Jangan Sepelekan Kesehatan Gigimu!

By Dewi Sulistiawaty - Agustus 10, 2015

Gigi merupakan salah satu bagian dari anggota tubuh kita. Perawatan gigi memang terlihat begitu sepele, dan tidak menimbulkan efek langsung pada mulut. Namun jika masalah yang terjadi pada gigi dibiarkan berlarut-larut, akan memberikan dampak yang dapat merugikan bagi kesehatan kita.

Ketika saya hadir dalam acara #ceritagigi yang diselenggarakan oleh Hendra Hidayat Dental Center (HHDC) pada hari Sabtu, 8 Agustus 2015 kemarin, saya banyak mendapatkan ilmu mengenai seluk beluk gigi dan mulut, serta bagaimana cara merawatnya.

HHDC sendiri merupakan sebuah klinik pelayanan dan pengetahuan gigi, yang didirikan oleh Drg. Hendra Hidayat. Hingga saat ini HHDC terdapat di dua tempat yaitu di Thamrin City dan Sudirman. Selain mendirikan HHDC Clinic dan Implant Center, Drg. Hendra Hidayat juga mendirikan sebuah Dental Training Center yang diperuntukkan bagi para dokter yang ingin belajar dan mengetahui lebih lanjut mengenai teknik implant.



Oya, ada testimoni juga dari salah seorang pasien yang sudah lama berlangganan di HHDC Clinic, yaitu mba Intan. Ia mengatakan bahwa selama melakukan perawatan di HHDC, ia bisa mengatur jadwal sesuai dengan keinginannya dan selalu tepat waktu. Selain peralatannya yang lengkap, HHDC memiliki dokter yang profesional dan ramah sehingga proses perawatan dan konsul pun menjadi sangat menyenangkan. "Namun begitu, dokternya juga tegas dan tidak segan-segan menegur jika saya tidak mematuhi peraturan," kata mba Intan sambil tersenyum.


HHDC Clinic di Thamrin City, memiliki beberapa ruangan yang diisi dengan sebuah Ruang Resepsionis yang dijadikan satu dengan Ruang Tunggu. Lalu di sebelah kirinya terdapat dua buah ruangan untuk melakukan operasi atau perawatan gigi. Sedangkan di sebelah kanan diisi dengan Ruang Photo Dental dan Ruang Steril.

Ruang Resepsionis sekaligus Ruang Tunggu Pasien
drg. William melakukan pemeriksaan gigi menggunakan Kamera Intra Oral
di Ruang Perawatan
Ruang Photo Dental
Ruang Steril, untuk membersihkan seluruh peralatan
Pada acara #ceritagigi ini dihadirkan 3 narasumber yang ahli dalam masalah gigi dan mulut, yaitu drg. William Tanzil, Sp.Pros, drg. Rachel dan Bapak Wiyanto Kodrat dari PT. Ohawe Indonesia (Oxyfresh & POH).

Awalnya drg. William menjelaskan mengenai fungsi gigi berdasarkan letaknya. Gigi terbagi menjadi 3 bagian, yaitu gigi seri, gigi taring dan gigi geraham. Gigi bagian depan yaitu gigi seri dan taring, berguna untuk memotong makanan, sedangkan gigi bagian belakang yaitu gigi geraham berguna untuk mengunyah makanan.

drg. William Tanzil Sp. Pros
Jika gigi bagian belakang sudah tidak bisa berfungsi lagi (misalnya karena sudah habis atau ompong), maka satu-satunya cara untuk mengunyah makanan adalah dengan menggunakan gigi depan. Padahal seharusnya gigi depan yang bentuknya lebih tipis dibandingkan gigi geraham, hanya berfungsi untuk memotong makanan saja. Jika hal ini terus berkelanjutan, maka gigi depan bisa mengalami perubahan bentuk.

Perubahan bentuk gigi seri, karena digunakan untuk mengunyah
Rata-rata gigi manusia berjumlah 28, sedangkan yang 4 lagi akan menyusul tumbuh saat usia sudah beranjak dewasa, hingga lengkap berjumlah 32 gigi. Ada yang keempat giginya tumbuh dengan sempurna, ada juga yang tidak sempurna, bahkan ada yang malah tidak tumbuh sama sekali.

Yang jadi masalah utama adalah, kebanyakan orang tidak menyadari akan masalah giginya, dan akhirnya main cabut gigi saja. Padahal tidak semua masalah gigi harus berakhir dengan cara ‘eksekusi’ terhadap gigi tersebut lho!

Gigi geligi yang tersusun dengan cara berderet rapat, berguna untuk saling mendukung dan saling menempel serta menjaga satu sama yang lain. Jika ada satu gigi yang hilang atau copot, maka gigi yang berada disampingnya akan bergeser mengisi ruang yang kosong tersebut.

Selain berguna sebagai pendukung senyum yang cerah dan ceria, gigi juga berguna sebagai pendukung bentuk wajah. Semakin orang tidak punya gigi, maka bentuk wajahnya akan kelihatan semakin peyot, karena tidak ada lagi gigi yang mendukung bentuk wajahnya.

Gigi sebagai pendukung bentuk wajah
Fungsi lain dari gigi adalah untuk membantu bicara. Tidak hanya pita suara, mulut dan bibir, namun gigi juga membantu kita saat melakukan pengucapan dengan jelas, seperti mengucapkan huruf S dan T. Jika tidak ada gigi, maka pengucapan huruf tersebut akan menjadi tidak jelas, seperti cadel.

Sementara drg. Rachel menjelaskan mengenai halitosis atau bau mulut. Halitosis disebabkan karena kebersihan mulut yang buruk. Sisa makanan yang tinggal di sela gigi, lalu terjadi pembusukan karena bakteri, merupakan salah satu penyebab terjadinya bau mulut.

drg. Rachel
Banyak yang beranggapan bahwa penyakit gusi sekedar gusi yang berdarah saja. Padahal jika dibiarkan penyakit gusi bisa menyebabkan penyakit yang lebih parah, bahkan sampai kehilangan gigi tersebut.

Seperti karang gigi yang menempel pada gigi. Jika terus dibiarkan hingga memenuhi setengah bagian gigi, bisa mengakibatkan gigi menjadi goyang. Dan jika sudah begini, satu-satunya cara adalah dengan mencabut gigi tersebut.

Selain dari masalah kebersihan gigi dan mulut yang buruk, ternyata bau mulut bisa juga terjadi karena seseorang menderita gula darah, gagal ginjal, malfungsi hati, xerostomia atau mulut kering, serta bau yang berasal dari bagian belakang lidah, yang dapat mengindikasikan adanya akumulasi lendir di belakang hidung dan tenggorokan.

Bagaimana caranya mencegah bau mulut ini? Cara yang pertama tentu saja dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut. Caranya dengan menyikat gigi dengan pasta gigi ber-fluoride dua kali sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

Membersihkan sisa-sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi dengan dental floss. Setelah itu lanjutkan dengan kumur-kumur menggunakan obat kumur non alkohol yang mengandung antiseptic untuk membunuh bakteri dalam mulut, serta bersihkan lidah dengan pembersih lidah.

Setiap enam bulan sekali, lakukan pemeriksaan gigi dan mulut ke dokter gigi. Minum air mineral yang cukup serta hindari minum kopi yang terlalu banyak, kurangi merokok serta minuman beralkohol. Dan mengunyah permen karet yang bebas kandungan gula juga baik untuk menstimulasi keluarnya air liur.

Terapkan pola makanan sehat dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah, mengurangi konsumsi daging, serta hindari konsumsi gula berlebih.

Lalu Bapak Wiyanto melanjutkan dengan memaparkan bagaimana caranya mengatasi bau mulut. Mulut yang bau tentu akan membuat kita menjadi tidak percaya diri. Mau bicara dengan orang lain, terpaksa diirit-irit agar teman bicara tidak sampai mencium mulut kita yang bau. Bahkan ada teman saya yang menggunakan trik dengan mengunyah permen saat ingin bicara, untuk menutupi bau mulutnya :D

Bapak Wiyanto Kodrat
Walaupun bisa dihindari dengan cara mengunyah permen, namun ini bukanlah solusi yang tepat dan hanya berjangka pendek. Agar bau mulut bisa hilang, tentu kita harus cegah dengan cara menghilangkan si penyebab bau mulut itu sendiri.

Bau mulut merupakan indikator dari kesehatan gigi dan mulut. Dan ini bisa juga menjadi indikator bagi kesehatan tubuh kita.

Banyak yang tidak mengetahui bahwa ternyata lidah bisa menyebabkan bau mulut juga, karena gas penyebab bau mulut, menempel pada lidah. Setengah dari masalah bau mulut bisa diselesaikan dengan cara membersihkan lidah kita. Begitu pentingnya membersihkan lidah.

Ada tiga macam gas yang menyebabkan bau di mulut, yaitu Hidrogen Sulfit (berbau seperti telur busuk), Methyl Mercaptan (berbau seperti BAB) dan Dimethyl Sulfit (berbau seperti sampah basah yang busuk).

Gas ini muncul dari bakteri yang terdapat di mulut. Bakteri yang terdapat di kedalaman lidah, gusi yang bengkak, gigi yang berlubang dan banyak lagi lainnya.

Jadi hal pertama yang musti kita lakukan adalah dengan membersihkan lidah dengan baik dan benar. Sikatlah gigi dengan cara yang baik. Gunakan sikat gigi yang lurus dan pendek untuk mencegah tenaga berlebih saat menyikat gigi. Ujung bulu sikat yang tidak tajam (dipoles) agar tidak melukai gusi, serta bulu sikat yang tidak terlalu banyak untuk memudahkan sikat membersihkan gigi hingga ke sela-sela gigi.

Gunakan sikat yang lurus dan pendek, dengan bulu sikat
yang tidak terlalu banyak serta ujung bulu sikat yang tidak tajam
Pilih pembersih lidah yang baik
Selain sikat dan pasta gigi, pilihlah obat kumur yang non alkohol agar mulut tidak kering dan luka tidak perih. Dan kalau bisa obat kumur yang aman jika tertelan sehingga aman juga dalam penggunaan sehari-hari.

Misalnya dengan menggunakan obat kumur Oxygene yang non alkohol. Oxygene berfungsi membantu mengurangi plak yang tersisa setelah menyikat gigi, menghilangkan bau mulut, mengatasi gusi kemerahan dan infeksi gusi serta mempercepat penyembuhan luka sariawan dan operasi.


Masalah gigi ini memang terlihat sepele yah! Pekerjaan rutin yang musti dilakukan setiap hari. Terkadang banyak alasan untuk tidak membersihkan gigi, seperti capek, ngantuk, lagi buru-buru, atau ditunda entar saja, tapi kemudian malah ketiduran. Padahal pengerjaannya tidak sampai hitungan jam, cuma makan waktu beberapa menit saja. Namun entah kenapa, mungkin karena tidak berdampak langsung atau tidak terlihat langsung oleh orang lain, seperti jerawat :D Belum banyak yang begitu aware mengenai kesehatan mulut dan gigi ini.

Mulailah peduli dan merawat gigi sedini mungkin, serta dari hal sekecil apapun. Semakin kita menunda untuk merawat gigi, maka akan semakin mahal biaya yang akan dikeluarkan untuk memperbaiki dan mengobatinya J

Yang satu ini jangan dihindari, tapi harus diberantas! :D


Sumber Foto : Pribadi

  • Share:

You Might Also Like

1 comments

  1. sayang banget aku gak bisa ikutan., AKu juga kalau pilih sikat gigi yang bulunya pedek trus gak terlalu besar soalnya susah masuk ke mulutku hehehe

    BalasHapus