Asah Passion dan Aktivitas Tanpa Batas dengan Internetnya Indonesia

By Dewi Sulistiawaty - Mei 03, 2023

Berkonten Ria Bersama IndiHome dan Internet
(Sumber gambar: pribadi, created with Canva)

Dulu, almarhumah mamaku pernah bilang, kalau aku anak yang multitalenta. Jujur, bagiku itu bukanlah sesuatu yang patut buat dibanggakan. Mengapa? Karena semua yang aku kerjakan, nggak ada yang benar-benar aku tekuni dengan serius. Hufft.... Mama bilang, semua yang aku tekuni serba nanggung dan ngegantung begitu saja. Hingga mama bingung, akan fokus untuk ngarahin bakatku yang mana. Huhuu, maapkeun, ya Ma :’)

Ketika duduk di bangku sekolah dasar, aku hobi membaca dan menulis. Aku pernah menuliskan beberapa draft cerpen di buku tulis. Rencananya mau kukirim ke majalah anak-anak yang menjadi majalah langganan keluarga. Namun hingga buku tulis berisi cerpen tersebut numpuk di meja belajar, tak ada satu pun yang kukirim. Rencana tinggallah rencana.

Bosan menulis, aku pun ikut sanggar tari. Tiap minggu, aku dan kakakku pergi ke sanggar untuk latihan, khususnya latihan tari daerah. Namun seingatku, aku cuma bertahan setahun belajar menari. Aku kemudian malah tertarik ke dunia musik dan tarik suara. Aku masih ingat, almarhum papa yang rutin membelikanku kaset berisikan lagu-lagu kesukaanku, agar aku bisa mengikuti irama dan menyanyikan kembali lagu-lagu tersebut, dan juga piano elektrik berukuran mini, pianika, serta alat musik recorder untuk menyalurkan hobiku bermain musik.

Saat masuk ke bangku SMP, hobi bermain musikku mulai berkurang, namun aku masih suka mendengarkan musik. Entah mengapa aku mulai suka motongin rambut saudara-saudaraku, haha. Setiap ada yang mau motong rambut, pasti minta tolongnya ke aku. Selain lebih hemat, katanya potonganku juga lumayan. Hingga tetanggaku pun ada yang minta tolong buat dipotongin rambutnya.

Sepertinya aku belajar memotong rambut dengan mengamati para petugas salon yang biasa motongin rambutku dan saudara-saudaraku. Hobiku motongin rambut berlanjut hingga aku SMA. Hingga mamaku pun menyalurkan bakatku ini dengan memasukkanku ke tempat kursus salon atau kecantikan. Seperti biasa, aku cuma betah sebentar saja, dan ikut kursusnya hanya sampai basic level saja. Sementara itu aku juga secara paralel menekuni hobi masak memasak, khususnya baking, wkwk....

Untuk baking, aku bertahan cukup lama. Bahkan hingga sekarang pun aku masih suka, dan sesekali kalau ada waktu luang, aku suka bikin cake dan cookies. Dulu, tiap lebaran, aku paling rajin bikin aneka kue. Mamaku saat itu senang banget, karena nggak perlu repot lagi bikin kue lebaran, hehe. Makanya mama support banget, dengan menyediakan apapun bahan dan peralatan yang aku butuhkan untuk memasak.

Aku suka mencoba resep-resep baru. Namun yang paling sering aku recook adalah resep masakan milik mamaku. Yup, mamaku semasa mudanya pernah ikut kursus memasak. Buku catatan berisi berbagai resep masakan bertuliskan tangan mama masih tersimpan rapi di lemari. Sehingga aku pun bisa mencontek dan recook beberapa resepnya. Menurutku, rasa masakan yang kubuat dulu itu cukup enak kok (dilidahku) :D

Dan pasti nggak ada yang menyangka, kalau aku dulu juga hobi bongkar pasang barang-barang elektronik. Buahaha, aku memang serandom itu. Mungkin inilah salah satu sisi tomboy yang ada pada diriku. Sisi lainnya, selain suka berpakaian yang simpel dengan celana jeans dan kaos, aku juga hobi manjat pohon, manjat genteng, hingga mendaki gunung, dulu :D

By the way, dulu, jika ada colokan atau kabel yang rusak, aku yang suka memperbaikinya. Tak cukup sampai di situ, aku juga suka mengutak atik radio tape, walkman (ada yang tau? XD), hingga barang elektronik terbesar yang pernah aku bongkar adalah TV tabung. Walaupun ada beberapa yang tak berhasil kuperbaiki, namun paling nggak, aku bisa memasang kembali barang elektronik tersebut dengan baik dan benar, wkwkwk.

