Lakukan Kebaikan Itu Dengan Tulus, Tanpa Pamrih

By Dewi Sulistiawaty - Oktober 15, 2023

 Melakukan kebaikan dengan tulus tanpa pamrih

Semua agama pasti mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat kebaikan. Kebaikan ini pun dianjurkan agar dilakukan dengan sepenuh hati, dengan ikhlas tanpa pamrih, dan tanpa mengharapkan imbalan apapun. Tak hanya pahala, orang yang tulus dan ikhlas membantu atau berbuat baik kepada sesama juga akan memperoleh berbagai macam manfaat lainnya.  

Di era digital dengan terbukanya informasi di berbagai media online, kita bisa mengetahui semua hal yang terjadi di sekitar kita, termasuk perbuatan baik yang dilakukan seseorang maupun sekelompok orang, atau suatu perusahaan yang ditayangkan di dunia maya. Tak ada yang salah dengan itu, karena hal ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi orang lain untuk berbuat kebaikan juga. Namun sayangnya, beberapa diantara mereka ada juga yang dengan sengaja berbuat baik untuk maksud dan tujuan tertentu.

Maksud dan tujuan terselubung itu diantaranya untuk menjaga image agar terlihat baik di mata orang lain, atau yang sekarang dikenal dengan istilah pencitraan, demi ketenaran dan popularitas, agar dikagumi oleh orang lain, menarik simpati, dan berbagai keuntungan dunia lainnya yang ingin diraih dengan berkedokan kebaikan. Entah mengapa sekarang ini semakin sedikit orang yang benar-benar mau melakukan perbuatan baik dengan tulus dan ikhlas. Namun begitu, masih ada segelintir orang yang mau berbuat kebaikan dan mengutamakan kepentingan orang lain, bahkan di atas kepentingannya sendiri. Orang seperti ini disebut dengan istilah altruis.


Apa itu Altruisme?

kebaikan altruisme dan ciri-cirinya

Bagi sebagian orang, istilah ini mungkin masih terdengar asing. Altruisme sendiri merupakan perilaku atau naluri seseorang yang cenderung mengutamakan dan memperhatikan kesejahteraan dan kebahagiaan orang lain secara tulus. Bahkan seorang altruis melakukan hal itu tanpa memikirkan kepentingannya sendiri. Semuanya murni dilakukan atas perasaan yang tulus dan ikhlas, tanpa mengharapkan imbalan, maupun utang budi.

Sebenarnya ilmu mengenai altruisme ini sendiri sudah dipelajari sejak lama. Seorang filsuf ternama asal Prancis, Auguste Comte memberikan istilah ini untuk menyebut seseorang yang berperilaku baik pada orang lain secara tulus, dan mementingkan kepentingan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Altruisme merupakan sesuatu yang positif selama tidak dilakukan secara berlebihan, karena dalam beberapa kasus, altruisme yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan dan kesejahteraan orang tersebut.

Apa saja contohnya altruisme yang berlebihan? Misalnya seseorang yang ingin menolong orang lain yang tenggelam di laut. Padahal cuaca saat itu sedang buruk, dengan ombak yang tinggi. Walaupun tahu bahwa tindakannya ini berisiko tinggi bagi keselamatannya, namun orang tersebut tetap memaksakan diri ingin menolong. Akhirnya ia malah ikut terseret ombak, dan menjadi korban bersama dengan orang yang ingin ditolongnya tersebut. Itu baru salah satu contohnya. Masih banyak lagi contoh lainnya. Intinya berbuat baik boleh, dan bahkan dianjurkan dalam agama dan norma-norma di masyarakat. Namun tentunya perbuatan ini mesti diimbangi juga dengan naluri dan akal sehat.     

Ciri-Ciri Altruis:

-   Berbuat baik dengan tulus, tanpa pamrih dan tak mengharapkan imbalan apapun.

-   Memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap kepentingan dan kesejahteraan orang lain.

-   Rela berbagi apapun dengan orang lain, walaupun dirinya sendiri sedang dalam kesulitan atau berkekurangan.

-    Mau membantu orang lain walaupun berisiko bagi dirinya sendiri.

Contoh altruisme dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari yang kecil hingga yang besar, seperti menahan pintu untuk orang asing saat mau masuk mal, gelandangan yang memberikan makanannya pada seekor kucing, pekerja kantoran yang mengantarkan seorang nenek ke rumahnya, walaupun ia tahu akan telat masuk kantor, dan diomeli atasannya, atau bahkan dipotong gajinya, menjadi sukarelawan di daerah bencana, dan lain sebagainya.  


Manfaat Melakukan Kebaikan Dengan Tulus, Tanpa Pamrih

Manfaat kebaikan dari hati tulus tanpa pamrih
Lakukan kebaikan dengan tulus, tanpa pamrih

Terlepas dari perilaku altruisme tersebut, berbuat baik dengan tulus itu tentunya memberikan berbagai manfaat, baik bagi si pelaku kebaikan itu sendiri, maupun bagi orang yang ditolong, atau masyarakat umum. Seperti yang disebutkan di atas, bahwa selain limpahan pahala, yang tentunya merupakan urusannya dengan Sang Pencipta, ada beberapa manfaat lain dari perbuatan baik yang dilakukan secara tulus, dan tanpa pamrih tersebut.

1.  Memberikan Kepuasan Tersendiri

Bagi yang pernah berbuat baik dengan hati yang tulus, pasti pernah merasakan perasaan ini. Hati rasanya plong, puas setelah melakukan kebaikan. Ada rasa nyaman dan bahagia juga di dalam diri.

2.  Meningkatkan Rasa Syukur

Rasa syukur itu tak hanya diniatkan dari hati dan diucapkan dengan lisan, namun juga diterapkan lewat perbuatan. Salah satu wujud rasa syukur tersebut adalah dengan berbuat baik. Lewat kebaikan yang kita lakukan, seperti membantu kaum dhuafa, menyingkirkan batu di tengah jalan, dan perbuatan baik lainnya, sekecil apapun itu, berarti kita sudah mensyukuri segala anugerah yang diberikan Sang Pencipta kepada kita.  

3.  Membangun Hubungan Sosial

Saat membantu seseorang, itu sama saja kita sudah menjalin tali silaturrahmi dengan orang yang kita bantu. Apalagi jika orang tersebut merasa senang, bahagia, dan terbantu dengan kebaikan yang kita lakukan. Terkadang tak hanya orang yang dibantu saja yang bahagia, namun juga keluarganya. Dengan begitu hubungan sosial kita akan semakin luas dan kuat.

4.  Baik untuk Kesehatan

Siapa sangka jika berbuat baik setulus hati pun bisa berdampak pada kesehatan. Perasaan puas dan bahagia yang diterima oleh tubuh setelah melakukan kebaikan, dapat membantu otak untuk menyalurkan energi positif ke seluruh tubuh. Energi ini akan membantu organ tubuh bekerja lebih baik lagi, sehingga tubuh tidak mudah sakit.

5. Memberikan Dampak Positif Bagi Masyarakat dan Lingkungan

Pernah dengar kalimat, “sekecil apapun bantuan atau dukungan yang kita berikan, bisa saja berdampak besar bagi orang lain, bahkan masyarakat dan juga lingkungan”? Kebaikan setulus hati yang pernah kita lakukan, bisa saja mengubah hidup seseorang, memperbaiki kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitar.

Umumnya orang yang berbuat baik secara tulus dan tanpa pamrih akan melupakan kebaikan yang telah dilakukannya. Ini karena mereka menganggap, kebaikan yang mereka lakukan tersebut adalah hal yang wajar dan biasa mereka lakukan. Mereka biasanya baru sadar jika mereka melakukan perbuatan baik saat orang yang mereka bantu mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas bantuan yang mereka dapatkan.


Lakukan Kebaikan Tanpa Pamrih, Terima Balasannya Berkali Lipat

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

 (QS. 2:261)

Dari ayat ini bisa diketahui, bahwa Allah akan membalas setiap kebaikan yang dilakukan hamba-Nya hingga berkali lipat. Balasan yang diterima pun akan semakin besar, tergantung dari ketulusan dan keikhlasan orang tersebut, serta takaran balasan yang diberikan Allah padanya. Makanya kita diajarkan untuk berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, sekecil apapun itu, dan lakukanlah dengan tulus, tanpa pamrih.

Dalam kehidupan ini, banyak profesi yang membutuhkan jiwa sosial yang tinggi, dan diharapkan mampu melakukan pekerjaannya dengan setulus hati. Selain guru, yang sering disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, ada juga petugas kesehatan, seperti perawat, dokter, psikolog, dan tenaga medis lainnya. Lalu ada petugas pemadam kebakaran, Tim SAR, serta petugas keamanan, seperti Satpol PP, polisi, dan tentara.

Profesi-profesi ini dituntut untuk melakukan pekerjaannya dengan baik, sungguh-sungguh, dengan dilandasi rasa pengabdian, ketulusan, dan kecintaan yang besar terhadap profesi yang disandangnya, demi kepentingan umum dan kemajuan bangsanya. Sayangnya, sikap seperti ini sudah mulai luntur, dan kebanyakan dari mereka menjalankan profesinya demi menunaikan tugas semata, dan juga uang atau gaji yang mereka terima. Hal ini juga yang sepertinya dirasakan oleh Dokter Dani Ferdian. Siapakah gerangan Dokter Dani ini?


Si Pelopor Volunteer Doctors (Vol-D)

Mungkin tak banyak yang kenal dengan sosok Dokter Dani, selain pasien, serta mahasiswa yang pernah diajarnya dan juga para koleganya di kampus. Yup, dokter yang bernama lengkap dr. Dani Ferdian ini merupakan seorang dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung, kampus yang pernah menjadi tempatnya menuntut ilmu sebelumnya.        

dr dani ferdian pelopor volunteer doctors vol-d
dr. Dani Ferdian, Pelopor berdirinya Volunteer Doctors (Vol-D)

Alumnus SMAN 3 Bandung, yang juga menempuh pendidikan masternya di bidang kesehatan di Universitas Indonesia ini dikenal sebagai sosok yang memiliki jiwa sosial yang tinggi sejak kecil Semasa SMA, ia sering berkecimpung di berbagai organisasi kemasyarakatan. Berbagai kegiatan yang dapat membantu masyarakat tersebut membuatnya candu, hingga sekarang.

Kecanduannya inilah yang kemudian membelokkan keinginannya, yang sebelumnya ingin masuk ke fakultas informatika, hingga bergeser ke fakultas kedokteran. Ia ingin dengan kompetensi yang dimilikinya ini, ia bisa membantu masyarakat dan memberikan kontribusi yang lebih luas lagi.

Baru tahun kedua duduk di bangku perkuliahan, Dani sudah menginisiasi berdirinya sebuah gerakan sosial, dengan melibatkan teman-teman kampusnya untuk terjun langsung membantu masyarakat, terutama warga desa yang ada di sekitar kampusnya di Jatinagor, yang ia lihat masih minim mendapatkan layanan fasilitas kesehatan.

Dani pun mendirikan sebuah komunitas dengan misi sosial di tahun 2009. Komunitas ini ibaratnya sebuah sekolah nurani bagi calon tenaga kesehatan, dengan gerakan sosial untuk membentuk karakter dokter, maupun tenaga medis lainnya, dalam hal peningkatan empati, kepekaan sosial, dan semangat kerelawanan melalui berbagai kegiatan sosial yang dibutuhkan masyarakat.

Komunitas ini sengaja didirikan oleh Dani karena melihat betapa besarnya potensi tenaga kesehatan yang ada di kampusnya, namun masih sedikit yang mau terjun ke lapangan dan dengan sukarela membantu masyarakat. Sayangnya, komunitas ini tak berkembang sesuai dengan harapannya. Ini karena kesibukannya saat itu yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri BEM-KEMA Unpad. Usai masa kepengurusan, ia pun menolak tawaran untuk menjabat sebagai Presiden Mahasiswa Unpad agar bisa fokus dengan komunitas yang sudah dirintisnya.

Setelah fokus pada komunitas yang resmi ia beri nama Volunteer Doctors (Vol-D) di tahun 2011 tersebut, akhirnya gerakan sosial yang dibangunnya ini mulai berkembang, mulai yang awalnya hanya dari lintas fakultas kesehatan di kampusnya hingga ke berbagai kampus lainnya. Ternyata antusias menjadi bagian dari Vol-D cukup tinggi.

Saking banyaknya yang ingin menjadi anggota Vol-D, akhirnya Dani memberlakukan aturan seleksi untuk proses penyaringan anggota. Seleksi dilakukan usai diberikan pelatihan dasar selama 6 bulan hingga 1 tahun, seperti kemampuan medis dasar, soft skill, komunikasi, kepemimpinan, dan etika kerelawanan kepada seluruh calon anggota. Hingga kini udah ada ribuan anggota yang bergabung di Vol-D, bahkan yang ada yang datang dari bidang nonkesehatan. Kegiatan sosial yang mereka lakukan pun sudah merambah dari Jawa Barat hingga ke berbagai daerah lain di Indonesia.   

