BJtech, Bikin Chatbot Mudah Tanpa Coding
By Dewi Sulistiawaty - Maret 29, 2018
“Mau
tanya dong, size 37 masih ada nggak?”
“Size
37 ready. Silakan dipesan ya. Terima kasih :)”
“Lokasi
pengirimannya dari mana ya?”
“Toko
kami di Bekasi. Silakan dipesan ya. Terima kasih :)”
***
Pernah
baca percakapan seperti di atas? Atau malah pernah chatting seperti itu? Haha, saya pernah, saat berbelanja di salah
satu ecommerce ternama. Trus
kebanyakan balesan komennya ya seperti itu, sama. Senang? Yap, karena responnya
cepat. Kan memang maunya dibales cepat, agar bisa langsung order :D
Biasanya
kalau kita chat, dan langsung dibales
secepat itu, yang bales adalah Chatbot. Tau kan Chatbot? Chatbot merupakan layanan yang didukung dengan kecerdasan buatan, untuk
berinteraksi dengan pengguna melalui chatting
interface. Kalau dilihat-lihat, Chatbot ini sudah banyak diaplikasikan oleh
marketplace, untuk mempermudah dan mempercepat layanan pada pelanggannya.
Ada
beberapa perusahaan yang menyediakan layanan Chatbot ini, salah satunya PT.
Jualan Online Indonesia, melalui platform BJtech.
BJtech merupakan sebuah platform percakapan berbasis AI yang memungkinkan semua
orang, baik itu untuk pelaku bisnis maupun individu, untuk mengembangkan
Chatbot sesuai dengan kebutuhan masing-masing melalui messaging app.
Informasi
mengenai BJtech dan Chatbot ini disampaikan pada acara Launching & Media
Gathering AI Conversation Platform pada hari Rabu, 21 Maret 2018 di Freeware
Spaces Jakarta. Tahun 2015 PT. Jualan Online Indonesia sudah meluncurkan Bang
Joni, yaitu sebuah consumer Chatbot platform pertama di Indonesia. Nah, untuk platform
BJtech ini memungkinkan semua orang untuk mengembangkan Chatbot sendiri, tanpa
perlu coding (yang tentu rumit bagi
orang awam macam saya, hehe).
Launching BJtech |
Mas Arra |
Mas
Arra Primanta, selaku Chief Marketing Officer BJtech mengatakan bahwa nantinya
Chatbot ini bisa berfungsi untuk membantu para pelaku UMKM sebagai digital customer care selama 24 jam.
Sedangkan bagi individu, Chatbot bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Saat
ini Chatbot mulai jadi tren di industri marketplace atau UMKM, karena fungsinya
yang dapat meminimalisir penggunaan tenaga, waktu, dan juga biaya.
Baidewei
menurut Mas Afifuddin Kalla, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
(HIPMI), jumlah UMKM di Indonesia saat ini adalah 58 juta unit, dan ini terus
bertumbuh. Beberapa diantaranya belum berbadan hukum. Sedangkan yang terdata di
HIPMI adalah yang sudah berbadan hukum. Mayoritas pelaku UMKM sudah
memanfaatkan digital platform.
Mas Afif |
“Mereka,
pelaku UKM sudah banyak memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan
transaksinya. Kita mengenal 3 revolusi industri, yang pertama yaitu dulu kita
mengenal perubahan dari industri agraris menjadi non agraris. Lalu berpindah ke
industri manufaktur. Selanjutnya timbul industri 3.0, yaitu industri internet
di tahun 90-an. Hingga sekarang ada industri 4.0, yang mau tidak mau kita harus
siap menerima kedatangannya. Kita akan memberikan contoh pada anggota,
bagaimana agar mereka bisa memanfaatkan tools
teknologi ini untuk menaikkan omsetnya,” jelas Mas Afif.
Industri
4.0 adalah sistem industri secara physical
yang menggunakan Artificial Intelligence (AI). Saat ini AI banyak digunakan oleh
pelaku industri sebagai tools dalam
berdagang, dan untuk dapat menopang kegiatan usahanya. Inilah bagian dari
revolusi industri yang harus siap diterima kalangan pelaku bisnis. HIPMI
sendiri sudah mulai menerapkannya, dengan membuat sebuah aplikasi untuk
mengumpulkan semua data anggotanya.
Di
dalam industri 4.0 ini pasti akan terjadi pergeseran, baik itu dari cara kita
membeli ataupun menjual sesuatu. Dengan perubahan ‘kultur’ ini tentu ditopang
oleh banyak hal, termasuk dukungan teknologi, salah satunya adalah Chatbot.
Chatbot dapat memudahkan pelaku industri dalam mengoperasikan usahanya, serta
dapat memberikan layanan selama 24 jam bagi customer.
Info
dari Mas Afif, ada pelaku UKM yang memiliki satu toko offline, namun memiliki 10 toko online.
Penghasilan yang didapat pelaku UMK tersebut dari toko online-nya jauh di atas toko offline-nya.
Bisa dikatakan bahwa zaman sekarang, untuk membuka usaha jauh lebih mudah dan
murah. Tak perlu punya toko fisik, cukup dengan internet dan perangkat
pendukungnya, kita sudah bisa buka usaha secara online.
Pesan
Mas Afif bagi pelaku industri atau UMKM, agar bisa bertahan di industri 4.0
ini, agar jangan pernah tertutup dengan teknologi, bukalah mindset bahwa teknologi itu baik, dapat membantu dan memudahkan kita
dalam menjalankan usaha. Teknologi membuat pekerjaan kita menjadi lebih efisien
dan efektif. Memanfaatkan teknologi untuk memulai suatu usaha jauh lebih mudah
dan sangat murah.
Saat
ini pelaku UKM banyak yang memanfaatkan media sosial untuk berdagang. Salah
satu platform yang sering digunakan adalah LINE. LINE sudah menyediakan layanan
Chatbot untuk para pelaku UKM yang ingin mengirimkan informasi tentang
usahanya, promo produk, atau info lainnya bagi customer. Ibu Crista Sabathaly, LINE@ Senior Business Development
Manager pun kemudian menjelaskan mengenai penggunaan Chatbot di LINE.
Ibu Crista |
“Di
channel LINE sendiri memang ada fitur Chatbot juga. Chatbot itu sudah jadi
primadona di revolusi industri. Di LINE punya platform khusus untuk digital
SMI. Jadi buat para UKM yang ingin melakukan marketing atau customer service
secara langsung, itu bisa di LINE@. Ini seperti official account ya,” jelas Ibu
Crista.
Dengan
LINE@ (LINEat), user dapat
menggunakan akun bisnis untuk berkomunikasi dengan klien atau pelanggan melalui
broadcast message, chatting, dan post timeline. Menurut Ibu Crista,
hingga awal tahun 2018 ini, sudah lebih dari 2,3 juta akun LINE@ terdata di
Indonesia, sejak dibukanya layanan ini sekitar 3 tahun lalu. Nah, beberapa akun
LINE@ memanfaatkan Chatbot untuk memberikan informasi produk dan pemesanannya. LINE@
sendiri menggandeng Bang Joni sebagai Agency Expert untuk menyempurnakan online shop Chatbotnya.
Dengan
layanan Chatbot, selain bisa melayani pelanggan selama 24 jam, tanpa perlu
capek-capek bagi admin untuk balesin satu persatu chat dari pelanggannya, juga
lebih menghemat biaya, karena nggak mesti punya admin khusus untuk balesin
pesan dari pelanggan :D Di LINE@ sendiri broadcast
message bisa diskedul sesuai dengan keinginan. Salah satu tujuan adanya layanan
Chatbot di LINE@ adalah ingin mendekatkan antara pengguna dengan pelanggannya.
CEO
BJtech, Mas Diatce G. Harahap mengungkapkan bahwa BJ tech adalah singkatan dari
Bang Joni technology, yang merupakan conversation digital platform, yang
dikembangkan agar semua orang bisa menggunakannya, tanpa repot harus mengerti
tentang coding terlebih dulu. BJtech
menghadirkan solusi yang ramah untuk semua orang.
Mas Diatce |
“Sekarang
itu, customer experience sangatlah penting. Generasi milenial, memilih brand
itu berdasarkan experience. Kita pernah berkolaborasi dengan Bank BNI membuat
CINTA (Chat with your Intelligent Advisor), yaitu sebuah kanal dengan cara
chatting dengan ‘Cinta’ di media aplikasi chatting, yang dapat melengkapi
fungsi BNI seperti buka rekening, pinjam uang, dll,” papar Mas Diatce.
Nah,
dengan kehadiran BJtech bikin Chatbot nggak perlu coding lagi. Menurut Mas Diatce lagi, bikin Chatbotnya sendiri tak
lebih dari 15 menit. Tinggal bikin LINE@ di LINE, nanti ada panduannya. Gaya bahasa bisa disesuaikan sehingga nanti terlihat seperti bukan bicara dengan bot. Jadi sangat
mudah dan bisa diaplikasikan oleh semua pelaku UKM maupun individu untuk
kepentingannya masing-masing. Menurut saya, kehadiran Chatbot benar-benar dapat
membantu para pelaku usaha maupun customer-nya.
BJtech Dashboard |
Pelanggan
senang karena mendapat layanan yang cepat dan memuaskan. Pengusaha juga terbantu
karena tidak perlu mengeluarkan waktu dan tenaga ekstra untuk melayani
pertanyaan dari pelanggan satu persatu, Dengan begitu tentu omset penjualan
akan meningkat, karena pelanggan yang puas dengan layanannya. Itulah gunanya
teknologi, membuat semua aktivitas kita menjadi lebih praktis, murah, dan efisien. Untuk mengetahui info lebih lengkap mengenai BJtech, bisa kunjungi website bjtech.io ya :)
Foto-foto : Pribadi
0 comments