Aplikasi ArcGIS FOI dari Esri Indonesia untuk Negeri

By Dewi Sulistiawaty - Agustus 27, 2018


Baru kali ini saya ikut acara yang diadakan di kelurahan, tepatnya di Kelurahan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Suasana Kantor Kelurahan Cipulir pagi itu ramai sekali. Mulai dari beberapa warga yang sepertinya sibuk mengurus KTP dan surat-surat lainnya, hingga sekelompok ibu-ibu yang membawa serta anak-anaknya. Rupanya di Kantor Kelurahan Cipulir sedang dilaksanakan kegiatan SADARI (Sayap Dari Ibu) yang diselenggarakan oleh Foodbank Indonesia (FOI).

Program SADARI FOI di Kelurahan Cipulir, Kebayoran Lama
SADARI merupakan salah satu program holistik FOI berupa intervensi pangan pada balita usia 2 – 5 tahun yang memiliki status gizi buruk atau balita yang di Kartu Menuju Sehat nya berada di garis kuning dan dibawah garis merah. Kegiatan SADARI berupa Operasi Timbang (pengukuran berat badan dan tinggi badan), serta pembagian makanan tambahan (roti, susu, buah-buahan, bubur kacang hijau, dll). Baidewei, ternyata Kebayoran Lama, tepatnya Kelurahan Cipulir baru pertama kali mendapatkan kegiatan SADARI dari FOI. Info ini saya dapatkan saat menghadiri prosesi penandatanganan MOU antara FOI dan Esri Indonesia.

Membangun akses pangan masyarakat dengan teknologi terkini
Apa itu Esri Indonesia? Info tentang FOI silakan baca Menuju Indonesia Merdeka 100%.  Esri Indonesia singkatan dari Environmental System Research Institute Indonesia, merupakan sebuah perusahaan penyedia software sistem informasi geografi internasional, GIS berbasis web, dan manajemen geodatabase. Dukungan seperti apa yang diberikan oleh Esri Indonesia untuk FOI? Informasi ini dijelaskan oleh Bapak Achmad Istamar, selaku CEO Esri Indonesia di Kantor Kelurahan Cipulir, Kebayoran Lama pada hari jumat, 24 Agustus 2018 kemarin.

Teknologi berupa aplikasi ArcGIS diberikan Esri Indonesia untuk FOI. Aplikasi dari Esri bisa digunakan untuk melihat daerah mana saja yang masih tertinggal, dan butuh bantuan. Aplikasi juga bisa digunakan untuk memberikan penyuluhan pada masyarakat, serta data-data penting lainnya yang diperlukan. Dengan aplikasi yang diberikan, Esri Indonesia berharap para pakar dalam bidang peningkatan gizi dapat memandu, sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh para orangtua, para pemangku kepentingan, pejabat pemerintah, serta lembaga-lembaga yang memberikan santunan, supaya santunan yang diberikannya menjadi lebih tepat sasaran.  

Bpk Achmad
“Kami dari Esri Indonesia juga bangga dan senang bahwa di Indonesia ini masih banyak putra putri bangsa yang sangat peduli dengan kesejahteraan bangsanya. Permasalahan gizi adalah permasalahan dunia. Dari data yang kami dapatkan, ada sekitar 800 juta penduduk dunia yang sedang mengalami permasalahan kekurangan gizi. Mudah-mudahan kita di Indonesia ini bisa berjuang untuk menekan bahkan menghilangkan permasalahan ini. Diharapkan dengan penggunaan aplikasi geografis ini, ke depannya akan terjadi kolaborasi, pertukaran informasi yang lebih lancar terkait situasi, kondisi, lokasi, apa yang dibutuhkan, dan penyebabnya, antara masyarakat yang mengetahui di sekitar lingkungannya ada kondisi tersebut, bisa melaporkan,” imbuh Bapak Achmad.

Aplikasi ArcGIS FOI
Indonesia yang kaya dengan sumber daya alamnya, negara kepulauan yang kaya dengan sumber daya darat dan laut, tidak semestinya kekurangan sumber makanan bergizi. Melihat hal ini, Esri Indonesia, perusahaan penyedia perangkat untuk melakukan analisa secara geografis tergerak untuk membantu mengatasi permasalahan gizi di Indonesia. Perangkat ini sudah dihibahkan ke lebih dari 28 universitas di seluruh Indonesia, seperti di ITB, ITS, UI, Undip, dll. Kenyataannya di Indonesia, data geografis sangatlah penting, karena Indonesia negara yang sangat geografis, dengan 17 ribu lebih pulau yang tersebar di 34 provinsi.     

Lurah Cipulir, Kebayoran Lama, Bapak Adi Krisno Prayogo yang juga turut hadir dalam acara prosesi penandatanganan MOU ini menyatakan dukungannya terhadap program-program FOI, begitupun dengan rencana pengembangan program lainnya yang akan dilaksanakan oleh FOI. Salah satunya adalah program SADARI yang baru dimulai hari itu.

Lurah Adi
“Program ini sangat bagus sekali. Kami dari pemerintahan sangat mendukung karena dapat membantu program pemerintah dalam rangka mengentaskan kemiskinan dan gizi buruk. Apalagi jika program ini masuk pada tingkat kabupaten/ kota, sehingga bisa menyasar ke berbagai kelurahan. Jadi tidak hanya satu kelurahan saja. Saya harap kegiatan ini bisa terus dan berkembang. Semoga kerja sama ini dapat memberi manfaat serta perubahan, terutama bagi kami,” ujar Bapak Adi.

Penandatanganan MOU kerja sama antara FOI dan Esri Indonesia disaksikan oleh Lurah Cipulir, Kebayoran Lama, Bapak RT, para relawan FOI, warga Cipulir, dan tamu undangan yang hadir. Aplikasi ArcGIS FOI, ke depannya dapat diakses oleh semua orang, serta bisa ikut berpartisipasi untuk melaporkan kondisi di lingkungan sekitarnya yang masih membutuhkan bantuan, seperti lansia, fakir miskin, dan anak-anak yang kekurangan gizi. Tak hanya berupa data, FOI juga bisa mengecek langsung lokasi detil daerah yang membutuhkan bantuan tersebut.

Signing MOU FOI dan Esri Indonesia
Usai prosesi pendantanganan MOU, Bapak Hendro Utomo, selaku Founder Foodbank Indonesia (FOI) menjelaskan sedikit mengenai program FOI. Bahwa program SADARI untuk pertama kalinya dilakukan di Kali Baru, Cilincing. Menurut Bapak Hendro untuk membantu itu sebaiknya di mulai dari orang terdekat kita terlebih dulu, mulai dari keluarga, tetangga, dan lingkungan sekitar kita.

Bpk Hendro
“Kita ingin membantu para ibu untuk memberikan ‘sayap’  bagi anak-anaknya. Gizi yang baik itu ibarat sayap bagi anak-anak. Dengan gizi yang baik, suatu saat anak-anak ini bisa ‘terbang yang tinggi seperti elang’, sehingga bisa melihat lebih luas dan bisa berdaya untuk orang lain juga. Anak yang kekurangan gizi itu ibarat anak yang patah sayapnya. Ibu-ibu ini yang ingin kami bantu,” jelas Bapak Hendro.

Saat perdana program SADARI di Kali Baru, FOI baru bisa memberikan bantuan yang sangat sederhana berupa susu, dan sesekali roti. Yang awalnya dilaksanakan 2 kali seminggu hingga akhirnya bisa 5 kali seminggu. Alhamdulillah kegiatan ini membawa hasil. Anak-anak yang tadinya berat badannya di bawah garis kuning dan bahkan di garis merah, akhirnya berangsur-angsur naik. Hal ini memberi kita semua keyakinan, bahwa kalau kita mau, maka kita pasti bisa.

Bapak Hendro lebih lanjut menyampaikan bahwa untuk daerah-daerah yang selanjutnya lebih beruntung dibandingkan dengan Kali Baru, karena sudah banyak bantuan yang datang. Namun masih ada satu kendala menurut beliau, yaitu masih ada pemimpin yang belum mau membuka diri terhadap bantuan yang diberikan. Jika pemimpin mau membuka diri dan mendorong untuk ke arah yang lebih baik lagi, pasti masyarakatnya akan maju. Bapak Hendro pun memberi contoh Ibu Tri Rismaharini, Walikota Surabaya, yag ternyata sangat disukai oleh warganya. Warga melihat bahwa Ibu Risma merupakan sosok pemimpin yang mau membuka diri demi kemajuan kota dan masyarakatnya.

“Saya berterima kasih pada Bapak Achmad, yang menawarkan bantuan berupa teknologi terdepan pada FOI. Ini sebuah langkah besar di bidang kemanusiaan, karena kita bergerak dengan data, peta, dan analisa. Nah, data di Indonesia itu berbeda-beda. Ini menyulitkan kita. Dengan adanya aplikasi geografi dari Esri ini diharapkan dapat membantu kita dan pejuang-pejuang kemanusiaan lainnya, sehingga kita dapat melakukan pendekatan yang lebih baik dalam distribusi bantuan,” papar Bapak Hendro.

Mari kita saling bahu membahu untuk wujudkan Indonesia 100% Merdeka! Merdeka dari kasus kelaparan, gizi buruk, dan stunting, serta membuka akses pangan untuk semua dengan teknologi terkini. Semoga dengan dukungan kita dan semua pihak, anak-anak kita, sang penerus masa depan bangsa ini bisa mendapatkan sayap yang lebar dan kuat, sehingga dapat terbang tinggi bak elang, seperti yang dikatakan oleh Bapak Hendro. Amiin :)



Penyerahan Kaos Relawan FOI


Foto-foto: Pribadi

  • Share:

You Might Also Like

0 comments