Cegah Demam Berdarah dengan Gerakan #3MPlusVaksinDBD

By Dewi Sulistiawaty - Oktober 12, 2023

 cegah dbd dengan 3MPlusvaksindbd

Beberapa waktu lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa tahun ini angka kasus demam berdarah secara global mencapai rekor tertinggi. Angkanya naik delapan kali lipat sejak dari tahun 2000. WHO pun memberi peringatan agar negara-negara di dunia mewaspadai demam berdarah, karena penyakit tropis ini penyebarannya sangat cepat, dan bisa menjadi ancaman bagi masyarakat dunia.

Sebagai negara tropis, Indonesia pun tak luput dari penyakit mematikan satu ini. Demam berdarah sendiri disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Seperti yang disampaikan oleh WHO, Indonesia termasuk negara yang mengalami peningkatan kasus demam berdarah. Terhitung hingga minggu ke-33 di tahun 2023 ini, ditemukan sebanyak 57.884 kasus demam berdarah, dengan angka kematian mencapai 422 jiwa.

Sebaran kasus demam berdarah dengue di Indonesia

Pemerintah pun terus berupaya untuk menekan kasus demam berdarah di Indonesia. Salah satunya dengan mencanangkan gerakan pemberantasan nyamuk yang membawa dan menularkan virus dengue pada manusia tersebut. Gerakan ini dinamakan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dengan menekankan pada langkah-langkah pencegahan yang dikenal dengan sebutan 3MPlus.

Mungkin sudah banyak juga yang mengetahui langkah pencegahan perkembangbiakan nyamuk dengan 3MPlus ini. Namun untuk sekedar mengingat kembali apa saja langkah-langkah 3MPlus, berikut penjelasan singkatnya.

Langkah 3M:

1.  Menguras tempat penampungan air.

2.  Menutup tempat-tempat penampungan air.

3. Mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, yang menularkan virus dengue pada manusia.

Langkah Plus:

1. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.

2.  Menanam tanaman pengusir nyamuk.

3.  Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi rumah.

4.  Menggunakan lotion antinyamuk atau obat antinyamuk.

5. Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah tertutup.

6. Memberikan larvasida pada penampungan air yang sulit untuk dikuras.

7. Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air.

8.  Memperbaiki saluran dan talang air yang tersumbat.

9. Membersihkan lingkungan secara gotong royong.

Tak cukup sampai di situ, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengeluarkan Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 sebagai salah satu langkah dalam penanggulangan dengue di Indonesia. Tercetusnya Stranas Penanggulangan Dengue ini belajar dari keberhasilan sebelumnya dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, bahwa pendekatan multisektor yang terkoordinasi perlu diperkuat.

Seluruh komponen bangsa diharapkan bisa bergotong royong, dan bersama-sama melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan dengue. Dengan begitu, target menuju angka nol kematian akibat dengue di tahun 2030 (zero dengue death 2030) dapat tercapai. Berikut 6 Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025.

6 Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025

1.  Penguatan manajemen vektor yang efektif, aman, dan berkesinambungan.

2.  Peningkatan akses dan mutu tatalaksana dengue.

3.  Penguatan surveilans dengue yang komprehensif, serta manajemen KLB yang responsif.

4.  Peningkatan pelibatan masyarakat yang berkesinambungan.

5.  Penguatan komitmen pemerintah, kebijakan manajemen program, dan kemitraan.

6.  Pengembangan kajian, invensi, inovasi, dan riset sebagai dasar kebijakan dan manajemen program berbasis bukti.


Peluncuran Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD

Sesuai dengan Strategi Nasional Penanggulangan Dengue yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan pada pertengahan tahun 2021 tersebut, khususnya dalam hal penguatan komitmen pemerintah, kebijakan manajemen program, dan kemitraan, maka Kementerian Kesehatan berkolaborasi dengan Takeda, untuk bersama berupaya mengatasi ancaman demam berdarah dengue, dengan meluncurkan Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD.

Peresmian kampanye #3MPlusVaksinDBD
Peresmian Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD

Peluncuran Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD dilaksanakan pada hari Rabu, 27 September 2023 di Raffles Hotel, Jakarta. Hadir pada acara tersebut Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, selaku Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan RI. Selain sebagai pemateri, Dr. Maxi juga hadir mewakili Bapak Menteri Kesehatan yang sedianya akan hadir, namun berhalangan.

Selain itu hadir juga President, Growth & Emerging Markets, Takeda Pharmaceuticals International AG, yakni Gamze Yuceland; serta Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) selaku Ketua Komunitas Dengue Indonesia; Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM selaku Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI); dan Tika Bisono.

Dalam sambutannya, Dr. Maxi mewakili Menteri Kesehatan menyampaikan bahwa demam berdarah masih menjadi masalah utama di Indonesia. “20 tahun lalu, angka kasus demam berdarah itu sekitar 50 per 100 ribu. Sekarang saya minta bisa jadi target 10 per 100 ribu. Kita memang harus bekerja keras. Selama ini kita sudah banyak melakukan berbagai upaya untuk menangani demam berdarah, namun hingga saat ini belum membuahkan hasil,” ujar Dr. Maxi.

Kementerian Kesehatan pun sudah berupaya melakukan Stranas Penanggulangan Dengue. Namun menurut Dr. Maxi, Stranas ini harus diimplementasikan secara benar dan merata di Indonesia. Salah satu Stranas yang menurut beliau masih dianggap sangat penting adalah keterlibatan masyarakat dalam gerakan 3MPlus.

Selain itu, perubahan iklim juga dapat mempengaruhi penyebaran wabah penyakit. Fenomena El Nino yang membawa suhu lebih hangat, dan melanda Indonesia belakangan ini, membuat nyamuk Aedes aegypti semakin mengganas. Kondisi ini tentu saja akan semakin mempersulit penanganan demam berdarah. Sehingga, menurut Dr. Maxi diperlukan inovasi lain, seperti Wolbachia, sebuah inovasi yang dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti.  

“Inovasi lain yang juga efisien untuk pencegahan demam berdarah adalah vaksin. Saya yakin dengan strategi yang telah kita lakukan, seperti Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik, Wolbachia, 3MPlus, dan vaksin, maka target saya untuk insidennya bisa di bawah 10 per 100 ribu tak perlu waktu yang lama. Bisa tercapai dalam 5 tahun. Sehingga angka kasus demam berdarah dengue menuju 0 kasus kematian di tahun 2030 bisa tercapai,” ungkap Dr. Maxi.

Sementara itu, Gamze Yuceland dalam sambutannya menyampaikan komitmen Takeda untuk menjadi mitra strategis dalam mewujudkan zero dengue death di Indonesia pada tahun 2030. “Kami juga bangga menjadi salah satu pendiri sektor inovator KOBAR (Koalisi Bersama) Lawan Dengue, yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan dan Kaukus Kesehatan DPR RI, dan mengajak masyarakat untuk mengimplementasikan kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD," sambut Gamze.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan dokumen kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI dan Takeda dalam rangka mengatasi ancaman demam berdarah dengue di Indonesia, serta dilanjutkan dengan peresmian Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD.

Kerjasama Kemenkes dan Takeda untuk atasi DBD
Penandatanganan dokumen kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI dan Takeda
dalam rangka mengatasi demam berdarah dengue di Indonesia

 

Semua Orang Bisa Terkena Demam Berdarah

Demam berdarah bisa menyerang siapa saja, tak pandang usia, jenis kelamin, etnis, maupun status sosial. Seperti yang pernah dialami oleh keluarga Ringgo Agus Rahman dan Tika Bisono. Dalam sesi diskusi, Tika menceritakan pengalamannya melawan dengue, dan bagaimana sedihnya ia saat kehilangan putri tercintanya, Janika Ramadhanti Putri Argeswara karena terkena demam berdarah dengue pada tahun 2007. Pengalaman ini membuat Tika dan keluarganya menjadi lebih waspada dan giat melakukan kampanye tentang bahaya infeksi dengue.

Diskusi cara mencegah demam berdarah DBD dengan #3MPlusVaksinDBD
Diskusi mengenai demam berdarah bersama Tika Bisono dan para ahli kesehatan

“Tahun 2007 itu hampir semua keluarga kena demam berdarah, dan itu kenanya di luar rumah, karena asisten rumah tangga nggak ada yang kena. Dan saat itu saya kehilangan putri saya. Sejak itu saya giat berperang melawan penyakit tersebut. Dengan Jumantik, serta melakukan sosialisasi demam berdarah ke masyarakat. Dan saya senang sekarang dengan hadirnya kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD,” ungkap Tika.

Dr. Maxi yang juga turut hadir dalam sesi diskusi kembali menyampaikan bahwa tantangan utama dalam mengatasi nyamuk si pembawa virus dengue ini adalah karena dari tahun ke tahun terjadi perubahan dari sisi penyebarannya. Jika dulu nyamuk Aedes aegypti suka hidup di air bersih, sekarang di air kotor seperti penampung air di belakang kulkas dan AC juga bisa dijadikan sebagai tempat berkembangbiak.

“Begitupun dari perkembangan gejala penyakitnya. Dulu gejala demam berdarah itu sangat khas dan bisa langsung dikenali. Kalau sekarang susah mengenalinya, karena nggak ada gejala apa-apa, tiba-tiba masuk rumah sakit, dan ternyata demam berdarah dengue. Tantangan-tantangan itu, dapat kita atasi dengan berkolaborasi bersama, dengan keterlibatan masyarakat terhadap 3MPlus, serta inovasi dan pemanfaatan teknologi seperti vaksin pun diperlukan untuk mencegah infeksi dengue,” jelas Dr. Maxi.

Prof. Sri Rezeki pun turut memberi penjelasan bahwa saat ini penyebaran demam berdarah paling banyak terjadi pada anak-anak. Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2022, kasus kematian akibat dengue kebanyakan terjadi pada anak usia muda,yakni usia 5 – 14 tahun (45%). Menurut beliau, masalah demam berdarah ini yang perlu diperangi tak hanya nyamuknya saja, namun juga manusianya.

“Untuk nyamuk kita sudah ada programnya. Ada 3MPlus, Jumantik, Wolbachia, dan lain-lain. Namun bagaimana dengan manusianya? Manusia juga perlu kita lindungi, Maka di situ kita berikan vaksin untuk meningkatkan antibodi, untuk mencegah kalau kita terpapar oleh infeksi virus dengue. Jadi keduanya harus dikerjakan bersama-sama,” papar Prof. Sri.

Melengkapi penjelasan dari Prof. Sri, Dr. Sukamto menyampaikan bahwa selain anak-anak, tren kematian akibat virus dengue pada orang dewasa pun ikut mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil survei yang pernah dilakukan PAPDI pada beberapa kelompok masyarakat, tidak semuanya bisa ditakut-takuti dengan kematian.

“Jadi yang bisa diterima masyarakat adalah apa manfaat dari vaksin tersebut. Walaupun vaksin ini identik diberikan pada anak-anak, namun orang dewasa pun perlu diberikan vaksin. Setia pada tantangan, pasti ada jawaban. Seperti inovasi dari cara-cara klasik yang pernah dilakukan, yaitu vaksinasi. Mudah-mudahan kita bersama-sama dengan rekomendasi para dokter, bisa lebih aware. Serta mendorong masyarakat untuk bertanya pada dokter mengenai vaksin demam berdarah,” pungkas Dr. Sukamto.

Vaksin menjadi salah satu upaya pecegahan terhadap infeksi yang efektif, karena mampu memberikan perlindungan dengan lebih spesifik. Kita dapat belajar dari pengalaman selama pandemi Covid-19, dimana angka kematian dan kesakitan akibat virus corona dapat ditekan sedemikian rupa. Dengan antibodi yang mampu melawan virus yang menyerang, kita tetap bisa produktif menjalankan aktivitas sehari-hari. Yuk, lindungi keluarga dengan 3MPlus, dan lengkapi perlindungan dengan berkonsultasi ke dokter tentang vaksin demam berdarah.

 

C-ANPROM/ID/QDE/0228 | Oct 2023

  • Share:

You Might Also Like

0 comments