Untuk operasional kegiatan ini dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk itu, di tahun 2015, Dani yang sudah menjadi dokter tersebut mendirikan sebuah klinik, yang sekaligus menjadi markas atau kantor sekretariat Vol-D yang sudah menjadi yayasan tersebut. Hal lain yang dilakukan dr. Dani untuk menggalang dana adalah dengan bekerja sama dengan berbagai perusahaan swasta, serta pemerintah.

Aksi sosial dr dani ferdian lewat volunteer doctors vol-d
Beberapa aksi sosial yang dilakukan dr. Dani melalui Volunteer Doctors (Vol-D) 

Dikutip dari femina.co.id, Dani tak punya niatan untuk menjadikan profesi dokter atau tenaga medis sebagai relawan seutuhnya, karena menurutnya tiap dokter itu juga berhak mendapatkan bayaran dari pesiennya. Menurutnya untuk sampai ke posisi seorang dokter itu tentunya dibutuhkan perjuangan yang tidak murah dan tidak mudah juga. Namun ia ingin menyentuh rasa empati rekan-rekannya, bahwa selain pasien yang mampu, mereka masih bisa membantu pasien yang tidak mampu, yang belum mendapatkan akses layanan kesehatan.


Aksi Volunteer Doctors (Vol-D) Raih Berbagai Penghargaan

Apa yang dilakukan dr. Dani ini bisa disebut altruisme, karena selalu mengutamakan kepentingan orang lain. Ia dulu sering mengorbankan uang jajannya untuk kebutuhan kegiatan sosial. Hadiah yang diperolehnya dari berbagai penghargaan juga disulapnya menjadi klinik dengan tarif yang bersahabat.

Aksi sosial dan semangat berbagi dr. Dani melalui komunitas Vol-D yang didirikannya ini memang mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari berbagai pihak. Tak sedikit lembaga dan perusahaan yang melihat sepak terjang dr. Dani yang memberikan dukungannya. Seperti Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bandung, yang sangat mendukung aksi sosial Vol-D, karena selain bermanfaat untuk masyarakat, aksi sosial ini juga menggerakkan jiwa sosial para pemuda.

Di tahun 2015, dr. Dani melalui Volunteer Doctors (Vol-D) juga mendapatkan penghargaan dari Grup Astra berupa apresiasi SATU Indonesia Awards 2015 untuk kategori Kesehatan. Apresiasi ini diberikan Astra kepada generasi muda Indonesia yang telah memberikan kontribusi positif berupa aksi nyata yang dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya, menuju kehidupan yang lebih baik.

dr dani ferdian dengan volunteer doctors (vol-d) raih apresiasi SATU Indonesia Awards 2015
dr. Dani dengan gerakan sosial Volunteer Doctors (Vol-D) yang didirikannya
berhasil raih apresiasi SATU Indonesia Awards 2015

For your information, SATU Indonesia Awards merupakan apresiasi yang diberikan Astra kepada anak bangsa yang telah berkontribusi dalam mendukung terciptanya kehidupan berkelanjutan, baik di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori kelompok yang mewakili kelima bidang tersebut.  

Semangat berbagi dr. Dani sejalan dengan Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia atau SATU Indonesia, untuk berperan aktif, dan berkontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui karsa, cipta, dan karya terpadu dalam produk dan layanan karya anak bangsa, Insan Astra yang unggul, serta kontribusi sosial yang berkelanjutan untuk memberikan nilai tambah bagi kemajuan bangsa Indonesia.

“Saya tanamkan dalam diri saya bahwa selama kita berniat baik, maka kebaikan itu akan berbalik pada kita. Semua jalan akan terbuka jika kita yakin dan optimis,” pungkas dr. Dani, dikutip dari femina.co.id.

 

Referensi:

Sumber data dan gambar: Canva, E-Booklet Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2023, femina.co.id, mediaindonesia.com, gramedia.com, koran.tempo.co, benihbaik.com, serta akun Linkedin dan akun Instagram @drdaniferdian

  • Share:

You Might Also Like

0 comments