Cara Bijak Mengelola Keuangan

By Dewi Sulistiawaty - September 14, 2018

Program #IbuBerbagiBijak di RPTRA Kopi Gandaria

“Sisihkan uang untuk investasi, bukan sisakan.” Itu salah satu kalimat yang sangat membekas diingatanku saat menghadiri sebuah event yang membahas tentang investasi. Dan kalimat ini kembali muncul saat saya menghadiri kegiatan Kampanye Literasi Keuangan #IbuBerbagiBijak yang diselenggarakan oleh Visa Worldwide Indonesia.

Kegiatan yang diadakan di RPTRA Kopi Gandaria, Jakarta Timur pada hari Senin, 10 September 2018 ini merupakan kegiatan yang ketiga kalinya dilaksanakan oleh Visa Indonesia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan literasi keuangan para ibu, dengan cara memberikan edukasi dan inspirasi, sehingga para ibu mampu mengelola keuangan rumah tangganya dengan baik dan bijak.

Mengapa edukasi mengenai keuangan ini fokus pada para ibu? Menurut Bapak Riko Abdurrahman, Presiden Direktur PT. Visa Worldwide Indonesia, tingkat literasi keuangan masyarakat kita masih sangat rendah. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dibandingkan pria, kaum wanitanya hanya memiliki tingkat literasi lebih rendah, yakni sebesar 25,5% dengan tingkat inklusi keuangan sekitar 66,2%.

Sebagaimana kita semua ketahui, bahwa hampir 75% urusan keuangan rumah tangga di pegang oleh para ibu. Ibu yang mengatur kemana saja arus keuangan rumah tangga diposkan. Uang belanja, sekolah anak, bayar listrik, bayar pajak rumah, dan banyak lagi kebutuhan rumah tangga lainnya yang di-handle oleh seorang ibu. Jika tidak pandai-pandai mengatur keuangan rumah tangganya, yang ada bisa kacau deh tuh. Uang berapa pun tidak akan pernah cukup memenuhi semua kebutuhan rumah tangga jika tidak dikelola dengan baik.

Bapak Riko
“Ibu merupakan agen perubahan. Ibu memegang peranan yang sangat penting dalam rumah tangga, sehingga perlu ditingkatkan lagi literasi keuangannya, dengan cara memberikan edukasi tentang bagaimana caranya mengelola keuangan yang baik dan bijak. Program #IbuBerbagiBijak adalah sharing pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan untuk ibu-ibu, agar ibu-ibu juga bisa memberikan pengetahuan ini ke keluarga dan teman-teman di lingkungannya. Menurut saya pengetahuan ini sangat bermanfaat,” ujar Bapak Riko.

Selain memberikan edukasi pada para ibu dan komunitas perempuan, dalam program #IbuBerbagiBijak ini, Visa juga mensosialisasikan informasi mengenai literasi keuangan melalui media sosial, baik melalui media Instagram, Facebook, dan juga Twitter. Dengan konsep ‘train the trainer’, diharapkan para ibu yang sudah mendapatkan pengetahuan seputar literasi keuangan, akan menyebarkan lagi pengetahuan yang didapatnya pada ibu-ibu yang lain. Hingga saat ini terhitung program ini sudah menjangkau sekitra 200 ribu perempuan yang ada di Indonesia. Rencananya program #IbuBerbagiBijak akan digelar dari bulan Juli hingga September 2018.

Tahun ini merupakan tahun kedua Program #IbuBerbagiBijak diselenggarakan oleh Visa. Kegiatan #IbuBerbagiBijak pada tahun sebelumnya, ternyata membawa hasil yang sangat menggembirakan, sehingga program ini dilanjutkan kembali tahun ini. Untuk kegiatan ini, Visa bekerja sama dengan OJK dan Bank Indonesia. Pada workshop hari itu, program edukasi diberikan pada ibu-ibu PKK Kelurahan Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Diharapkan edukasi yang diberkan dapat menambah pengetahuan ibu-ibu PKK mengenai cara pengelolaan keuangan yang bijak, serta menyebarkan informasi yang mereka ketahui pada masyarakat sekitarnya.

Bapak Sunan
Mewakili Lurah Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Bapak Sunan mengucapkan terima kasih pada Visa dengan diselenggarakannya workshop Bijak Mengelola Keuangan untuk masyarakat Pekayon. Beliau berharap dari workshop ini ibu-ibu PKK Pekayon akan mendapatkan pengetahuan mengenai cara mengelola keuangan dengan baik dan bijak. Jika ibu-ibu bisa mengelola keuangan rumah tangganya dengan baik, tentu nantinya dapat membantu suami dalam mendapatkan penghasilan tambahan, sehingga mampu menciptakan keluarga yang sejahtera.

Bijak Kelola Keuangan Kunci Keluarga & Masa Depan Sejahtera

Mba Prita
Tahu kan dengan Mba Prita Hapsari Ghozie? Beliau adalah seorang Financial Educator, yang juga CEO & Chief Financial Planner ZAP Finance. Pada workshop ketiga yang diselenggarakan Visa ini, Mba Prita memberikan pengetahuan ‘Cara Bijak Kelola Keuangan’. Menurut Mba Prita, ada 3 cara untuk bisa mencapai keuangan yang ideal, yaitu melakukan financial check up, mengelola arus kas, dan melakukan perencanaan keuangan.  

Layaknya medical check up yang rutin kita lakukan terhadap tubuh, maka keuangan juga perlu diperiksa. Apakah keuangan kita sudah sehat? Apakah kita ada utang? Apakah biaya hidup lebih besar dari pemasukan? Apakah kita punya dana darurat? Serta apakah kita sudah punya tabungan? Masalah ini yang perlu diperiksa, sehingga kita bisa mengetahui bagaimana kondisi keuangan saat itu.

Menurut Mba Prita, idealnya cicilan untuk utang adalah di bawah 30% dari penghasilan yang didapat. Sedangkan untuk biaya hidup maksimal adalah 50% dari pemasukan. Kita harus mengerti mana kebutuhan hidup yang harus dijadikan prioritas, sehingga tidak memakan biaya hidup lebih dari 50%. Post-kan juga uang yang didapatkan untuk dana darurat, minimal 3 kali pengeluaran rutin. Begitupun dengan tabungan dan investasi. Sisihkan dana untuk tabungan dan investasi yang berguna untuk masa depan.

It’s not how much you make, but how much you spend! Tak masalah seberapa banyak penghasilan yang didapatkan. Yang penting adalah bagaimana caranya kita bisa mengelolanya dengan baik. Sisihkan uang yang didapatkan untuk zakat, asuransi, dan kebutuhan hidup,” jelas Mba Prita.

Alokasi Ideal untuk Penghasilan Bulanan

5% untuk zakat, infaq, dan sedekah
10% untuk dana darurat dan asuransi
30% untuk biaya hidup
30% untuk cicilan pinjaman
15% untuk investasi
10% untuk gaya hidup

Bagi ibu rumah tangga, ada 3 cara nih untuk menambah penghasilan. Lumayan kan, bisa untuk bantu-bantu suami. Cara pertama adalah dengan bekerja secara aktif, bisa juga dengan menjadi investor, atau menjadi womenpreneur. Nah, jika tertarik untuk jadi womenpreneur atau buka usaha, sebaiknya sesuai dengan hobi atau apa yang menjadi kesukaan kita. Karena memulai usaha yang didasarkan atas suka atau hobi biasanya akan lebih serius dan telaten mengerjakannya, serta tidak menjadi beban karena senang mengerjakannya. Jika sudah jelas usaha apa yang akan dijalankan, pastikan bahwa ada pasar untuk hasil usaha kita tersebut, serta jam kerjanya yang disukai. Pertimbangkan juga modal yang akan digunakan, dan apakah kita mau memulai usaha sendiri atau bermitra.

Nah, jika sudah memulai usaha, ada beberapa tip lagi yang dikasih tahu Mba Prita agar dana usaha bisa tetap sehat. Pertama adalah jangan mencampurkan uang pribadi dengan uang hasil usaha. Kedua, kita harus punya catatan arus kas, baik arus dana keluar maupun dana yang masuk, agar arus kasnya jelas dan tahu untung rugi usaha yang kita rintis. Yang ketiga adalah dengan memisahkan dana yang jadi modal investasi dengan biaya-biaya lainnya.   

Untuk pebisnis, ada 5 tip untuk mengelola keuangan usahanya, yaitu mempunyai rencana pengeluaran, tidak ada utang konsumtif, memiliki tabungan, investasi, dan dana darurat, serta asuransi kesehatan dan jiwa. Bagi ibu rumah tangga, keuntungan yang didapatkan dari usahanya, tentu dapat menjadi dana kas masuk bagi keuangan rumah tangganya. Dana ini dapat membantu meningkatkan anggaran, misalnya untuk dana darurat, tabungan, dan investasi. Diharapkan dengan begitu, keluarga tersebut bisa hidup lebih sejahtera dan memiliki masa depan yang lebih baik lagi.

Selain pakar finansial ternama, pada workshop #IbuBerbagiBijak ini juga menghadirkan seorang womenpreneur yang telah berhasil merintis usahanya. Beliau adalah Mba Gina Adityaligina, Pemilik Gammara Leather. Usaha ini sudah dirintis oleh Mba Gina sejak tahun 2010 di bandung. Gammara Leather memproduksi tas dan aksesori yang berbahan baku utama dari kulit samak. Baru pada tahun 2014 Gammara menjadi sebuah badan usaha, dan bernama CV. Gammara Jaya Mondial.  

Mba Gina
Bagi Mba Gina, ada 3 langkah penting jika ingin memulai suatu usaha. Langkah utama tentu saja menentukan goals usaha, dengan menyusun sasaran secara matang. Tentukan produk apa yang akan dijual, bahannya dari mana, merencanakan keuangan yang baik, harga jual, sasaran pembeli, serta pemasaran dan promosi. Langkah kedua adalah pengaturan keuangan. Langkah kedua ini sama seperti yang dijabarkan oleh Mba Prita, bahwa arus kas harus dikelola dengan bijak, dengan tambahan, jangan lupa untuk menggaji diri sendiri. Walaupun usaha ini adalah milik sendiri, tetap sisihkan dana untuk menggaji diri sendiri.

Nah, langkah ketiga adalah dengan membentuk pola pikir enterpreneur. Bagaimana sih pola pikir seorang entrepreneur? Seorang entrepreneur itu tidak pernah menyerah, percaya pada kemampuannya sendiri, persisten, berani mengambil risiko, mandiri, kreatif, inovatif, dan orientasi pada prestasi. Cara berpikir seperti ini mesti ditanamkan sejak dini jika ingin menjadi pebisnis yang sukses dan hebat. Satu lagi pesan yang disampaikan oleh Mba Gina, yaitu terbukalah terhadap semua informasi, karena itu dapat membuat diri kita sadar akan peluang yang ada.

Jadi jika ada keinginan untuk memulai usaha, sebaiknya segera dikerjakan. Belajar bisnisnya bisa sambil menjalankan usaha. Yang penting terapkan manajemen keuangan yang baik dan kelola dengan bijak. Jangan mudah menyerah jika ada masalah. Hadapi dengan berani, dan percaya kalau kamu bisa. Ibu yang bijak tentu dapat mengelola keuangannya dengan bijak pula ya. Sehingga keluarga punya masa depan yang lebih cerah :)  


Foto-foto: Pribadi




  • Share:

You Might Also Like

33 comments

  1. setelah ikutan literasi keuanan gini dompetnya awet muda trus dong :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha...mikir2 kalo mau belanja yang nggak penting :D

      Hapus
  2. acara ini banyak yang ikutan yaaa mba...Aku banyak baca berbagai tips praktis yang penting and beneficial!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba. Ini dalam rangka meningkatkan literasi keuangan kamu perempuan :)

      Hapus
  3. Terimakasih banget ya Mbak, uda sharing terutama bagian 5 tips untuk wanita pebisnisnya :) Jadi pengingat karena kadang kan uang pribadi juga nyampur-nyampur dan nggak nyiapin dana darurat.... Terimakasih sekali lagi Mbaa....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama sama Mba. Senang bisa berbagi informasi. Saya juga masih belajar :)

      Hapus
  4. Aku langsung tertohok di kalimat pembuka mbk, "Sisihkan bukan sisakan".
    Makasih share ilmu kecenya, semoga bisa aku praktekin dengan lancar dan gagah berani

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama Mba. Senang kalo info ini bisa bermanfaat. Semangat Mbaa :)

      Hapus
  5. bener banget ya Mbak, kalau mau berwirausaha baiknya yang sesuai kegemaran yah, biar kita lebih fokus dan enjoy ngerjainnya :)

    makasih sharingnya ya Mbak :)

    BalasHapus
  6. Halo mba Dewi. Aku baru tahu kalau teryata lebih baik menjalankan bisnis sambil belajar ya mba? Selama ini kepikiran matengkan dulu bisnisnya mau apa baru kemudian memulai. Soalnya kuatir dana kurang :). Penyimpanan investasi itu memang penting banget :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu tip berbisnis ala Mba Gina, Mba. Mungkin maksudnya jangan takut untuk memulai bisnis. Setelah segala sesuatunya diperhitungkan, selanjutnya mengalir aja, bisnis sambil belajar :)

      Hapus
  7. Saya pernah ikut workshop Mbak Prita. Langsung merasa jleb dna ngikik sendiri kalau saya sepertinya belum termasuk perempuan yang 25%. Baca artikel ini langsung merasa diingetin lagi hihihi

    BalasHapus
  8. Setuju bangat Un, bahwa pengetahuan Ibu akan pengelola keuangan yang benar itu penting bangat, karena Ibu biasanya yang menjadi pengatur arus keuangan rumah tangga.

    Dan benar bangat bahwa dengan kita bijak mengelola keuangan maka itu menjadi kunci bagi keluarga dan masa depan yang sejahtera.

    BalasHapus
  9. Kalau uang disisain saja ndak bisa bekerja utk kita ya, mbak. Jadi emang perlu banget mrnyisakan utk investasi sekian persen. Ada banyak macamnya ya, investasi itu, mau yang bisa diambil dalam waktu cepat, lama dan bentuknya bermacam macam.

    BalasHapus
  10. Ibu2 memang perlu dibekali dengan ilmu pengelolaan keuangan yang lebih baik ya supaya terhindar dari belanja konsumtif berlebihan a.k.a boros. Tp ttp harus merencanakan keuangan bareng suami. Krn banyak curhatan istri yang cuma dikasi 10ribu sehari buat belanja dan cukup ga cukup ya cuma segitu jatahnya. Bukan ga mampu ngasi lebih, tapi ntahlah ya. Kalau realnya istri harus pontang panting cari tambahan, maybe harus kasi lebih supaya ga tanpa sengaja mendzolimi anak dan istri.

    BalasHapus
  11. Wah begitu ya cara ngaturnya. Boleh nih ditiru

    BalasHapus
  12. Aku baru aja bikin tabunngan baru karena ingin keuangan yang sehat ga nyampur2 kayak gado-gado lagi antara uang pribadi dan bisnis

    BalasHapus
  13. Postingan ini sungguh menginspirasi, Mbak. Kalau mau punya usaha lain memang baiknya langsung gerak, teorinya nusul ya.

    BalasHapus
  14. Cowo juga harus tau donk hehehe ga mau kalah... karena wanita menteri keuangan jadi harus pinter ngatur duit

    BalasHapus
  15. Suka banget ikut workshop keuangan sama Prita, bisa jadi bekal ibu ngatur uang di rumah yes

    BalasHapus
  16. Ibu harus belajar tentang pengelolaan uang keluarga. Soalnya itu demi kelangsungan kehidupan RT

    BalasHapus
  17. Aku lagi praktekkin ini mbak, selama ini pengelolaan keuangan keluarga msh asal banget. Emg hrs rapih ya...

    BalasHapus
  18. Aku seringnya menyisakan mbak..bukan menyisihkan. Alhasil akhirnya ga pernah ada sianya..hhihi. Kudu tertib nih ya mengelola keuangan dr sekarang.

    BalasHapus
  19. Bagus banget ulasannya mbak, jadi akhirnya saya ngitungin pemasukan dan pengeluaran bulanan, saya memang gak gitu teratur mencatat, yang penting biaya sekolah anak dan makan sehari hari udah cukup hehe

    BalasHapus
  20. Emang penghasian bulanan harus ssehera dibagi-bagi setelah dapat, bukan dipakai until kebutuhan sehari-hari terus baru nunggi sisa until dana emergency.

    BalasHapus
  21. Membangun pola pikir untuk bijak mengelola keuangan keluarga ini emang gampang2 susahnya pengaruh ke latar keluarga juga kayaknya. Senang dapat ilmu baru baca artikel ibu bijak mengelola keuangan.

    BalasHapus
  22. Ilmunya sangat bermanfaat ya Mbk mengenai ibu mengelola keuangan keluarga, harus bijak agar tidak besar pasak daripada tiang

    BalasHapus
  23. PR banget untuk mengelola keuangan dengan baik, dan
    5% untuk zakat, infaq, dan sedekah
    10% untuk dana darurat dan asuransi
    30% untuk biaya hidup
    30% untuk cicilan pinjaman
    15% untuk investasi
    10% untuk gaya hidup

    Noted banget. Bismillah.

    BalasHapus
  24. Pas mahasiswa, dibilang mahasiswa agen perubaha. Pas jadi ibu, dibilang ibu agen perubahan. Oke. Mungkin artinya kita itu kalau mau berubah kudu dimulai dr diri dan peranan kita ya.
    Oh ya, gaya hidup 10% penghasilan ya. Ini aku catat baik2 mba. Makasih ha artikelnya sangat membantu

    BalasHapus
  25. sisihkan uang untuk investasi, bukan sisakan. Waduh ini nampol banget hu hu hu...

    BalasHapus