaik.

Jangan sampai kelebihan yang kita miliki membuat kita jumawa. Tapi sebisa mungkin dapat bermanfaat bagi keluarga, orang lain, dan juga buat diri sendiri. Begitupun dengan kekurangan yang ada. Jangan sampai hal ini membuat kita bersedih, minder, bahkan kesal kepada Sang Pencipta. Berusahalah untuk memperbaiki diri, memaksimalkan kelebihan, dan menggali potensi yang ada pada diri kita, sehingga dapat menutupi kekurangan tersebut.

Mengenal Bibir Sumbing

Anak dengan bibir sumbing

Kita dianjurkan untuk mensyukuri apapun yang telah diberikan Sang Pencipta, dan bahkan Allah SWT melaknat orang yang mengubah ciptaan-Nya (bentuk tubuh). Namun ada beberapa hal yang dikecualikan atau diperbolehkan, selama itu untuk tujuan perbaikan dan kesehatan, salah satu contohnya adalah memperbaiki bibir sumbing.

Bibir sumbing merupakan kelainan bawaan yang ditandai dengan adanya celah pada bibir, baik yang letaknnya di kanan, tengah, maupun di bagian kiri bibir. Sayangnya, anak yang terlahir dengan bibir sumbing jumlahnya cukup banyak di Indonesia. Bahkan negara kita menduduki peringkat ketiga dunia dengan kasus bibir sumbing terbanyak. Fakta yang sangat menyedihkan tentunya.   

Hingga saat ini pencegahan terhadap bibir sumbing masih sulit dilakukan, karena penyebab pastinya masih belum diketahui. Namun dilansir dari alodokter.com, salah satu langkah agar terhindar dari risiko anak terlahir dengan bibir sumbing adalah dengan melakukan skrining genetik terlebih dulu pada pasangan sebelum mereka merencanakan kehamilan, terutama jika pada keluarga tersebut terdapat riwayat bibir sumbing.

Sebenarnya bibir sumbing ini bukan cuma masalah estetika atau bentuk wajah saja, namun secara lebih luas bisa berdampak pada masalah kesehatan, psikologi, dan juga lingkungan sosial si penderita. Anak yang terlahir dengan bibir sumbing akan mengalami kesulitan menyusu, minum, dan makan, sehingga dapat mengganggu pertumbuhannya. Penderita bibir sumbing juga akan mengalami gangguan pertumbuhan gigi, serta kesulitan dalam berkomunikasi atau berbicara.

Untuk itulah perbaikan terhadap bibir sumbing perlu dilakukan, karena dampaknya sangat besar. Dan metode yang biasanya dijalankan untuk memperbaiki bibir sumbing adalah dengan cara operasi. Sayangnya, tak semua keluarga dengan anak bibir sumbing memiliki kemampuan ekonomi yang mencukupi untuk melakukan operasi. Sehingga tak jarang, orang tua atau keluarga yang pasrah atau akhirnya melakukan pembiaran terhadap masalah ini.

Penderita Bibir Sumbing Itu Kini Lebarkan Senyuman Anak Bibir Sumbing Lainnya

Syukurlah masih ada yang peduli dengan nasib para penderita bibir sumbing ini. Di antaranya seperti Rumah Sakit Malahayati Banda Aceh, dan Smile Train Indonesia, sebuah badan amal internasional yang konsen memberikan operasi bibir sumbing secara gratis pada anak-anak dari keluarga kurang mampu, serta individu seperti Rahmad Maulizar.

Rahmad Maulizar pahlawan bibir sumbing di Aceh
Rahmad Maulizar, pemuda Aceh yang peduli dengan nasib anak bibir sumbing

Siapa Rahmad Maulizar? Mungkin tak banyak yang kenal dengan sosok satu ini. Pemuda kelahiran Aceh tahun 1993 ini terlahir dengan bibir sumbing. Di masa kecilnya ia tak begitu mengerti mengapa orang-orang sering mencemoohnya. Bahkan ia tak memiliki teman sebaya, karena terlahir tak sempurna. Namun Rahmad tak begitu peduli, karena orang tuanya selalu memberinya dukungan dan semangat.

Saat beranjak remaja, barulah ia menyadari bahwa kondisinya sedikit berbeda-dengan teman-temannya. Banyaknya ledekan dan perundungan yang diterimanya, membuat Rahmad tumbuh menjadi remaja yang rendah diri. Namun itu hanya sesaat. Ia yang dulunya tak suka berkelahi, mulai bersikap sedikit arogan agar orang-orang tak selalu meledeknya. Setiap orang yang mengejeknya, akan ia balas dengan cara mengatapelnya. Yup, semasa SMP dan SMA nya, Rahmad selalu membawa katapel dan pasir kemana-mana, sebagai bentuk perlindungan dirinya dari ejekan orang-orang. Karena sikapnya ini, Rahmad dikenal sebagai sosok yang suka berkelahi.

Sebenarnya di tahun 2004, orang tua Rahmad pernah membawa Rahmad untuk melakukan operasi perbaikan pada bibirnya. Namun sayang, hasil operasi tak begitu memuaskan dan tak sesuai dengan yang mereka harapkan. Rahmad sempat pasrah dengan kondisinya tersebut. Ia pun berpikir bahwa ia akan selamanya berada dengan keadaan bibir sumbing.

Namun pada tahun 2008, Rahmad kembali menemukan harapan untuk memperbaiki bibirnya. Sebuah informasi yang dibacanya mengenai operasi bibir sumbing gratis di Banda Aceh telah membangkitkan semangatnya lagi. Ia pun mulai melakukan operasi bibir sumbing. Namun ternyata untuk memperbaiki bibir sumbing itu tak bisa dilakukan dengan sekali operasi saja. Ada beberapa tahapan operasi yang harus dijalani Rahmad. Dan akhirnya di tahun 2010, sumbing di bibir Rahmad berhasil diperbaiki dan dihilangkan.

Tentunya ini membuat Rahmad bahagia. Kondisi yang selama ini menjadi momok yang menganggu kualitas hidupnya tersebut, akhirnya bisa dihilangkan. Rahmad pun bisa tersenyum lebar dengan perubahan yang terjadi pada dirinya. Namun Rahmad tak ingin tersenyum sendiri. Ia mengerti bagaimana rasanya terlahir dengan bibir sumbing. Ia berkeinginan untuk membuat anak-anak yang terlahir dengan bibir sumbing bisa tersenyum lebar juga seperti dirinya.

Rahmad Maulizar bersama anak istri
Rahmad bersama anak dan istrinya

Kembali ke kampung halamannya, Rahmad pun giat memberikan informasi mengenai operasi bibir sumbing gratis ke warga sekitarnya. Untuk lebih meyakinkan lagi, tak jarang ia pun menceritakan pengalamannya, dan bagaimana keadaan bibirnya setelah dioperasi. Ia rajin mencari anak-anak bibir sumbing di Aceh, dan mengajak orang tua si anak agar mau melakukan operasi bibir sumbing untuk anaknya, mengingat banyak sekali dampak buruk yang akan dialami anak jika bibir sumbingnya tak segera diperbaiki.

Tak heran jika kemudian Rahmad diangkat menjadi tenaga sukarelawan atau pekerja sosial Pemberi Senyum dan Harapan Hidup Baru Anak-Anak Sumbing di Aceh. Ia bertugas untuk mencari dan memberikan pendampingan bagi penderita bibir sumbing dan langit-langit. Semakin banyak orang yang bisa diajaknya, membuat Rahmad makin semangat untuk mencari anak-anak bibir sumbing lainnya. Ia rela menempuh jarak ratusan kilometer dan menyusuri jalan hingga ke pelosok daerah untuk menemukan anak-anak bibir sumbing agar mau diperbaiki bibirnya.

