Yuk! Berdonasi untuk Penderita Diabetes di Sun Life Virtual Charity Run

By Dewi Sulistiawaty - Desember 11, 2019

Tahukah kamu kalau setiap tanggal 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia atau World Diabetes Day? Sebegitu parahnya kah tingkat angka penderita diabetes di dunia ini, sampai-sampai harus ada satu hari yang ditetapkan sebagai Hari Diabetes, agar semua orang aware mengenai diabetes dan bahayanya penyakit ini.

cara cegah diabetes

Sebenarnya mengapa semakin banyak orang yang terkena diabetes ini ya? Setahu saya, belajar dari berbagai seminar yang saya ikuti, diabetes ini bukanlah penyakit yang tiba-tiba saja menyerang tubuh, namun berlangsung lama hingga akhirnya jika tidak ditangani sedini mungkin, akan menjadi kronis.

Diabetes disebabkan karena sel tubuh yang tidak mampu menyerap glukosa di dalam darah dengan baik, sehingga terjadi penumpukan. Padahal glukosa sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi. Kondisi ini tentu saja dapat menimbulkan berbagai gangguan organ di dalam tubuh.

Tak jauh berbeda dari informasi yang saya ketahui, dr. Dante Saksono Harbuwono Sp.PD-KEMD, PhD, seorang Spesialis Kelenjar (Endokrinologi) dari RSCM serta Kepala Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/ RSCM juga menyampaikan hal yang sama. Informasi ini dijelaskan oleh dr. Dante pada acara Press Conference bertajuk “Komitmen Sun Life Meningkatkan Kesadaran Diabetes di Indonesia” yang diselenggarakan hari Kamis, 14 November 2019 di Kantorkuu Coworking & Office Space, Kuningan, Jakarta.
cara cegah diabetes
Talkshow bersama Sun Life Indonesia
Saya mendapatkan informasi, bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Kampanye “Live Healthier Lives” yang beberapa waktu lalu sudah dicanangkan oleh Sun Life Indonesia. Dari kegiatan ini bisa diketahui bagaimana komitmen Sun Life Indonesia dalam melawan diabetes di Indonesia, dengan harapan tingkat literasi diabetes masyarakat dapat meningkat.  

Di awal acara, Bapak Kaiser Simanungkalit sebagai Vice President, Head of Branding & Communications Sun Life Indonesia menyampaikan bahwa untuk membantu mengkampanyekan kampanye “Live Healthier Lives”, Sun Life Indonesia bekerja sama dengan dua orang public figure, yaitu Kelly Tandiono dan Ibnu Jamil. Pemilihan Kelly dan Ibnu Jamil tak lepas dari gaya hidup sehat yang biasa mereka lakukan dalam keseharian. Diharapkan mereka dapat menjadi icon gaya hidup sehat, dan menyebarkan kampanye ini ke masyarakat luas.
cara cegah diabetes
Bpk Kaiser
“Berdasarkan info dari badan statistik, beberapa tahun lagi kita akan dihadapkan pada bonus demografi. Sudah saatnya kita menyiapkan generasi muda kita sejak dini agar bisa hidup sehat. Jadi nantinya mereka tidak saja menjadi generasi yang pintar namun juga sehat. Ini penting, karena saat ini generasi muda kita mengalami tantangan di dalam bidang kesehatan,” ujar Bapak Kaiser.

Bicara mengenai kesehatan, WHO sendiri memprediksi bahwa pada tahun 2030 nanti terdapat sekitar 21,3 juta jiwa masyarakat Indonesia yang mengidap diabetes tipe 2. Tentu saja hal ini mesti diantisipasi sesegera mungkin. Diabetes ini tidak saja mempengaruhi kualitas hidup serta perekonomian si penderita, namun juga mempengaruhi perekonomian bangsa ini.

Dulu orang beranggapan bahwa diabetes merupakan penyakit genetik atau turunan. Padahal penyebab diabetes bukan hanya karena faktor genetik saja, namun juga dipengaruhi oleh pola hidup sehat yang dijalankan sehari-hari.

Faktor inilah yang menyebabkan Sun Life Indonesia ikut tergerak untuk memerangi diabetes, dan mencoba membantu mengurangi angka penderita diabetes di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan meningkat literasi dan kesadaran masyarakat terhadap diabetes.

Tak hanya pada orang dewasa, Sun Life Indonesia juga menyasar pada anak-anak, dengan memberikan edukasi mengenai diabetes. Diharapkan dengan memberikan literasi diabetes pada anak-anak sejak dini, mereka bisa sadar akan bahayanya diabetes. Begitupun dengan ibu-ibu, yang berperan besar dalam menjaga kesehatan keluarganya.

Nah, bertepatan dengan diperingatinya Hari Diabetes Sedunia atau Diabetes Day 2019, Sun Life Indonesia meluncurkan sebuah inisiatif terbaru, dengan memanfaatkan jangkauan digitalisasi yang luas, yaitu Sun Life Virtual Charity Run.

Sun Life Virtual Charity Run merupakan sebuah ajang lari bersama secara virtual dengan tujuan menggalang donasi untuk meningkatkan kesadaran, edukasi, pencegahan, serta penanganan diabetes. Secara umum dengan kegiatan ini Sun Life ingin mengajak lebih banyak masyarakat untuk berpatisipasi dalam gerakan kolektif melawan diabetes.

“Tugas kita cuma dua, yaitu mengedukasi dan membangkitkan empati. Jadi kegiatan charity run yang kita lakukan ini tak hanya memberikan edukasi, namun juga membangkitkan empati dari masyarakat, bahwa dengan ikut dalam kegiatan ini, mereka telah ikut berdonasi. Tiap 1km yang ditempuh akan dikonversikan menjadi donasi 100 ribu rupiah. Nanti uang pendaftaran yang terkumpul akan kita berikan pada penderita diabetes yang membutuhkan bantuan,” jelas Bapak Kaiser lagi.

Usai mendapatkan informasi mengenai alasan diselenggarakannya acara ini, semua peserta yang hadir mendapatkan edukasi mengenai diabetes dari dr. Dante. Seperti yang sudah saya tuliskan sedikit di atas, bahwa angka penderita diabetes di Indonesia terbilang cukup tinggi. Angka ini didapatkan dari hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2017.  

Menurut dr. Dante, orang pre-diabetes atau orang yang belum terkena diabetes, namun berpeluang terkena diabetes, angkanya lebih banyak, bahkan 6 kali lipat dari orang yang terkena diabetes. Indonesia menduduki peringkat keempat untuk pre-diabetes.
cara cegah diabetes
dr. Dante
“Masalah diabetes bukan saja bicara tentang angka gula darah, tapi ini adalah dasar yang membuat kita berawalan dengan diabetes. Hal terpenting dalam pencegahan diabetes adalah dengan melakukan deteksi dini pada kelompok pre-diabetes. Jika dulu diabetes dikatakan sebagai penyakit yang tidak bisa sembuh. Namun sekarang dengan teknologi baru pengobatan, sudah bisa membuat orang yang diabetes sembuh,” ungkap dr. Dante.

Orang yang berisiko tinggi terkena diabetes

Etnik tertentu.
Belum diketahui penyebabnya, entah karena faktor genetik, makanan, atau kebiasaan gaya hidup di daerah tersebut, namun penderita diabetes ternyata banyak ditemui pada etnik-etnik tertentu. Misalnya di Manado, yang banyak penderita diabetes.

Berat badan berlebih
Yang paling berisiko terkena diabetes adalah orang dengan obesitas sentral. Obesitas sentral bisa dilihat dari ukuran lingkar perutnya. Untuk perempuan Asia, jika ukuran lingkar perutnya lebih dari 80cm, serta untuk pria lebih dari 90cm, ada kemungkinan berisiko terkena diabetes.

Kurang aktivitas fisik
Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan olahraga secara rutin. Padahal olahraga dapat melancarkan peredaran darah dan metabolisme dalam tubuh. Apa yang diasup atau dimakan, mesti diseimbangkan dengan melakukan aktivitas fisik, agar zat yang tidak diperlukan oleh tubuh, bisa di keluarkan dan tidak menumpuk di dalam tubuh.

Diet yang tidak seimbang
Beberapa orang yang ingin berat badannya turun melakukan diet, namun tidak memperhatikan efeknya bagi kesehatan tubuh. Misalnya tidak sarapan pagi, tidak memperhatikan jumlah kalori, protein, dan lemak yang diasup, makanan kurang serat, dan banyak lagi model diet yang ternyata malah tidak bermanfaat bagi tubuh, namun malah memperburuk kesehatan tubuh, termasuk bisa berisiko terkena diabetes.

Tanda-tanda Pre-Diabetes

Tak hanya hal di atas, dr. Dante pun menginfokan bahwa untuk mengetahui seseorang dengan pre-diabetes, bisa dilihat secara fisik, yaitu di bagian belakang lehernya terdapat lingkar atau garis coklat kehitaman. Jadi jika melihat garis ini di belakang leher saudara, keluarga, dan teman, atau mungkin diri sendiri, sebaiknya segera periksakan kesehatan ke dokter.

Selain itu, jika tubuh tiba-tiba merasa mengantuk sehabis makan, ini juga merupakan tanda-tanda pre-diabetes. Lalu luka yang tak kunjung sembuh, berat badan yang terus turun padahal makannya sering, keputihan, kesemutan, pandangan mulai kabur, serta berkurangnya kemampuan dan fungsi ereksi, termasuk dalam tanda-tanda orang dengan pre-diabetes. Menurut dr. Dante, ada 3 gejala klasik diabetes (3P) yang bisa dikenali, yaitu poliuri (sering buang air kecil), polifagi (sering merasa lapar), dan polidpsi (sering merasa haus).

Pada penderita diabetes, penyakit jantungnya bisa meningkat hingga 2 sampai 4 kali lipatnya. 80% penderita diabetes bahkan meninggal bukan karena tekanan gula darahnya, namun karena serangan jantung.

Seperti yang disampaikan oleh Bapak Kaiser di atas, bahwa penderita diabetes tidak saja menanggung derita sakit secara fisik, unproductive, dan menjadi beban bagi keluarganya, namun juga dapat mempengaruhi perekonomian keluarga, bahkan bangsa. Sebenarnya masalah ini bisa dicegah dengan cara menjalankan pola hidup sehat dalam keseharian. Tak hanya sehat fisik namun juga sehat finansial. Karena seperti yang kita semua ketahui, bahwa yang namanya sakit tidak ada yang tahu kapan datangnya.

Jika mau ikut berpatisipasi dan ambil bagian dalam #TeamUpAgainstDiabetes bersama Kelly dan Ibu Jamil, kamu bisa join di http://resolutionrunindonesia.com ya. Selain bisa dapat sehatnya, kamu juga telah berbuat kebaikan dengan ikut berdonasi dalam Resolution Run 2020.



Foto-foto: pribadi

  • Share:

You Might Also Like

0 comments