JNE, Dari Wejangan Hingga Penghargaan

By Dewi Sulistiawaty - Agustus 30, 2022

 JNE, Dari Wejangan Hingga Penghargaan

Wejangan atau petuah-petuah dari para pendahulu atau orang tua, dan tokoh atau orang bijak itu biasanya sangat berguna dalam kehidupan kita. Kebanyakan dari petuah tersebut bisa diterapkan dan menjadi pegangan bagi kita dalam menjalani hidup. Penyampaian petuah itu pun beragam. Ada yang disampaikan lewat buku, puisi, dongeng, maupun langsung disampaikan pada kita.

Seperti almarhumah nenek saya yang selalu menyempilkan beberapa petuah bijak lewat dongeng-dongeng yang disampaikannya sewaktu saya masih kecil dulu. Iyap, saya kecil lebih banyak menghabiskan waktu bersama nenek. Sampai-sampai orang-orang bilang, saya ini anak nenek, hehe. Ini karena mama saya fokus merawat adik-adik saya. Jadi mungkin saya yang ‘tersisihkan’ ini perawatannya diambil alih oleh nenek :D. Kebetulan orang tua saya tinggal serumah dengan nenek.

Nenek sangat suka bercerita. Khususnya malam hari sehabis sholat Isya. Terkadang ceritanya diambil dari kisah nyata yang pernah didengar atau dialami sendiri oleh nenek, dan terkadang cerita dongengnya karangan nenek, yang entah mengapa terdengar asyik untuk disimak kala itu. Kalau diingat sekarang, terkadang dongengan nenek itu terdengar sangat receh. Namun kala itu, karena masih kecil, saya dan saudara saya sangat suka mendengarkannya. Terdengar keren :)

Penghargaan untuk JNE dari MarkPlus Inc

Nah, diantara cerita-cerita tersebut, biasanya terselip petuah-petuah bijak yang relate dengan cerita yang dikisahkan nenek. Beberapa masih ada yang saya ingat, namun ada juga lupa. Karena dari sekian banyak cerita nenek, hanya beberapa yang masih membekas diingatan. Misalnya cerita tentang Nasi Menangis. Di dalamnya terselip petuah, agar kita jangan sampai jadi manusia yang bersifat mubazir dengan tidak menghabiskan makanan atau menyisakan makanan yang ada di piring, bahkan walau sebutir nasi sekalipun.

Satu lagi yang saya ingat, dan ini menurut nenek ceritanya sudah turun temurun dari orang tua nenek juga, yaitu tentang menyimpan sesuatu seperti uang atau bahan makanan atau bahasa planetnya saving. “Saat ada, jangan dimakan. Kalau sudah tidak ada, barulah di makan”. Itu kalimat pendek dari nenek kala itu. Awalnya saya bingung saat nenek mengatakannya. Soalnya kok saat ada malah nggak boleh dimakan. Trus saat sudah nggak ada, baru dimakan. Bingung kan.

Ternyata menurut nenek, ini ungkapan agar di saat kita memiliki uang atau bahan makanan, jangan dihabiskan, sebaiknya disimpan atau ditabung sebagian. Suatu saat, jika kita tidak ada uang atau kehabisan makanan, apa yang kita simpan tadi akan berguna dan bisa dipakai. Nenek memang terkenal hemat, dan sifat beliau pun turun ke mama. Hemat bukan berarti pelit ya, karena di hal yang penting, nenek dan mama akan dengan mudahnya mengeluarkan uang mereka. Beliau-beliau ini pun sering bersedekah dan berbagi dengan sesama.

Mama juga pernah memberikan petuah dan wejangan, tapi nggak sebanyak nenek, dan itu pun di saat saya sudah beranjak remaja, bahkan hingga saya dewasa dan memiliki anak. Mungkin karena kesibukan mama mengurus rumah tangga dan merawat saya dan saudara-saudara saya yang lain yang waktu itu masih kecil-kecil. Jadi waktu mama baru banyak lowong di saat kami sudah beranjak dewasa. Kalau mama lebih banyak memberikan motivasi dan saran buat anak-anaknya.

Saya yakin nggak hanya saya yang mendapat wejangan dan petuah seperti ini dari orang tua. Keluarga yang lain pasti juga ada. Seperti Bapak Mohamad Feriadi Soeprapto misalnya. Presiden Direktur JNE tersebut juga mendapatkan wejangan dan juga amanat dari orang tua beliau, almarhum Bapak H. Soeprapto Soeparno, sang pendiri perusahaan. Semasa hidupnya, Pak Soeprapto selalu berpesan pada anak-anaknya agar selalu menyayangi anak yatim. Beliau selalu menekankan filosofi Berbagi, Memberi, dan Menyantuni, yang hingga kini melekat pada JNE. Sebagai pemimpin perusahaan pun haruslah memperhatikan kesejahteraan para karyawannya.

Tradisi atau kebiasaan dan amanah dari almarhum ayahanda inilah yang kemudian dilanjutkan dan dijalankan oleh Bapak Feriadi. Makanya tak heran jika kita sering mendengar atau membaca bahwa JNE rutin memberikan santunan pada anak yatim, serta memberikan berbagai bantuan dan melakukan aksi sosial lainnya. Kesejahteraan para karyawannya pun menjadi perhatian. Begitupun dengan kepuasan bagi para pelanggannya, dengan memberikan layanan yang maksimal, sehingga para pengirim dan penerima paket bisa happy, sesuai dengan tagline JNE, yaitu Connecting Happiness.

Tak heran jika apa yang telah dilakukan JNE mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Bahkan tak jarang JNE memperoleh awards di beberapa ajang penghargaan. Seperti yang baru-baru ini saya baca, yaitu JNE baru saja memperoleh penghargaan dalam ajang Indonesia MarkPlus Festival 2022 JOGLOSEMAR (Jogja, Solo, Semarang). Tak tanggung-tanggung, JNE menyabet dua penghargaan sekaligus dari lima kategori yang diberikan, yaitu Industry Marketing Champion Semarang Solo 2022 dan Service Person of The Year. Keren ya!

JNE terima penghargaan dari MarkPlus Inc untuk kategori
Industry Marketing Champion Semarang Solo 2022 dan Service Person of The Year

Acara pemberian penghargaan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Agustus 2022 di Hotel Santika, Semarang. Pada acara tersebut hadir Bapak Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah dan Bapak Hermawan Kartajaya selaku Founder dan Chairman MarkPlus, Corp. Fyi, tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk mendorong para pemasar agar terus produktif melahirkan solusi bisnis yang inovatif, serta kolaborasi antara industri, pemerintah, dan komunitas. Tak hanya pada perusahaan swasta, pemberian penghargaan juga ditujukan pada perusahaan BUMN, kedinasan, dan media yang berhasil melakukan terobosan atau milestone pemasaran selama satu tahun belakangan pada industri yang mereka geluti.

Indonesia MarkPlus Festival 2022 JOGLOSEMAR

Dari sini kita belajar, bahwa apa yang kita tabur atau tanam, maka itu pula yang akan kita tuai nantinya. Setiap kebaikan atau keburukan yang kita lakukan, maka itu pula yang akan kembali kepada kita nantinya. Ganjarannya bisa didapatkan langsung saat itu juga, bisa juga esok, lusa, tahun depan, atau pun nanti di hari pembalasan. Mari kita berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan, yang tulus ikhlas, tanpa pamrih (baca: pamer dan riya). Insya Allah perbuatan baik sekecil apapun itu akan dihargai berupa pahala oleh Allah SWT, plus dihargai pula oleh umat manusia, salah satunya seperti penghargaan yang telah diperoleh JNE tadi :)

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”

(QS. Al Zalzalah: 1-8)

  • Share:

You Might Also Like

0 comments