Rahmad Maulizar pahlawan bibir sumbing di Aceh

Anak bibir sumbing yang dibantu Rahmad Maulizar

Rahmad Maulizar bantu anak bibir sumbing di aceh
Rahmad giat mendampingi dan mengajak keluarga dengan anak bibir sumbing
untuk melakukan operasi

Sejak 2010 hingga 2022, berarti selama 12 tahun, Rahmad sudah mengantarkan ribuan anak dengan bibir sumbing ke meja operasi. Jika dicatat, ada sekitar 6 ribuan tindakan operasi yang dilakukan dan diberikan secara gratis pada keluarga kurang mampu tersebut. Semua dilakukan Rahmad dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apapun. Ia yakin, jika menolong seseorang dengan ikhlas, maka selain mendapatkan pahala, juga kebaikan itu akan berbalik ke diri sendiri berkali-kali lipat.

Kebaikan Itu Raih Apresiasi SATU Indonesia Awards

Apa yang diyakini Rahmad ternyata benar adanya. Kebaikan yang dilakukannya dengan ikhlas ternyata dibalas dengan mendapat apresiasi SATU Indonesia Awards, sebuah program yang digelar Grup Astra, sebagai bentuk apresiasi kepada anak bangsa yang telah berkontribusi dalam mendukung terciptanya kehidupan berkelanjutan, baik di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.

Apresiasi ini diperoleh Rahmad pada tahun 2021 dalam gelaran 12th SATU Indonesia Awards. Ia berdiri dengan para penerima apresiasi SATU Indonesia Awards lainnya. Rahmad sendiri berhasil meraih apresiasi SATU Indonesia Awards di tingkat nasional dalam kategori Kesehatan.

Tahun ini Astra kembali menggelar 14th SATU Indonesia Awards 2023, dengan mengusung tema “Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia”. Sejak program ini digelar, yakni tahun 2010, sudah terkumpul sekitar 565 penerima SATU Indonesia Awards, yang terdiri dari 87 penerima tingkat nasional, 478 penerima tingkat provinsi, 170 Kampung Berseri Astra, dan 1.060 Desa Sejahtera Astra. 

Rahmad Maulizar raih SATU Indonesia Awards 2021
Rahmad Maulizar raih apresiasi SATU Indonesia Awards 2021

“Kalau rezeki, yakinlah Tuhan sudah tentukan. Tidak usah terlalu dirisaukan. Kuncinya adalah ikhlas saja jalani setiap kegiatan yang kita anggap baik dan bisa bermanfaat bagi orang lain,” ucap Rahmad dikutip dari kompas.com.

Apa yang dilakukan Rahmad telah membuka pintu harapan baru bagi keluarga dengan anak bibir sumbing yang ada di Aceh. Mereka selalu menyambut kehadiran Rahmad dengan suka cita, karena itu berarti bibir anak mereka yang sumbing akan segera dioperasi dan diperbaiki. Mereka tak sabar menanti senyuman lebar tersungging dari bibir buah hati mereka. Sama dengan apa yang diharapkan oleh Rahmad.

Bonus berupa apresiasi yang diberikan Astra semakin memecut semangat Rahmad untuk terus menebarkan kebaikan, khususnya di tanah kelahirannya, Aceh. Kekurangan yang dulu membuatnya tak percaya diri telah berubah menjadi sebuah kelebihan. Ia pun sekarang bisa tersenyum lebar, selebar senyuman anak bibir sumbing yang telah dibantunya.   

Anak bibir sumbing bisa tersenyum lebar
Anak bibir sumbing yang dibantu Rahmad kini bisa tersenyum lebar

Referensi:

Sumber data dan gambar: E-Booklet Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2023, radioidola.com, kumparan.com, kompas.com, stikesmadani.ac.id, akun media sosial @rahmad_maulizar     

  • Share:

You Might Also Like

0 comments