Namun makin ke sini, akhirnya aku menemukan juga hobi atau passion yang aku disenangi, yaitu memotret. Kesukaan ini berawal dari kekagumanku terhadap hasil jepretan beberapa fotografer profesional. Saat itu, aku pikir akan menyenangkan jika aku juga mampu menghasilkan foto sebagus jepretan mereka. Jika dibandingkan dengan memotret model, aku cenderung lebih suka memotret pemandangan alam.

Walaupun sampai sekarang aku masih belum begitu mahir memotret, dan masih terus belajar di tengah kesibukanku sebagai ibu rumah tangga, namun aku bersyukur, karena beberapa hasil jepretanku ada juga yang nyantol sebagai pemenang dalam kompetisi foto. Belum begitu banyak memang, namun aku sudah bersyukur, paling nggak, hasil jepretanku ada juga yang menarik, hehe....

Berkonten Ria Bersama IndiHome dan internet
Lomba fotografi terakhir yang kuikuti, dan mendapatkan apresiasi
(Sumber foto: pribadi)

Sependek pengetahuanku ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil foto, dan aku akan membagikan beberapa diantaranya yang kuingat. Berikut beberapa hal yang menurutku dapat mempengaruhi hasil foto tersebut.

5 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Foto

Asah fotografi dengan internet IndiHome
(Sumber gambar: pribadi, created with Canva)

1.    Kamera

Untuk bisa memotret, tentu saja kamera menjadi peralatan utama yang harus dimiliki. Semakin tinggi spesifikasi dan fitur yang dimiliki sebuah kamera, maka biasanya hasil fotonya juga akan semakin bagus. Di zaman yang sudah serba canggih ini, tak perlu harus memiliki kamera DSLR/ SLR untuk bisa memotret, karena sudah banyak ponsel pintar yang menawarkan fitur kamera dengan spesifikasi tinggi, yang mampu menghasilkan jepretan sebagus kamera DSLR/ SLR.

2.   Pengambilan Gambar

Agar dapat mengambil foto yang bagus, memang diperlukan pengetahuan tentang teknik pengambilan gambar yang baik. Misalnya dalam mengambil gambar pemandangan, gambar objek berupa model/ orang, atau memotret produk dan makanan, diperlukan teknik pengambilan gambar yang berbeda pula.  

3.  Lighting

Cahaya Ilahi merupakan cahaya terbaik untuk memotret. Meskipun itu nggak berlaku di semua waktu, apalagi di waktu siang hari yang terik. Banyak ahli fotografi yang mengatakan bahwa waktu terbaik untuk memotret dengan memanfaatkan cahaya alami adalah di pagi hari, sekitar pukul 08.00 hingga 10.00 WIB, dan di sore hari sekitar pukul 16.00 hingga 17.00 WIB. Cahaya matahari yang cukup rendah, menghasilkan pencahayaan yang lembut.

Walaupun begitu, ada juga beberapa fotografer yang memanfaatkan cahaya siang yang terik untuk memotret objek manusia yang bekerja keras, seperti pekerja konstruksi, penambang, serta berbagai kegiatan festival atau street photography. Cahaya yang terang di siang hari menghasilkan gambar dengan tingkat kontras yang cukup tinggi, sehingga dapat menampilkan foto yang tajam dan ‘hidup’.

Namun saat ini banyak juga fotografer yang memanfaatkan pencahayaan dari peralatan lighting, yang bisa diperoleh dengan mudah di pasaran. Foto yang dihasilkan pun tak kalah bagus dengan foto yang diambil menggunakan cahaya alami, tergantung dari kualitas lighting yang digunakan, serta skill memotret yang dimiliki. Pemilihan pencahayaan ini dapat mempengaruhi kualitas gambar yang diambil.   

4.  Angle

Angle atau sudut pengambilan gambar menjadi faktor penting juga dalam menghasilkan foto yang bagus. Misalnya saat memotret orang. Jika ingin modelnya terlihat lebih tinggi, maka biasanya fotografer akan mengambil gambar dari sudut yang rendah. Begitupun saat ingin modelnya nampak lebih ramping, atau wajahnya terlihat lebih tirus, fotografer biasanya akan mengambil gambar dari angle yang berbeda pula. Saat memotret pemandangan pun, ada beberapa komposisi dan sudut pengambilan gambar yang digunakan agar foto yang dihasilkan terlihat lebih menarik.

5.  Pengeditan 

Proses terakhir dari memotret biasanya adalah memoles gambar agar terlihat lebih bagus, dengan cara mengeditnya. Walaupun seorang fotografer sudah profesional, namun tak jarang dari mereka yang kemudian mengedit foto-foto bidikannya sebelum diberikan kepada klien, atau diunggah ke website dan media online lainnya.

Pengeditan yang dilakukan mulai dari yang standar, seperti mengatur kecerahan, mengubah ukuran gambar, cropping, dan lain sebagainya, hingga yang profesional, seperti menghilangkan bagian-bagian yang dirasa nggak penting atau mengganggu dalam foto. Namun ada juga yang nggak melakukan pengeditan pada foto-fotonya, karena menganggap gambar yang dibidik sudah bagus dan sesuai dengan yang diinginkan.

 

Itulah beberapa faktor yang umumnya dapat mempengaruhi hasil foto. Masih banyak lagi faktor lainnya yang mesti dipelajari, jika ingin menjadi fotografer yang dapat menghasilkan foto-foto yang unik dan berkualitas. Aku sendiri masih terus belajar, secara otodidak tentunya. Biasanya aku memanfaatkan internet atau Wifi rumah untuk browsing, dan mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan seputar dunia fotografi di sana.

Hingga beberapa bulan yang lalu, aku menemukan sebuah informasi menarik yang berhubungan dengan dunia memotret. Postingan seorang fotografer (ini kulihat dari profilnya) melintas di lini media sosialku. Saat itu dia membagikan ilmu fotografi yang dimilikinya, sekaligus memberikan tips bagaimana caranya agar foto-foto yang kita miliki, tak hanya dipajang di media sosial saja, atau berakhir di galery foto, namun juga bisa berpeluang menghasilkan cuan. Yup, dia mengajarkan bagaimana caranya menjual foto-foto tersebut di internet dalam bentuk digital. Fyi, saat ini sudah banyak situs penyedia foto yang bisa dimanfaatkan untuk bisnis jual beli foto.

Tertarik dengan informasi tersebut, aku pun akhirnya membuat akun sebagai kontributor di salah satu situs penyedia foto berbayar yang cukup terkenal. Awalnya masih bingung bagaimana caranya mengunggah foto, dan memilih foto-foto yang akan lolos di sana. Namun akhirnya aku berhasil juga. Ternyata penyeleksian foto-fotonya cukup ketat. Foto yang kukira menarik dengan kualitas yang bagus, ternyata belum tentu lolos, karena beberapa aspek yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh situs tersebut.

Tiap foto yang berhasil kuunggah dan lolos di sana, membuatku makin semangat untuk mencari foto-foto lain yang bisa diunggah. Fyi, aku menggunakan Wifi rumah agar proses unggah mengunggah fotonya berjalan dengan lancar. Ini karena koneksi internet dari Wifi rumah memiliki kecepatan yang lebih besar dari pada paket data seluler yang kupakai.

 

Dukungan Internet untuk Aktivitas Tanpa Batas

Internet IndiHome untuk Aktivitas Tanpa Batas
(Sumber gambar: pribadi, created with Canva)

Saat ini koneksi internet sudah menjadi suatu hal yang penting, dan dibutuhkan oleh seluruh masyarakat. Keberadaannya mampu melibas jarak dan waktu. Bahkan bisa sangat efektif untuk menghemat tenaga dan uang. Segala kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi yang dinamakan internet, telah membuat manusia sangat bergantung dengan keberadaannya.

Seperti aku, yang hampir di semua aktivitasnya mengandalkan koneksi internet, termasuk untuk mengunggah foto-fotoku ke berbagai platform digital. Tak hanya itu, untuk mencari informasi, mengunduh aplikasi, mengedit foto, hingga transaksi, aku juga memanfaatkan internet. Seperti buku, internet itu ibaratnya jendela buat aku bisa melihat dunia.

Berkonten Ria Bersama IndiHome Internet
(Sumber gambar: pribadi, created with Canva)

Keberadaan internet tentu saja nggak lepas dari internet provider. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jasa internet provider. Bagiku, memilih internet provider itu seperti memilih pasangan. Mesti tahu, bebet, bibit, dan bobotnya, agar nggak menyesal di kemudian hari. Untuk koneksi internet, tentunya aku ingin yang berkualitas, baik dari segi koneksi internet, maupun dari segi keamanan, banyak pilihan paket internetnya, layanan konsumennya juga bagus, dan tentunya harga yang bersahabat.

Ketika pilihanku jatuh pada internet provider keluaran Telkom Indonesia, yaitu IndiHome, itu berarti aku sudah mempertimbangkannya secara matang. Menurutku IndiHome sudah memenuhi kriteria yang kuinginkan dari sebuah internet provider. Sebagai salah satu produk layanan dari Telkom Indonesia, IndiHome menyediakan beragam pilihan paket internet.

Ada pilihan paket internet berdasarkan kecepatan, dan ada juga pilihan paket internet berdasarkan harga paketnya. Untuk paket internet berdasarkan kecepatan, tersedia pilihan paket dengan kecepatan mulai dari 10 Mbps hingga 300 Mbps. Sedangkan berdasarkan harganya, tersedia paket internet mulai dari harga 300 ribuan rupiah hingga 900 ribuan rupiah. Jadi aku atau pelanggan IndiHome yang lain bisa memilih paket internet yang sesuai dengan kebutuhan, dan juga kantong masing-masing.

Secara kualitas, menurutku jaringan internet IndiHome juga bagus dan berkualitas. Ini karena IndiHome menggunakan teknologi fiber optic, sehingga kualitas internetnya tetap stabil walau dalam kondisi cuaca apapun. IndiHome tak hanya menyediakan layanan internet saja, namun juga layanan telepon rumah dan TV interaktif. Untuk layanan ini pun pelanggannya bisa memilih, apakah mau berlangganan layanan Internet saja (paket 1P), atau paket 2P, yaitu berlangganan layanan internet dan telepon rumah/ layanan internet dan TV interaktif saja, atau paket 3P, yaitu layanan internet, telepon rumah, dan TV interaktif.

Internet dan Berkonten Ria Bersama IndiHome
 Menikmati layanan TV interaktif  dan internet IndiHome sekaligus
(Sumber foto: pribadi)

Selama ini aku puas dengan layanan dari IndiHome, karena jadi terbantu untuk berselancar di dunia maya. Kecepatan internetnya membuatku senang dan nyaman untuk melakukan berbagai aktivitas di ruang digital. Banyak pengetahuan dan informasi yang kudapatkan dari internet. Ide dan kreativitas seperti mengalir deras. Beberapa dari kreativitas tersebut kuunggah di media sosial, untuk sekedar berbagi dengan yang lain.

Internet mampu membuatku beraktivitas tanpa batas. Aktivitas di ruang digital pun jadi semakin seru dan membuatku bersemangat untuk terus #BerkontenRiaBersamaIndiHome. Semoga pengetahuanku seputar fotografi terus bertambah, dan semakin tajam terasah, sehingga nanti aku mampu menghasilkan karya yang lebih unik dan menarik. Aamiin 😊


  • Share:

You Might Also Like

0 comments