Kilas Balik 2021: (Masih) Tentang Covid-19 Hingga Pernikahan

By Dewi Sulistiawaty - Desember 23, 2021

 Smartfren UNLIMITED

Jika ngomongin tentang kilas balik selama tahun 2021, maka yang pertama kali terlintas adalah kenyataan bahwa di awal tahun 2021 ini ternyata saya dan kita semua masih berhadapan dengan Covid-19. Saya masih tak percaya bahwa pandemi masih mengiringi perjalanan saya di awal tahun 2021. Namun seiring berjalannya waktu, hingga akhirnya sampai di penghujung tahun ini, saya sudah mulai 'berdamai' dengan pandemi, dan mencoba hidup berdampingan, dengan tentunya tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Yah, mau gimana lagi, kita semua terpaksa menjalaninya, karena memang cukup sulit untuk menuntaskan, bahkan melenyapkan si virus satu ini. Kemunculannya virus baru ini membuat seluruh dunia tersentak kaget, dan untuk sesaat merasa tak berdaya. Butuh kekompakan seluruh umat di dunia untuk bisa membuatnya bertekuk lutut. Belum lagi menghadapi berbagai varian baru dari mutasi si virus. Beberapa negara bahkan bisa mengalami hantaman gelombang pertama, kedua, bahkan ketiga. Duh! 

Yup! Topik pandemi dan Covid-19 masih jadi trend pembicaraan di sepanjang tahun 2021, baik itu di dunia maya maupun di dunia nyata. Berbagai macam isu dan hoaks tentang Covid-19, termasuk di dalamnya mengenai vaksin juga bermunculan di berbagai lini massa. Sedih sebenarnya mengingat ada saja oknum-oknum yang begitu jahatnya membuat dan menyebarkan isu-isu yang membuat masyarakat bertambah resah.

Sebenarnya banyak yang mau saya ceritakan jika dituliskan secara detail apa saja momen-momen berkesan yang saya lalui selama tahun 2021 ini. Namun saya memutuskan menuliskan beberapa saja yang saya anggap cukup berkesan, karena saya mesti mengambil keputusan yang cukup besar (menurut saya, hehe).

Dari awal tahun hingga pertengahan tahun, semua berjalan seperti biasa, tak ada yang istimewa, selain menjalani hari-hari di rumah aja, karena masih pandemi. Diantaranya beberes rumah, mendampingi anak sekolah PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) yang sibuk dengan setumpuk tugasnya, mengikuti berbagai event secara virtual, menulis, dan belanja online *teteeup, wkwk….

Di awal bulan Juli atau kalau nggak salah Juni gitu, angka kasus Covid-19 kembali melonjak naik. Pemerintah pun mulai memberlakukan pembatasan aktivitas untuk mengurangi mobilitas masyarakat, menggalakkan protokol kesehatan yang ketat, dan menghimbau masyarakat untuk menjalani vaksinasi.

Covid-19 2021

Saat kasus melonjak naik atau pandemi gelombang kedua melanda negeri ini, saya mendengarkan banyak kabar duka datang dari berbagai penjuru negeri, baik itu dari keluarga, tetangga, hingga para sahabat. Tak sedikit orang yang saya kenal gugur saat berjuang melawan Covid-19. Saya masih tak percaya ketika pertama kali mendengar kabar tersebut, karena rasanya belum lama ini saya masih berbincang dengan orang tersebut via aplikasi chatting. Namun Allah SWT berkehendak lain. Semoga mereka yang berpulang selama pandemi ini diampuni segala dosanya, dan diterima amal ibadahnya oleh Yang Maha Kuasa. Amin.

Karena pemerintah menghimbau masyarakat untuk melakukan vaksin, dengan tujuan mengurangi penularan dan menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19, maka ikut vaksin Covid-19 menjadi satu momen berkesan yang saya alami di tahun 2021. Bukan karena saya takut dengan vaksin atau berbagai info hoaks yang mengiringinya, bukaan… Tapi, tapii…saya takut dengan jarum suntik, XD. Memalukan memang mengakui hal ini, karena orang dewasa seperti saya masih saja takut dengan jarum suntik. Tapi paling nggak saya nggak sendiri (menghibur diri sendiri), karena saya lihat banyak juga orang lain yang takut disuntik, bahkan ada yang berprofesi sebagai dokter, wkwkwk….

Namun karena ingin memiliki antibody terhadap Covid-19, mau gak mau saya harus ikut vaksin. Rasa takut harus dilawan. Dan tahu nggak, waktu itu saya daftar vaksinnya tengah malam lho. Yoi, saya daftarnya lewat aplikasi JAKI. Lebih mudah dan praktis. Saat itu saya mengandalkan Kuota Ekstra dari Smartfren GOKIL Max.

Oiya, mumpung ingat, saya mau ngasih info juga tentang paket datanya Smartfren, yaitu Smartfren UNLIMITED MAXI. Seperti namanya, paket datanya menawarkan kuota data tanpa batas 24 jam, dan berlaku di semua jaringan. Paket Smartfren UNLIMITED ini juga terjangkau. Mulai dari Rp 9.000,- saja, kita sudah bisa membeli paket Smartfren UNLIMITED. Enaknya lagi, Smartfren menyediakan beragam paket yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan kita. Paket yang paling besar adalah paket UNLIMITED MAXI untuk 336 hari. Benefit lain dari Smartfren UNLIMITED MAXI ini adalah berupa akses telepon unlimited ke sesama Smartfren.

Smartfren UNLIMITED

Fyi, Smartfren memiliki wadah kokreasi sebagai Teman Buka Peluangmu yang mampu berkreasi atau para generasi muda yang kreatif dan punya ide-ide yang positif. Jadi, bersama Smartfren kamu bisa mengejar mimpimu, karena Smartfren akan menemani langkahmu untuk bisa mewujudkannya. Banyak produk Smartfren yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan karya dan kreativitasmu, seperti Smartfren Gokil Max dan Smartfren Unlimited.

Well, saya lanjutkan cerita mengenai vaksinnya ya. Jadi setelah mendapatkan jadwal untuk vaksin, saya pun mempersiapkan diri secara fisik dan mental. Yup, tubuh ini mesti fit saat divaksin nanti, daaan mental saya juga mesti kuat menerima jarum suntik, hehe. Untunglah tempat vaksin saya terletak di sebuah taman. Ini karena saya mendaftarkan diri untuk divaksin melalui mobil vaksin keliling. Tempatnya cukup nyaman di ruang terbuka, dan pesertanya tidak terlalu menumpuk.

Pengalaman vaksin Covid-19 saya yang pertama ini lumayan menyenangkan, baik dari segi tempat, fasilitas, dan juga pelayanannya. Tak ada rasa sakit sedikitpun saat disuntik. Alhamdulillah. Ini membuat saya pede untuk menjalani suntik vaksin sesi kedua. Namun ternyata pengalaman vaksin kedua tidak seindah vaksin pertama.

Smartfren UNLIMITED
Saat vaksin Covid-19 sesi kedua di sebuah mal

Saya mendapatkan jadwal vaksin di sebuah mal. Ruang yang tertutup dan terbatas, peserta yang ramai dan cukup padat, ditambah lagi entah mengapa jarum suntiknya terasa menyakitkan. Yah, begitulah. Bagi saya yang terpenting adalah saya sudah menjalani vaksinasi lengkap, dan bisa pulang ke rumah dengan perasaan tenang dan nyaman. Namun walau sudah divaksin, prokes tetap harus dijaga, karena vaksin berguna untuk meningkatkan imun tubuh terhadap Covid-19, sedangkan prokes dijalankan agar kita terhindar dari paparan Covid-19.

Nah, selain vaksin, cerita selanjutnya adalah mengenai Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) yang waktu itu akan digelar di sekolah putri saya. Mengapa ini saya ceritakan juga? Karena awalnya saya tidak begitu setuju dengan PTMT ini, mengingat tidak ada yang bisa menjamin dan mengontrol apa yang terjadi di luaran atau di sekolah nanti. 

Berbagai perasaan berkecamuk, antara cemas, galau, dan sebenarnya ada keinginan juga agar putriku bisa belajar di sekolah. Tapi takut juga kalau kenapa-kenapa ntar gimana. Namun setelah diinfokan oleh pihak sekolah bahwa PTMT dilakukan dengan prokes yang ketat, sarana dan prasarana kesehatan yang lengkap di sekolah, serta prosedur PTMT nya yang cukup aman menurut saya, akhirnya saya pun memperbolehkan putri saya untuk ikut PTMT selama kondisi mendukung, seperti kondisi kesehatan putri saya, dan juga cuaca.

Cerita lainnya adalah setelah ratusan purnama nggak keluar rumah untuk menghadiri acara, akhirnya mulai memberanikan diri, melihat sikon yang sepertinya sudah bisa sedikit ditoleransi, seperti tingkat kasus yang mulai menurun, prokes juga ketat, dan bahkan saat pertama kali ikut event selama pandemi, menjadi pengalaman pertama juga bagi saya untuk di-swab test dan PCR. Untung pengalamannya nggak semenakutkan yang saya pikirkan. Sekarang malah sudah terbiasa hidungnya ‘dicolok-colok’ XD

Nah, kalau cerita yang satu ini sebenarnya nggak terkait langsung dengan saya, namun dengan adik saya. Setelah sekian lama, akhirnya adik perempuan saya yang masih belum menikah, memberikan kabar bahagia. Yup, dia mau dilamar oleh cowoknya di bulan Desember. Jadilah ini menjadi kabar bahagia bagi kami sekeluarga di penghujung tahun 2021. Saya dan keluarga pun sibuk mempersiapkan acara lamarannya, sekaligus membicarakan tanggal dan persiapan untuk pernikahannya yang rencananya akan dilaksanakan tahun depan.

Cerita tentang rencana pernikahan adik saya menjadi kisah bahagia bagi saya di akhir tahun 2021 ini. Jadi mulai dari (masih) pandemi, kabar duka, ikut vaksin, PPKM, PTMT, tes PCR dan swab dan ikut event offline, hingga pernikahan adik saya, merupakan sekelumit cerita berkesan yang saya lalui di tahun 2021. Semoga di tahun 2022 nanti saya dapat merasakan pengalaman yang lebih baik lagi, berbagi cerita bahagia dan berkesan lainnya, serta tak ada lagi cerita duka ya. Amin 😊

Resolusi untuk tahun 2022 sebenarnya nggak terlalu jauh berbeda dengan tahun 2021, diantaranya keinginan untuk bisa bergaya hidup lebih sehat. Di tahun 2021 ini hal tersebut masih belum tercapai. Dibutuhkan tekad yang kuat untuk mewujudkannya. Selain itu, saya juga ingin bisa lebih fokus mengelola blog saya yang satunya lagi. Blog yang saya anggurin sampai lumutan, karena kesibukan. Saya juga punya keinginan untuk berbisnis online, tapi ini masih belum terencana dengan matang. Semoga nanti semua bisa terwujud. Amin.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments