JNE Deklarasikan Hari Bahagia Bersama

By Dewi Sulistiawaty - September 09, 2021

JNE Deklarasi Hari Bahagia Bersama

 “Hidup itu hanya sekali, maka jadikan dirimu berarti. Dan hidup itu tidak akan ada artinya jika tidak bisa memberi manfaat buat orang lain”

-   Kang Maman Suherman –

 

Kalimat yang bijak yang dituturkan oleh orang yang bijak, yaitu Kang Maman Suherman. Siapa yang tak kenal dengan beliau, seorang yang sederhana, yang selalu hadir dengan kata-katanya yang lugas dan selalu mengena di hati. Saya sering menyaksikan beliau saat sedang beraksi di salah satu stasiun televisi. Rangkaian kata yang dipilihnya benar-benar tepat dan enak didengar.

Beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan untuk mendengarkan celoteh beliau via webinar yang diselenggarakan oleh JNE. Ternyata Kang Maman baru saja menyelesaikan penulisan buku beliau yang mengulas tentang “bahagia”. Webinar yang diselenggarakan pada hari Selasa, 7 September 2021 tersebut juga menghadirkan pembicara dan tamu inspiratif lainnya, seperti Bpk M. Feriadi Soeprapto, selaku Presiden Direktur JNE, Bpk M. Misrad (Mice) sebagai seorang Kartunis, Bang Andy F. Noya, Mbak Melanie Subono dan Ivan Gunawan.

JNE Deklarasi Hari Bahagia Bersama
Peluncuran Buku Bahagia Bersama, kolaborasi JNE, Kang Maman, dan Bang Mice

Jika ngomongin soal bahagia, apa sih arti bahagia itu menurut kamu? Perlukah bahagia itu dicari? Atau dia bisa datang sendiri? Apakah bahagia itu bisa dibagi atau ditularkan pada orang lain? Banyak sekali pertanyaan tentang “si bahagia” ini. Inilah yang dibahas dalam webinar tersebut.

Di awal Kang Maman menceritakan bagaimana awalnya beliau sampai bisa menuliskan sebuah buku berjudul Bahagia Bersama, yang menjadi buku ke-28 yang beliau tulis. Ternyata buku yang dituliskan Kang Maman ini merupakan profil dari perusahaan JNE, lho. Kang Maman mengaku bahwa selama ini beliau tidak pernah menuliskan buku tentang profil perusahaan atau biografi seseorang, karena beliau tidak suka didikte atau harus menuliskan sesuatu sesuai dengan keinginan orang yang hendak beliau tulis.

Butuh waktu sekitar 3 tahun bagi Kang Maman hingga akhirnya mau menerima pinangan dari JNE untuk menuliskan buku tentang profil perusahaan tersebut. Berkat kegigihan pihak JNE, serta permintaan Kang Maman yang disetujui oleh pihak JNE untuk bisa menuliskan buku tersebut sesuai sudut pandangnya, tanpa didikte, dan diberi kebebasan seluas-luasnya untuk menulis, hingga 3 bulan kemudian buku ini pun terlahir.

Menulis bagi Kang Maman bukanlah sekedar untuk menyenangkan dirinya sendiri, namun juga bisa membuat senang pembacanya dan dapat menjadi hikmah bagi pembaca. Begitupun dengan Buku Bahagia Bersama ini. Ada beberapa kisah inspiratif dan bahagia yang dituliskan oleh beliau di dalam buku tersebut. Dari cerita yang Kang Maman peroleh saat menuliskan buku tersebut, makin meyakinkan beliau bahwa ternyata Berbagi, Memberi, dan Menyantuni bukan sekedar slogan bagi JNE, namun sudah mendarah daging di tubuh orang-orang yang berada di balik JNE sendiri.

Dalam pembuatan Buku Bahagia Bersama ini, Kang Maman menggandeng Bang Mice, untuk menghidupkan tulisan-tulisannya. Lalu apakah sebagai seorang kartunis, Bang Mice sudah bahagia? Menurut Bang Mice, seorang kartunis itu dituntut untuk bisa membuat karya yang lucu. Baginya menjadi seorang kartunis itu sangat menyenangkan, karena di saat proses berkarya, ia sudah bisa tertawa. Lalu di saat karyanya dibaca oleh orang lain, dan orang tersebut bisa tertawa, ini tentu akan menjadikannya lebih bahagia lagi, karena selain bisa menghibur dirinya sendiri, ia juga bisa menghibur orang lain.

JNE sendiri di usianya yang ke-31 tahun sering melakukan berbagai kegiatan sosial, dan berbagi kebahagiaan pada pelanggan setianya maupun mayarakat luas. Ini sesuai dengan slogan JNE, yaitu “Connecting Happiness”. Bapak Feriadi menjelaskan bahwa sejak awal, Founder JNE, yaitu almarhum Bapak H. Soeprapto sudah menanamkan mindset bagi JNE untuk selalu menyantuni anak-anak yatim dan juga lingkungan di sekitarnya.

Bapak Feri menceritakan bahwa saat itu JNE masih baru merintis dan belum menghasilkan keuntungan yang berarti. Jika orang lain berprinsip untuk mendapatkan keuntungan terlebih dulu baru kemudian menyantuni, namun prinsip dari almarhum Bapak H. Soeprapto malah sebaliknya, kita harus menyantuni terlebih dulu untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar nantinya.

Prinsip inilah yang hingga sekarang masih terus diterapkan oleh JNE. “Di JNE kami percaya, bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan, tentunya ini akan ada balasannya. JNE dalam hal ini tentu ingin selalu berbisnisnya itu bukan hanya dengan manusia, namun juga berbisnis dengan tuhan. Kita yakin betul ada keberkahan dari apa yang kita lakukan saat ini,” ujar Bapak Feri.

“Jika disuruh memilih, apakah ingin mendapatkan keuntungan dari manusia atau mendapatkan keuntungan dari tuhan, maka saya akan memilih mendapatkan keuntungan dari tuhan”.

(M. Feriadi Soeprapto)

 

Bang Andy F. Noya juga setuju dengan prinsip berbagi yang diutarakan Bapak Feriadi. Menurut beliau, salah kaprah ketika orang berpikir bahwa mereka baru bisa berbagi setelah mereka memiliki materi yang cukup. Dalam kenyataannya, mereka tidak tahu, bahwa dalam kitab suci manapun, tuhan menjanjikan, ketika seseorang berbagi, maka tuhan akan membalasnya berkali lipat. Berbagi itu tidak akan membuat kita miskin. Berbagi pun tidak melulu dalam bentuk materi. Ilmu dan keterampilan yang kita miliki bisa kita bagi dengan orang lain. Fyi, Bang Andy merupakan Pendiri dari BenihBaik.com.

“Bahagia tidak melulu diukur dari materi. Ketika orang yang miskin itu bersedekah 2000 rupiah, nilainya akan tinggi sekali di mata tuhan dibandingkan orang kaya yang bersedekah jutaan rupiah. Berbagi itu tak perlu menunggu hingga kita kaya atau memiliki materi yang cukup,” ujar Bang Andy.

“Gelar, kekayaan, dan kesuksesan tidak bisa diidentikkan dengan kebahagiaan. Ketika hidup seseorang bukan hanya untuk dirinya saja, namun bisa berdampak bagi orang lain. Di situlah orang tersebut akan menemukan kebahagiaan yang hakiki.”

(Bang Andy F. Noya)

 

Sementara Ivan Gunawan atau yang kerap disapa Igun, di tengah kesibukannya sebagai seorang artis sekaligus entrepreneur, tak menjadikan dirinya stres atau pusing. Igun mengaku bahwa dirinya bahagia karena ini merupakan pilihan hidupnya. Igun bahagia bisa menjadi fashion designer sesuai dengan passionnya sekaligus bekerja di dunia entertainment, dan pilihannya ini didukung oleh keluarganya.

Bagi Igun, dia bahagia kalau ada orang yang minta foto bersama dirinya. Mengingat saat ini tidak semua orang yang mengidolakan seorang artis. Sehingga di saat ada orang yang mau menyempatkan dirinya untuk berfoto bersama dirinya, itu suatu yang membahagiakan baginya, dan tak lupa ia akan mengucapkan terima kasih pada orang tersebut.

Igun juga mengatakan bahwa apa yang ia miliki saat ini tidak sepenuhnya adalah miliknya. Itu menjadi tolak ukur baginya untuk bisa membahagiakan orang-orang di sekitarnya. Igun yakin semua orang punya caranya sendiri untuk membahagiakan orang lain, dan itu tidak bisa dibanding-bandingkan antara satu dengan yang lainnya.

Sedangkan Mbak Melanie, selain menjadi seorang seniman, juga merupakan Pendiri dari Rumah Harapan Melanie, sebuah gerakan untuk penggalangan dana kemanusiaan, yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. “Hari ini udah 14 tahun sejak gerakan Rumah Harapan berdiri, dan kita melakukan kebaikan kecil setiap harinya. Kita gak hanya menerima donasi dalam jumlah besar, namun dari yang kecil seperti 2000-an juga kita kumpulkan. Semua harus tahu, dari uang kecil ini kita bisa membantu banyak orang,” jelas Melanie.


Makna bahagia:

Bapak M. Feriadi: Dari sisi JNE dengan tagline-nya “Connecting Happiness”, bahagia adalah saat JNE berhasil mengirimkan paket dengan baik dari pihak penjual ke pihak pembeli. JNE bahagia, penjual bahagia, dan pembeli pun bahagia.

“Bahagia sendiri itu merupakan kesenangan. Bahagia bersama itu adalah kebahagiaan sesungguhnya”.

Melanie Subono: Dengan hastag-nya “jangan mati sebelum berguna”, arti bahagia itu adalah bisa menjadi orang yang berguna dan membuat orang lain bahagia.

Ivan Gunawan: Bahagia adalah bisa berbagi dan melihat orang tersebut tersenyum.

Bang Andy F. Noya: Bahagia itu adalah bisa berbuat baik dan memberikan dampak yang bermakna bagi orang lain.

Bang Mice: Bahagia saat coretan kartunnya bisa membantu dan bermakna bagi orang lain.

 

JNE Deklarasi Hari Bahagia Bersama
Buku Bahagia Bersama

Tanggal 7 September kemarin akhirnya Buku Bahagia Bersama yang merupakan hasil kolaborasi antara Kang Maman, Bang Mice, dan JNE resmi diluncurkan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Buku Bahagia Bersama ini merupakan nilai-nilai yang ada pada JNE, yang berbicara mengenai berbagai praktik yang biasa dilakukan oleh JNE, testimoni-testimoni yang disampaikan oleh teman, kerabat, dan juga penggunanya.

Bersamaan dengan peluncuran Buku Bahagia Bersama ini, JNE juga mendeklarasikan Hari Bahagia Bersama pada tanggal 7 September. Bagi kamu yang ingin mengetahui apa saja yang ditulis Kang Maman di Buku Bahagia Bersama ini, kamu bisa beli bukunya di toko buku Gramedia atau order secara online melalui website gramedia.com, atau bisa juga di toko resmi JNE di Tokopedia dan Shopee ya.   

  • Share:

You Might Also Like

0 comments