Tips Menjaga Kesehatan Keluarga Selama Ramadan

By Dewi Sulistiawaty - Mei 14, 2022

 

Tips menjaga kesehatan selama berpuasa

Alhamdulillah, di bulan Ramadan tahun ini, saya dan keluarga masih diberi nikmat kesehatan sehingga dapat menunaikan ibadah puasa dengan khusyuk. Tahun ini menjadi Ramadan ketiga bagi saya, dan tentu juga bagi umat muslim di dunia untuk melaksanakan ibadah puasa di masa pandemi.

Meskipun sebenarnya menjaga kesehatan itu sebaiknya dilakukan kapan saja dan diterapkan setiap hari, namun sejak pandemi melanda, kita dihimbau untuk lebih ekstra lagi dalam menjaga kesehatan. Tak hanya menjaga asupan makanan, serta menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan, sejak pandemi kita juga diminta untuk menggunakan masker, menjaga jarak, serta mengurangi mobilitas di luar ruangan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Lalu bagaimana caranya menjaga kesehatan keluarga selama menjalankan ibadah puasa, apalagi di masa pandemi? Bagi saya, menjaga kesehatan selama Ramadan, baik di masa pandemi maupun sebelum pandemi tak terlalu jauh berbeda. Ibadah puasa tetap dijalankan seperti biasa. Makanan yang diasup saat sahur dan berbuka puasa pun tetap menjadi perhatian utama agar saya dan keluarga dapat menjalankan puasa dengan baik dan lancar.

Untuk keluarga, ada beberapa hal yang biasanya saya hindari saat sedang menjalankan ibadah puasa. Biasanya saya lebih konsen ke apa yang disantap saat sahur, walaupun seharusnya apa yang disantap saat berbuka puasa pun mesti menjadi perhatian. Misalnya, sebisa mungkin seluruh anggota keluarga harus makan saat sahur. Ini penting agar tubuh mempunyai cadangan nutrisi dan energi untuk menjalankan aktivitas hingga waktu berbuka nanti.

Lalu saya juga mengusahakan agar makanan yang disantap saat sahur tidak terlalu berminyak atau setidaknya minim kandungan minyak, serta sebisa mungkin menyediakan sayuran berkuah untuk santap sahur. Selain itu, saya juga tidak menyediakan kopi dan teh saat sahur, karena kandungan kafein yang terdapat di kedua minuman tersebut dapat menimbulkan efek diuretik, yang menyebabkan orang jadi lebih sering buang air kecil. Nah, efek ini dapat membuat tubuh jadi dehidrasi. Nggak enak banget kan jika tubuh dehidrasi, apalagi saat kita sedang berpuasa.

Selain itu, yang lainnya berjalan seperti biasa, beraktivitas seperti biasa. Jika keluar rumah mesti menggunakan masker, rajin mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer, menjaga jarak, dan menghindari keramaian. Jika bukan karena sesuatu yang penting dan wajib yang mengharuskan untuk keluar rumah, kami sekeluarga lebih memilih menghabiskan waktu di rumah. Banyak aktivitas mengasyikkan yang bisa dikerjakan di rumah, baik secara personal maupun secara bersama-sama. Misalnya berolahraga atau menonton bersama, membaca novel atau melakukan hobi masing-masing lainnya.

Namun begitu, ada beberapa hal lainnya juga yang saya lakukan untuk keluarga, khususnya untuk menjaga kesehatan mereka. Apalagi di masa pandemi, ditambah pula dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, serta untuk menjaga stamina tubuh selama berpuasa. Berikut beberapa tips ala saya untuk menjaga kesehatan keluarga selama Ramadan, agar saya dan keluarga dapat menjalankan puasa dengan khusuk dan nyaman.

 

Tips Menjaga Kesehatan Keluarga Selama Ramadan

1. Minum Air Putih yang Cukup

Minum air untuk jaga kesehatan

Walaupun minum air putih yang cukup mesti rutin dilakukan setiap hari, dan bukan hanya saat Ramadan saja, namun selama berpuasa, saya memastikan seluruh anggota keluarga untuk mengkonsumsi air putih yang cukup. Seperti yang dianjurkan oleh ahli nutrisi, bahwa minum air putih yang baik untuk mencukupi asupan cairan pada tubuh adalah sekitar 8 gelas atau 2 liter per hari.

Jika di hari biasa, minum air putih bisa dilakukan sepanjang hari, maka saat bulan puasa dapat disiasati dengan mengkonsumsi air minum sepanjang waktu berbuka puasa hingga waktu sahur. Kalau keluarga saya biasanya dengan minum segelas air saat berbuka puasa, segelas lagi setelah melaksanakan sholat magrib, segelas lagi usai bersantap malam, segelas setelah melaksanakan sholat isya, dan segelas lagi usai tarawih. Nanti sebelum tidur minum lagi air segelas. Sedangkan yang dua gelas lagi dipenuhi saat sahur. Intinya, sepanjang dari waktu berbuka hingga sahur mesti tercukupi sekitar 8 gelas.

2. Mengonsumsi Makanan Bergizi dan Seimbang

Makanan bergizi seimbang jaga kesehatan

Sama seperti minum air putih, mengonsumsi makanan bergizi pun sebaiknya diterapkan setiap hari. Namun selama berpuasa, ada baiknya ini menjadi perhatian utama. Saya memastikan seluruh anggota keluarga mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan serat agar tubuh tetap kuat beraktivitas selama berpuasa.

3. Tidak Makan dan Minum Secara Berlebihan

Jangan makan dan minum berlebih

Berpuasa sepanjang hari bukan menjadi alasan untuk menyantap makanan baik sahur dan berbuka secara berlebihan. Dengan alasan biar kuat puasanya, bukan berarti mesti makan sebanyak-banyaknya saat sahur, atau karena perut kosong saat berpuasa, lantas melakukan aksi ‘balas dendam’ dengan menyantap hidangan berbuka puasa sekenyang-kenyangnya.

Bukannya kuat saat berpuasa, makan berlebihan saat sahur malah dapat membuat perut terasa tidak nyaman, tubuh terasa lebih cepat lapar, mudah mengantuk, bahkan mengganggu metabolisme tubuh dan dapat menyebabkan kegemukan. Begitupun jika makan berlebihan saat berbuka puasa, dimana perut akan terasa ‘begah’, serta membuat lambung yang tadinya dalam kondisi beristirahat, tiba-tiba mesti bekerja keras untuk mengolah makanan.

Biasanya saya membiasakan pada keluarga untuk menyantap beberapa biji kurma, buah-buahan atau jus buah, teh hangat atau air putih terlebih dahulu. Usai melaksanakan sholat magrib barulah menyantap takjil atau makanan yang lebih berat. Itu pun nggak perlu banyak-banyak, cukup sepiring atau se-pas perut. Jika masih ingin makan lagi, bisa dilanjutkan nanti seusai sholat isya atau tarawih. Ini pun mesti secukupnya saja.

4. Beraktivitas Seperti Biasa

Bergerak untuk jaga kesehatan

Puasa itu memang menahan diri dari segala nafsu, termasuk makan dan minum. Tak dipungkiri jika tubuh terasa sedikit lemas karena tubuh tidak mendapat asupan makanan dan minuman sepanjang hari. Namun itu tidak menjadi alasan bagi kita untuk bermalas-malasan dan tidak melakukan aktivitas apapun.

Biasanya dengan beraktivitas seperti biasa dapat mengalihkan perhatian saya dari rasa lemas dan lapar. Namun tentu saja aktivitas yang saya lakukan pun mesti dipilah-pilah dan jangan yang terlalu berat, karena itu malah dapat menyebabkan tubuh menjadi cepat lelah, bahkan menjadi lebih haus lagi. Dengan beraktivitas selama berpuasa, tubuh akan terus bergerak dan metabolisme tubuh akan tetap terjaga dengan baik.

5. Lengkapi dengan Minuman Herbal

manfaat minuman herbal

Di tengah pandemi, ditambah pula dengan kondisi cuaca yang tak menentu, dan juga selama bulan puasa, menjaga daya tahan tubuh tentu menjadi hal yang sangat penting. Untuk menambah daya tahan tubuh, saya sengaja menyediakan minuman herbal untuk dikonsumsi oleh keluarga.

Bersyukurlah negara kita ini kaya akan tanaman herbal yang baik untuk kesehatan, sehingga saya bisa dengan mudah mendapatkannya, dan meraciknya menjadi minuman herbal, seperti wedang jahe, kunyit asam, atau mengolahnya menjadi sayur bening, seperti sayur daun kelor.

Sebenarnya ada banyak lagi jenis tanaman herbal yang bisa digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Selain jahe, kunyit, dan daun kelor, ada juga tanaman sereh, jinten hitam (habbatussauda), daun meniran, temulawak, dan banyak lagi yang lainnya. Masing-masing tanaman memiliki manfaatnya sendiri. Namun secara umum tanaman herbal ini baik untuk kesehatan selama diolah dan dikonsumsi secara tepat dan benar.

Sebaiknya hindari merebus jahe atau menyeduh jahe menggunakan air mendidih, karena ini dapat merusak senyawa aktif yang terkandung dalam jahe. Padahal senyawa inilah yang berperan membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Ini sebenarnya juga berlaku untuk bahan herbal lainnya lho. Makanya saat membuat wedang jahe, saya biasanya menyeduh jahe menggunakan air hangat atau menggunakan air panas dari dispenser.

Wedang jahe minuman herbal

Jika ingin mengkonsumsi minuman herbal saat berbuka puasa, maka dianjurkan untuk mengkonsumsinya setelah minum air putih atau mengkonsumsi takjil terlebih dulu, karena minuman herbal umumnya memiliki sifat menurunkan gula darah, sedangkan saat berpuasa kadar gula dalam darah kita juga mengalami penurunan. Sedangkan untuk sahur, minuman herbal dapat diminum kapan saja. Dengan mengkonsumsi minuman herbal hangat dapat meningkatkan vitalitas dan menjaga metabolisme tubuh.

Namun sayangnya, saya sering tak sempat membuat minuman herbal ini. Di sinilah saya sangat terbantu dengan kehadiran minuman herbal kemasan. Selain praktis, minuman herbal kemasan ini sudah dicampur dan ditakar dengan ukuran yang pas. Salah satu minuman herbal yang biasa dikonsumsi oleh keluarga saya adalah Antangin JRG.

Saya sendiri sudah cukup lama mengetahui produk Antangin JRG ini, yaitu dari iklan di televisi. Slogannya, “wes ewes ewes... bablas angine!” masih melekat diingatan sampai saat ini. Namun saya baru mulai mencoba produk Antangin ini saat suami membawa beberapa sachet Antangin ke rumah. Waktu itu suami saya yang merasa kurang enak badan (suami menduga karena masuk angin) diberi Antangin ini oleh teman kantornya.

Merasa cocok dan suka, akhirnya suami membeli beberapa sachet Antangin JRG di minimarket dan membawanya pulang. Kemasan sachetnya yang ramping sangat mudah dibawa dan diselipin di kantong atau di tas. Nahm sejak itulah saya mulai berkenalan, dan akhirnya juga ikut menyukai produk satu ini. Bahkan anak saya yang biasanya nggak pernah mau minum minuman herbal, juga ikut suka dengan rasa Antangin JRG ini. Katanya rasanya hangat di tenggorokan dan di perut. Setelah minum Antangin, kami sekeluarga merasa kalau tubuh terasa lebih hangat dan nyaman.

 

ANTANGIN JRG & ANTANGIN HABBATUSSAUDA

For your information, produk Antangin ini ada beberapa macam, diantaranya ada Antangin JRG, Antangin Habbatussauda, Antangin Mint, Antangin Tablet, Antangin Good Night, dan Antangin Junior. Anak saya pertama kali berkenalan dengan Antangin Junior ini. Namun karena sekarang usianya sudah beranjak remaja, ia pun sudah bisa mengonsumsi produk Antangin jenis lainnya.

Produk yang jadi favorit dan selalu distok di rumah adalah Antangin JRG dan Antangin Habbatussauda. Jika badan terasa mulai nggak enak, seperti mau masuk angin, biasanya saya dan keluarga akan mengonsumsi Antangin JRG. Sedangkan Antangin Habbatussauda mulai rajin kami konsumsi sejak pandemi. Apa saja komposisi dan manfaat keduanya?

Manfaat Antangin JRG

ANTANGIN JRG. Produk ini merupakan produk Antangin pertama yang kami gunakan. Antangin JRG ini berbentuk sirup, dan merupakan obat herbal terstandar yang sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI. Satu sachet Antangin isinya 15 ml. Pada kemasannya tertera bahwa komposisi utama dari Antangin JRG ini adalah Jahe, Royal Jelly, dan Ginseng. Selain itu terdapat pula kandungan madu, kunyit, akar manis, biji pala, daun sembung, dan daun mint.

Dengan komposisi bahan yang terkandung di dalamnya, tak heran jika Antangin JRG ini dapat membantu meredakan gejala masuk angin, seperti meriang, mual, kembung, sakit kepala, serta membantu melegakan tenggorokan. Jika ingin mengonsumsinya, sebaiknya dilakukan setelah makan.

Karena berbahan herbal, makanya saya dan keluarga merasa aman untuk mengonsumsi Antangin JRG. Orang dewasa dan anak-anak usia 6 tahun ke atas diperbolehkan untuk minum sirup herbal ini. Untuk dosis minumnya dapat dilihat di kemasannya. Untuk orang dewasa bisa minum 1 sachet 3 kali sehari, sedangkan untuk anak usia 6 – 12 tahun bisa minum ½ dosis orang dewasa.

Suami dan anak saya lebih suka meminum Antangin JRG ini langsung dari sachetnya, sedangkan saya sesekali suka menyeduhnya dengan air teh tawar hangat. Enaknya produk Antangin JRG ini sangat mudah ditemukan. Saya bisa beli di apotek, di minimarket, supermarket, hingga di warung-warung juga ada.

Antangin Habbatussauda untuk daya tahan tubuh

ANTANGIN HABBATUSSAUDA. Produk ini tak begitu jauh berbeda dengan Antangin JRG, baik kemasan, maupun isi 1 sachetnya. Bedanya, pada Antangin Habbatussauda terdapat kandungan habbatussauda tentu saja, serta meniran. Selain itu di Antangin Habbatussauda ini juga tidak terdapat ginseng dan royal jelly. Selebihnya sama, ada jahe, daun mint, daun sembung, biji pala, akar manis, kunyit, dan madu.

Karena ada kandungan habbatussauda dan meniran, maka selain dapat membantu meredakan gejala masuk angin, seperti meriang, mual, kembung, sakit kepala, serta membantu melegakan tenggorokan, Antangin Habbatussauda ini juga dapat membantu memelihara daya tahan tubuh. Kedua tanaman herbal ini memang dikenal sebagai tanaman yang dapat meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh. Sedangkan untuk dosis Antangin Habbatussauda sama seperti Antangin JRG, dan peruntukannya juga untuk orang dewasa dan anak-anak usia 6 tahun ke atas.

Selama bulan puasa, kami sekeluarga rutin mengonsumsi Antangin Habbatussauda. Tentu saja dengan tujuan agar daya tahan tubuh lebih terpelihara selama berpuasa. Apalagi anak saya yang sempat menjalankan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolahnya saat bulan puasa. Sebagai seorang ibu, saya harus membekalinya dengan masker dan hand sanitizer, serta tentu saja dengan tubuh atau fisik yang sehat dan kuat.

Antangin Hangatkan Tubuh dan Tenggorokan

Dengan tubuh yang sehat, tentu ibadah puasa dapat berjalan dengan nyaman dan khusuk. Kami dapat melakukan tadarus dan tarawih bersama, suami mengerjakan tugas kantornya dengan baik, anak saya dapat menyelesaikan tugas sekolahnya, dan saya pun dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan merawat keluarga dengan baik. Hangatnya Antangin telah menghangatkan Ramadan kami sekeluarga. Semoga kehangatannya selalu mengiringi kebahagiaan kami sekeluarga. Amiin... Stay safe and keep healthy 😊   

“Jangan korbankan kesehatanmu demi uang. Tapi korbankanlah sedikit uangmu demi kesehatan, karena kesehatan adalah anugerah paling mahal yang bisa diperoleh.”



  • Share:

You Might Also Like

0 comments