Griya Schizofren, Dampingi Orang Dengan Masalah Kejiwaan

By Dewi Sulistiawaty - September 23, 2023

 

Dunia makin edan, kuatkan mental dan fisik

Dunia makin edan! Kalimat ini pasti sering kita dengar, bahkan sejak zaman dulu. Sampai-sampai ada beberapa lagu yang tercipta, yang menceritakan tentang kondisi zaman yang kian edan ini. Kenyataannya memang seperti itu. Apalagi dengan semakin canggihnya teknologi dan masuknya era globalisasi. Tak hanya kemampuan otak dan skill saja yang harus diperkuat, namun mental juga.

Mental yang lemah akan membuat seseorang mudah stres, hingga mengalami depresi. Jika kondisi ini terus dibiarkan dan tidak segera ditangani, orang tersebut bisa saja mengalami gangguan kejiwaan. Makanya saat ini isu mengenai kesehatan mental sering diangkat, dan menjadi topik hangat yang sering diperbincangkan di berbagai forum.  Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, ternyata hal ini juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis manusianya.

Walaupun kelihatannya sering menimpa orang dewasa, namun stres dan masalah kejiwaan juga dapat terjadi pada anak-anak dan remaja. Bahkan ada studi yang menunjukkan bahwa remaja sekarang lebih mudah stres, dan ada kemungkinan angkanya akan mengalami peningkatan seiring perkembangan zaman.

Menurut data Kemenkes, penyebab stres pada remaja bisa bermacam-macam, diantaranya ada yang disebabkan karena tekanan atau masalah dengan orang tua, masalah dengan pacar, pusing dengan banyaknya pelajaran, tugas, dan kegiatan di sekolah, bermasalah dengan teman, perasaan bersaing dengan saudara, serta persoalan di media sosial, seperti cyberbullying.

Sedangkan pada orang dewasa, stres bisa dipicu karena perasaan takut dan khawatir mengenai kondisi keuangan atau pekerjaan, hubungan dengan pasangan, keluarga, dan teman, serta bisa juga karena masalah kesehatan.

Kenali Stres dan Masalah Kejiwaan

Kenali stres dan masalah kejiwaan

Dikutip dari alodokter.com, stres merupakan reaksi tubuh ketika menghadapi ancaman, tekanan, atau situasi baru. Reaksi tubuh terhadap stres bisa berbeda-beda, ada yang positif, dan ada juga yang negatif. Reaksi positif dapat berupa kemampuan tubuh untuk beradaptasi, dan bahkan makin termotivasi dalam menghadapi tantangan. Sedangkan reaksi yang negatif dapat berupa rasa cemas dan takut, yang berlebihan, dan terkadang disertai dengan berbagai keluhan fisik.

Gejala stres yang muncul bisa berbeda-beda, tergantung cara seseorang menyikapinya. Terkadang ada juga orang yang tak menyadari jika dirinya sedang mengalami stres. Stres sendiri terbagi menjadi dua, yaitu akut dan kronis. Jika stres terjadi dalam jangka waktu yang pendek, dan mudah ditangani, maka ini disebut dengan stres akut. Namun jika stres tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama, dan butuh penanganan serius, ini disebut stres kronis. Stres kronis jika tidak segera ditangani, dapat menimbulkan masalah kejiwaan.

Jika tubuh sedang mengalami stres, bisa ditandai dengan perubahan bentuk fisik dan juga mental. Perubahan emosi, seperti mudah gusar, suasana hati yang berubah-ubah, bingung, murung, sulit menenangkan pikiran, lalu perubahan perilaku, seperti sikap gugup, jalan mondar mandir, perubahan pola makan, merokok dan minum minuman beralkohol, kemudian perubahan kognitif, seperti sulit fokus, sering lupa, pesimis, serta perubahan fisik, seperti gangguan tidur, tubuh gemetar, pusing, mual, lemas, hingga sembelit, dan diare.

Tentu saja stres yang dirasa berat dan berkepanjangan harus segera mendapat penanganan dari dokter ahli. Karena jika dibiarkan berlarut-larut, stres kronis atau yang biasa disebut stres berat ini akan menjadi awal dari masalah lainnya, seperti gangguan kejiwaan. Sebaiknya waspadai gejala stres berat yang timbul, agar dapat ditangani segera. Apalagi di zaman sekarang, kondisi stres dianggap sesuatu yang lumrah dan sering tidak disadari, hingga kondisi stresnya sudah sangat parah, dan butuh penanganan khusus.

Cara Mengatasi Stres

cara atasi stres

Sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres. Salah satunya dengan cara curhat, atau membicarakannya dengan saudara atau teman yang dianggap mampu membantu meringankan masalah yang dialami. Hindari curhat dengan seseorang yang ‘toxic’, yang nantinya malah akan memperkeruh masalah, dan bahkan dapat membuat masalah tersebut menjadi lebih berat lagi

Berikut beberapa cara mudah untuk mengatasi stres:

1.  Curhat dengan Teman

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, curhat atau ngobrol dengan teman bisa menjadi salah satu cara untuk rilis stres. Walaupun teman tersebut tidak dapat memberikan solusi untuk permasalahan yang sedang dihadapi, paling tidak, dengan menceritakan masalah yang dialami, dapat meringankan beban yang ada dipikiran, serta merasa mendapat dukungan dari teman.

2.  Mendengarkan Musik

Bagi yang suka mendengarkan musik, maka cara ini bisa dilakukan untuk mengurangi stres. Kebanyakan musik yang tenang, seperti musik klasik, atau suara alam dapat menenangkan pikiran, karena dapat membuat hormon kortisol yang berhubungan dengan stres jadi berkurang.

3.  Konsumsi Teh Hijau

Teh hijau terkenal sebagai salah satu minuman yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Tak hanya untuk diet dan kesehatan fisik lainnya, teh hijau juga dapat memberikan efek menenangkan, karena mengandung theanin yang menyebabkan otak lebih rileks.

4.  Menonton Film

Cara lain untuk mengurangi stres adalah dengan menonton film. Pilihlah film bergenre komedi yang dapat membuat tertawa. Tertawa dapat memperbaiki suasana hati dan mengurangi stres.

5.  Meditasi

Mungkin cara satu ini masih jarang dilakukan atau kurang lumrah dilakukan bagi sebagian orang. Namun meditasi diklaim dapat mengurangi stres. Bagaimana caranya meditasi? Bisa dengan cara duduk rileks dan menarik napas dalam-dalam. Lakukan berulangkali, sambil menfokuskan pikiran agar pikiran jadi lebih jernih. Cara lain adalah dengan melakukan yoga atau tai chi.

6.  Menjalani Hobi

Menjalankan hobi menjadi salah satu cara yang paling menyenangkan untuk melepaskan atau mengurangi stres. Lakukan berbagai kegiatan yang digemari dan senangi, seperti menjahit, menggambar, memasak, traveling, dan lain-lain, yang dapat membuat perasaan tenang dan nyaman.

7.  Olahraga dan Istirahat yang Cukup

Cara satu ini mungkin juga jarang dilakukan, karena kebanyakan orang yang sedang mengalami stres akan malas berolahraga (kecuali bagi yang hobinya berolahraga), dan sulit tidur karena pikirannya tak tenang. Namun untuk mengurangi stres, kedua caranya cukup efektif, lho! Karena saat berolahraga, tubuh akan melepaskan hormon endorfin dan meningkatkan suasana hati. Begitupun dengan tidur. Istirahat yang cukup dapat membuat pikiran tenang, sehingga tingkat stres pun bisa berkurang.

Namun jika berbagai cara ini masih belum bisa juga mengatasi stres, jangan takut dan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog. Sayangnya, mereka yang mengalami stres berat, masih jarang yang mau melakukan konsultasi untuk menangani masalah mereka. Selain karena faktor biaya, berkonsultasi ke psikolog dianggap sesuatu yang memalukan atau aib, akibat stigma masyarakat kepada orang yang dianggap menyimpang dari norma sosial.

Makanya tak heran jika makin ke sini, jumlah orang yang mengalami masalah kejiwaan makin meningkat. Dilansir dari kontan.co.id, berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi pengidap gangguan kesehatan mental usia di atas 15 tahun di Indonesia meningkat 9.8%. Jika berdasarkan perhitungan Badan BPS tahun 2018, diperkirakan sebanyak lebih dari 19 juta jiwa di Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental.

Jangan Kucilkan, Namun Dampingi Orang Dengan Masalah Kejiwaan

Tak banyak orang yang mau peduli dengan nasib orang yang mengalami masalah kejiwaan. Bahkan ada juga diantara mereka yang tak mendapat dukungan dari keluarganya sendiri. Namun tidak bagi Triana Rahmawati, Mahasiswi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret (UNS). Kepeduliannya terhadap Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) tak dapat diragukan lagi. Ia bersama temannya Febrianti Dwi Lestari dan Wulandari mendirikan Griya Schizofren, sebuah rumah singgah bagi ODMK.

Triana Rahmawati penggagas Griya Schizofren
Triana Rahmawati, Penggagas Griya Schizofren

Melalui Griya Schizofren, Triana dan teman-temannya memberikan pendampingan masalah kejiwaan pada ODMK berdasarkan filosofi Social, Humanity Friendly. Tujuan mereka sangat mulia, yaitu ingin menggugah kesadaran masyarakat dan keluarga dalam menerima, serta lebih memperhatikan lagi dan tidak mengucilkan para penderita ODMK.

For your information, schizophrenia atau schizofren merupakan kondisi gangguan kejiwaan, dimana penderitanya mengalami halusinasi, delusional, dengan pikiran dan perilaku yang kacau. Kondisi inilah yang membuat masyarakat kemudian menjauhi ODMK. Hal menyedihkan yang menimpa para ODMK inilah yang menyentuh hati Triana, gadis kelahiran Palembang tahun 1992.

Sebelum mendirikan Griya Schizofren, Triana dan temannya mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa - Pengabdian Masyarakat UNS. Mereka bertiga mengabdi pada Griya PMI, dan menginisiasi untuk melakukan pendampingan ODMK. Dalam seminggu mereka bias mengunjungi dan berinteraksi dengan ODMK di Griya PMI hingga 3-4 kali. Walau awalnya, hanya ada sekitar 10 mahasiswi yang terlibat di Griya PMI, namun akhirnya jumlahnya bertambah menjadi sekitar 50 orang.

Baru pada Oktober 2014, Triana bersama teman-temannya mendirikan Griya Schizofren. Awalnya Griya Schizofren bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dalam melaksanakan berbagai kegiatannya. Seiring dengan berjalannya waktu, Griya Schizofren pun terus dikembangkan. Sejauh ini sudah ada sekitar 200 ODMK yang mereka dampingi, baik yang berasal dari dalam Kota Solo, maupun di luar Solo.

Griya Schizofren dampingi ODMK

Griya Schizofren dampingi para ODMK
Griya Schizofren, berkegiatan bersama para ODMK 

Pendampingan yang dilakukan bisa berupa kegiatan harian, seperti menemani mengobrol, bernyanyi, menggambar, kegiatan melipat kertas, sholat berjamaah, atau buka puasa bersama saat Ramadan. Pendampingan ini tentunya dengan melibatkan pihak keluarga penderita ODMK. Bahkan tak jarang mereka menjadi penjembatan komunikasi antara para penderita dengan keluarganya.

Setelah Griya Schizofren berkembang dengan baik, sebuah yayasan Youth Project pun dibentuk. Yayasan ini berdiri sebagai wadah resmi untuk menggalang dana, maupun sebagai laboratorium riset guna menyempurnakan pelayanan bagi para penderita schizofren. Selain itu, melalui wadah ini dilakukan juga pembinaan bagi para relawan yang tergerak hatinya untuk memberikan pemahaman lebih kepada masyarakat tentang ODMK.

Kepedulian Terhadap ODMK Raih Apresiasi SATU Indonesia Awards

Triana Rahmawati Griya Schizofren dapat SATU Indonesia Awards 2017
Triana dengan Griya Schizofren raih apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 untuk kategori Kesehatan

Kepedulian Triana dan teman-temannya terhadap para penderita ODMK membawa nama mereka pada gelaran Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards di tahun 2017. Upaya dan semangat Triana dalam memberikan pendampingan dan membantu para penderita ODMK dengan ikhlas melalui Griya Schizofren selaras dengan semangat Astra untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia melalui karsa, cipta, dan karya terpadu untuk memberikan nilai tambah bagi kemajuan bangsa Indonesia.

For your information, SATU Indonesia Awards merupakan wujud apresiasi Astra untuk generasi muda, baik individu maupun kelompok, yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitarnya di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut. Dalam SATU Indonesia Awards 2017 lalu, Triana berhasil memperoleh apresiasi dalam kategori Kesehatan.

Sebagai bentuk komitmennya dalam membawa Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU Indonesia), tahun ini Astra kembali menggelar SATU Indonesia Awards 2023, dengan mengusung tema “Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia”. Astra berharap, program ini dapat memberikan dampak positif yang lebih besar, dan kontribusi yang berkelanjutan pada usaha-usaha pembangunan yang ada di tiap daerah para anak muda yang terlibat dalam SATU Indonesia Awards.

Terima kasih untuk Triana dan teman-teman yang telah peduli akan nasib para penderita ODMK, yang telah membuka mata kita semua bahwa mereka yang ODMK juga manusia, dan patut diperlakukan layaknya manusia, dan bukannya dikucilkan. Terima kasih juga pada Astra yang telah membuat masyarakat Indonesia jadi mengenal Triana dan para pahlawan muda lainnya. Semoga akan ada banyak lagi pemuda lainnya yang ikut berkontribusi melakukan perubahan untuk negeri tercinta ini. Aamiin.  

 

Referensi:

Sumber data dan gambar: Canva, E-Booklet Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2023, alodokter.com, hellosehat.com, republika.id, mobitekno.com, jateng.disway.id, prodia.co.id.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments