Kerjasama FOI dan JNE, untuk Anak Indonesia yang Sehat dan Hebat
By Dewi Sulistiawaty - Maret 12, 2018
Pernahkah
kamu beraktivitas dalam keadaan perut kosong? Saya pernah, dan rasanya badan
ini lemes tak bertenaga, kurang bersemangat, dan tidak bisa fokus dengan apapun
yang saya kerjakan. Kenapa? Karena tubuh saya tidak memiliki energi yang cukup
untuk melakukan fungsinya dengan baik. Apalagi saat beraktivitas di pagi hari,
dimana perut benar-benar kosong sejak semalam. Itulah sebabnya mengapa ahli
gizi menganjurkan kita untuk sarapan, agar tubuh memperoleh asupan nutrisi yang
cukup.
Sebenarnya
tidak ada alasan untuk tidak bisa sarapan. Malas masak, sibuk, waktu yang tidak
cukup atau terburu-buru biasanya kerap dijadikan alasan untuk tidak sarapan.
Padahal sarapan itu tidak musti makanan berat lho! Dengan segelas susu plus
roti atau buah, sudah cukup untuk menambah energi bagi tubuh kita. Ketiga
makanan ini pun sudah tersedia dalam kemasan praktis, yang siap untuk diminum
dan dimakan. Jika terburu-buru, bisa dimakan saat dalam perjalanan, atau sesaat
sebelum mulai beraktivitas.
Sarapan
tidak saja dibutuhkan oleh orang dewasa, namun juga anak-anak. Anak-anak yang
masih dalam tahap tumbuh kembang membutuhkan nutrisi yang seimbang, agar bisa
tumbuh secara optimal. Apalagi anak-anak yang sedang bersekolah, yang
membutuhkan energi yang cukup untuk bisa berkonsentrasi saat belajar. Bayangkan
jika anak-anak ini pergi ke sekolah tanpa sarapan. Mereka bisa saja tidak fokus
pada pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Ilmu apapun yang diberikan, tentu tidak
dapat diserap dengan baik oleh anak-anak ini.
Mirisnya,
berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, 35-40% dari 66
juta anak yang bersekolah, tidak sarapan saat berangkat ke sekolah. Mereka
berangkat dalam keadaan perut yang masih kosong. Duh, ini sepertinya menjadi pr
bagi kita semua ya, dan bukan hanya pemerintah saja. Mungkin banyak faktor yang
menyebabkan anak-anak ini tidak sarapan saat berangkat sekolah, diantaranya
mungkin karena terkendala masalah ekonomi, atau bisa juga karena ketidaktahuan
atau ketidakpedulian orangtuanya.
Ada
sekitar 87 juta anak yang tersebar di 34 provinsi, dengan total 266 ribu sekolah
di seluruh Indonesia. Anak-anak inilah yang nantinya akan menerima tongkat
estafet, dan juga menjadi tulang punggung negara ini. Tugas kita adalah
menjadikan anak-anak ini tumbuh sehat dan jadi anak yang hebat. Sehingga jika dewasa
nanti, mereka akan kuat, tangguh, dan mampu berkompetisi dengan anak-anak lainnya
di dunia. Kita di sini maksudnya adalah orangtua, pihak sekolah, pimpinan
daerah, pemerintah, organisasi/ lembaga masyarakat, dan juga dunia usaha.
Pemerintah,
dalam hal ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI
menyatakan, bahwa saat ini Indonesia masih berada di angka yang cukup tinggi terhadap
permasalahan gizi buruk. Bahkan untuk masalah stunting akibat gizi buruk, Indonesia berada di peringkat ke-5
dunia :( Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk mengentaskan masalah
ini. Namun pemerintah saja tidak cukup untuk bisa mengatasinya sendiri, dibutuhkan
kerjasama dan sinergi dari berbagai pihak, termasuk masyarakat umum. Melihat hal
ini, yayasan Foodbank of Indonesia (FOI) tergerak untuk membantu pemerintah
dalam menanggulangi permasalahan gizi anak Indonesia.
Salah
satu upaya FOI dalam mendukung program pemerintah adalah dengan menjalankan Program
Indonesia Ceria (Cerita Baik Kita). Ingin agar program ini bisa berjalan dengan
lancar, FOI pun menggandeng JNE untuk bekerjasama. Penandatanganan Nota
Kesepahaman (MOU) antara FOI dan JNE dilakukan di SD Negeri Gandaria Utara 11
Pagi, pada hari Kamis, 8 Maret 2018 kemarin. Penandatangan MOU ini disaksikan
oleh Ibu Lenny N. Rosalin, selaku Deputi Menteri Bidang Tumbuh Kembang Anak KPPPA
RI, Lurah Gandaria Utara, serta Kepala Sekolah SD Negeri Gandaria Utara 11
Pagi, Jakarta Selatan.
SD Negeri Gandaria Utara 11 Pagi |
Ibu Lenny |
“Ini
bentuk kerjasama yang real sekali, yaitu kerjasama antara pemerintah pada
masyarakat, dalam hal ini FOI dan JNE, dibantu oleh pihak sekolah, dan juga
pimpinan daerah. Kerjasama seperti inilah yang harus ditularkan sebagai virus
baik ke seluruh wilayah Indonesia,” sambut Ibu Lenny.
Sebagai
informasi, Yayasan FOI didirikan oleh Bapak Hendro Utomo pada tahun 2015,
dengan misinya ingin membantu mengurangi permasalahan gizi anak Indonesia.
Salah satu program yang dicanangkan FOI adalah program Mentari Bangsaku, yaitu berupa
pemberian makanan tambahan pada anak PAUD dan SD. Kegiatan ini tidak dapat dilakukan
oleh FOI sendiri, butuh dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan
juga dunia usaha. JNE merupakan salah satu perusahaan yang tergerak untuk
membantu FOI dengan misi mulianya.
Bpk Hendro |
“Saya
yakin semua agama mengajarkan umatnya untuk bersikap lemah lembut pada
anak-anak, membantu atau memberi makan fakir miskin dan anak yatim. Jika kita
semua menjalankan itu, harusnya tidak ada lagi orang-orang yang kekurangan,
apalagi anak-anak yang merupakan masa depan kita,” jelas Bapak Hendro.
Bapak
Hendro pun mengungkapkan bahwa peran perempuan atau seorang ibu juga sangat
besar dalam hal menyediakan makanan yang bergizi pada anak-anak dan
keluarganya. Misalnya dengan memberikan bekal sehat, yang bisa disantap
anak-anak di sekolah. Walaupun kegiatan seperti program Mentari Bangsaku dan
Indonesia Ceria ini mungkin tidak dapat menyelesaikan permasalahan gizi yang
ada pada anak-anak, namun Bapak Hendro berharap, sedikit banyak kegiatan ini
dapat membantu untuk menguranginya, serta bisa bermanfaat bagi anak-anak.
Penandatangan MOU antara JNE dan FOI |
Selama
ini JNE, sebagai perusahaan logistik terbesar di Indonesia selalu memberikan
dukungannya pada kegiatan-kegiatan yang mempunyai tujuan sosial, dengan misi
yang baik. Misi FOI yang ingin memberikan bantuan berupa makanan bergizi pada
anak-anak, sehingga nantinya bangsa ini bisa melahirkan anak-anak yang hebat,
patut untuk diberikan dukungan. Sesuai dengan tagline JNE, yaitu “Connecting
Happiness” – menghubungkan kebahagiaan, maka JNE berharap dukungan yang
diberikan dapat menyumbangkan kebahagiaan pada masyarakat.
Bpk Feriadi |
“Kehadiran
JNE diharapkan dapat membantu, agar pendistribusian makanan yang diberikan pada
anak-anak bisa tetap tersalurkan. Program ini diharapkan juga dapat memberi
inspirasi pada masyarakat, lembaga masyarakat, maupun para pengusaha, untuk ikut
berperan sesuai dengan kompetensinya masing-masing. JNE keahliannya adalah di
bidang pengiriman dan distribusi, dengan dukungan jaringan yang luas di seluruh
Indonesia. Jika FOI berencana untuk memperluas programnya ke daerah-daerah lain,
kami dengan senang hati mendukung, karena kami melihat dibalik program ini ada
misi yang sangat baik, yaitu menjadikan anak-anak Indonesia lebih sehat,” ujar
Bapak M. Feriadi, selaku Direktur Utama JNE.
Ibu
Sukini, Kepala Sekolah SD Negeri Gandaria Utara 11 Pagi sangat berterima kasih
atas dukungan yang diberikan FOI, JNE, dan KPPPA pada semua anak didiknya. Dari
informasi yang disampaikan oleh Ibu Sukini saya mengetahui, bahwa ternyata rata-rata
anak didik beliau berasal dari keluarga dengan kemampuan ekonomi menengah ke
bawah. Bantuan yang diberikan FOI, tentu sangat bermanfaat bagi para siswa. Dampak
yang sangat dirasakan menurut Ibu Sukini adalah meningkatnya asupan gizi yang
didapatkan anak-anak, dan itu terlihat dengan bertambahnya angka berat badan
mereka.
Ibu Sukini |
“Selain
itu, timbulnya rasa kebersamaan diantara anak-anak, saat mereka makan bareng.
Orangtua murid pun ikut membantu dan berperan dalam hal perbaikan gizi
anak-anak kita, dan punya prinsip untuk tidak membuang makanan. Jika makanan
yang diberikan FOI bersisa, akan diolah kembali oleh orangtua murid. Misalnya
nanas dijadikan selai, kemudian kita budi dayakan kembali. Uangnya nanti akan
dikembalikan lagi untuk kebutuhan anak-anak,” papar Ibu Sukini.
Kegiatan
sosial yang dilakukan FOI, dengan membantu anak-anak bersekolah untuk bisa
mendapatkan makanan sehat, memang patut diapresiasi. Dukungan dari berbagai
pihak sangat dibutuhkan agar permasalahan gizi anak Indonesia dapat ditanggulangi. Mungkin
edukasi pada anak-anak dan orangtua juga diperlukan, mengingat masih ada
masyarakat yang belum aware mengenai
pentingnya asupan gizi seimbang, khususnya manfaat sarapan bagi kesehatan. Semoga
program FOI bisa berjalan lancar dan terus berkelanjutan ya. Kalau bisa program-program
sosial seperti ini lahir dari lembaga masyarakat dan perusahaan lain yang ikut
terketuk pintu hatinya. Amiin :)
Makanan diberikan pada anak-anak |
Foto-foto : Pribadi
1 comments
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus