Mitos dan Fakta Seputar Kehamilan

By Dewi Sulistiawaty - Maret 01, 2017

“Kamu ngapain berdiri di depan pintu? Kamu kan sedang hamil. Nggak baik lho, ntar lahirannya susah!” omel Ibu sambil melihat ke perutku yang mulai kelihatan membesar.

“Lagi nungguin abang yang jualan bubur kacang ijo Bu. Dari tadi ditungguin, kok nggak kliatan ya,” sahutku.

“Ya, nunggunya jangan di depan pintu juga. Kamu kan bisa nunggu di dalam, atau sekalian aja duduk di bangku yang ada di teras. Bubur kacang ijo bagus tuh buat janin yang ada dalam kandunganmu. Jangan lupa, rajin-rajin juga minum air kelapa ijo ya, biar kulit bayinya ntar bersih,” jelas Ibu panjang lebar.

***

Percakapan di atas merupakan sebagian kecil percakapanku dengan Ibu ketika aku hamil dulu. Masih banyak lagi nasehat lainnya yang kuterima, dan dengan patuh aku laksanakan. Lepas dari cerita bahwa semua itu adalah fakta atau cuma mitos belaka. Yang namanya lagi hamil anak pertama, aku memilih jalan aman saja.

Ada cerita yang mengatakan bahwa pamali jika membeli perlengkapan bayi, sebelum kandungan berusia kurang dari 6 bulan. Nggak boleh terlalu banyak melakukan aktivitas yang berat-berat saat usia kandungan masih muda. Semua nasehat itu aku patuhi dengan baik.

Kecuali waktu usia kandunganku mulai memasuki usia 8 bulan, dan Ibu menganjurkan aku untuk makan buah nenas agar kulit bayi menjadi putih bersih. Nasehat Ibu yang satu ini, diam-diam nggak aku laksanakan, karena aku sempat mendengar cerita dari seorang teman, yang keguguran sehabis makan buah nenas. Entahlah, apakah itu memang karena makan nenas atau temanku itu terlalu berlebihan makannya. Yang pasti, aku memilih aman untuk tidak memakan nenas waktu itu.

Ngomong-ngomong soal aman, padahal aku juga sempat melanggar salah satu nasehat pada waktu hamil 7 bulan, yaitu makan durian. Katanya, Ibu hamil sebaiknya mengurangi untuk konsumsi buah-buahan yang ‘panas’, seperti durian. Nah, waktu itu lagi musim durian, dan aku suka banget dengan durian.

Orang-orang yang berada di sekelilingku makan durian dengan nikmatnya. Aku seperti digoda untuk mencicipinya juga. Imanku pun goyah! Akhirnya aku tercebur untuk makan durian juga. Namun bukan hanya sekedar mencicipi satu biji ya, tapi aku malah makan beberapa buah lho! Ampun deh aku waktu itu >.< Namun keesokan harinya aku langsung memeriksakan kandungan ke dokter, harap-harap cemas, semoga kandunganku nggak kenapa-napa.

Pada dokter kukatakan sejujurnya bahwa aku habis makan durian, bawaan bayi, kataku sambil ngeles, hehe. Untung dokternya hanya tersenyum dan nggak mengomeliku. Waktu diperiksa, detak jantung bayi yang ada dalam kandunganku lebih cepat dari normal. Dokter pun memberikan obat dan vitamin untuk menguatkan bayinya.

Selanjutnya dokter menjelaskan bahwa sebenarnya tidak ada pantangan bagi Ibu hamil untuk makan apapun, selama itu tidak berlebihan, dan masih dalam batas normal. Namun untuk lebih jelasnya sebaiknya rutin memeriksakan kandungan selama masa kehamilan, karena ada beberapa Ibu hamil yang memang tidak boleh mengkonsumsi makanan tertentu. Biasanya itu bukan karena kehamilannya, namun karena penyakit yang diderita oleh si Ibu hamil sendiri.

Dokter juga memberitahukan bahwa tidak ada yang namanya ngidam atau pengen makan sesuatu karena bawaan bayi yang sedang kita kandung. Ngidam merupakan bentuk reaksi fisik dan psikologis atas perubahan selama kehamilan. Ngidam bisa juga sebagai pertanda bahwa tubuh memerlukan asupan nutrisi yang ada di makanan tersebut atau hanya sekedar keinginan saja. Ups, maafkan ya dokter, tadi aku sempat ngeles begitu :D

So, selama hamil boleh makan apa saja ya, selama itu masih dalam batas normal dan wajar, jangan berlebihan. Yang penting asupan nutrisi yang tepat dan seimbang bagi ibu dan bayinya. Lalu rutin memeriksakan kehamilan ke dokter, untuk memantau tumbuh kembang janin, serta untuk jaga-jaga juga, kalau ada apa-apa sama cabang bayi.

Mengapa penting bagi ibu hamil untuk memenuhi asupan gizi dan nutrisi selama hamil? Karena gizi dan nutrisi tidak hanya dibutuhkan oleh ibu saja, namun juga oleh bayi yang sedang dikandungnya, agar bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik. Periode emas tumbuh kembang anak itu di mulai sejak 1000 hari pertama kehidupannya, yaitu mulai dari dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Apa yang ibu konsumsi dan lakukan selama 1000 hari kehidupan, akan memberikan dampak panjang terhadap kesehatan anak di masa depan.

Namun seperti yang saya alami, masih banyak ibu-ibu yang percaya dengan berbagai mitos yang berkembang, bahwa selama hamil, nggak boleh makan ini itu, harusnya makan ini saja, sebaiknya hindari konsumsi itu, dan banyak lagi yang lainnya, yang kemudian malah berdampak pada kurangnya asupan gizi nutrisinya.

Belum lagi di zaman digital ini, banyak berita yang beredar seputar kehamilan, yang entah itu benar atau hanya hoax belaka. Berita yang di-share dari satu akun ke grup chit chat, lalu menjadi viral di dunia maya. Dan parahnya lagi, banyak yang percaya dengan berita atau informasi yang disebarkan tersebut. Ini menjadi salah satu dilema majunya dunia digital, tanpa bisa menyaring informasi dengan baik dan benar.

Dengan maraknya berita-berita hoax yang membuat resah masyarakat, beberapa organisasi dan komunitas anti hoax pun bermunculan, sebagai bentuk inisiasi dalam memberantas berkembangnya berita dan informasi hoax. Salah satunya adalah Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dengan akun Twitter-nya @TurnBackHoax.

Informasi mengenai fakta, mitos dan hoax seputar kehamilan ini saya dapatkan ketika mengikuti sebuah talkshow bertajuk “Hoax, Mitos, dan Fakta Seputar Kehamilan” di Beranda Café, pada hari Kamis, 23 Februari 2017 kemarin. Acara yang diselenggarakan oleh Obrolan Langsat (OBSAT) bekerjasama dengan Mayapada Hospital ini menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya, seperti Dr. Yuslam Edi Fidianto, Sp.OG - Mayapada Hospital, Mba Rahne Putri dari Blogger, Mba Tika dari MAFINDO, serta Mba Kinaryosih yang merupakan seorang artis dan ibu dari anak yang saat ini sudah berusia 8 tahun.

Diskusi mengenai mitos dan fakta seputar kehamilan
Hampir sama seperti yang dikatakan oleh dokter saya waktu itu, Dr. Yuslam pun berpendapat sama, bahwa sebenarnya tidak ada pantangan makanan bagi ibu hamil. Mitos yang beredar di masyarakat, ada yang benar, ada pula yang hanya mitos saja.

Mba Kinar
Misalnya saat Mba Kinar curhat mengenai ia yang katanya harus minum air kelapa ijo dan kacang ijo selama hamil. Air kelapa ijo kabarnya dapat membuat kulit bayi menjadi lebih putih dan bersih, serta kacang ijo yang bikin rambut anak menjadi lebih lebat dan hitam. Apakah ini mitos atau fakta?

Menurut Dr. Yuslam, air kelapa ijo mengandung elektrolit dan vitamin. Jadi air kelapa ijo baik untuk ibu hamil itu adalah fakta. Namun sebaiknya jangan dikonsumsi tiap hari juga, karena tingginya kandungan kalium yang terdapat pada air kelapa ijo. Kalium berpengaruh pada jantung (hiperkalemi) jika terlalu banyak dikonsumsi oleh ibu hamil, dan dapat membuat tubuh menjadi lemas.

Dr. Yuslam
Sedangkan informasi yang mengatakan bahwa air kelapa ijo dapat membuat kulit bayi putih, itu merupakan mitos belaka, karena warna kulit pada bayi ditentukan oleh genetiknya. Begitupun dengan kacang ijo, yang memang banyak mengandung karbohidrat dan vitamin, sehingga bagus untuk ibu hamil. Menurut Dr. Yuslam lagi, kalau rebusan kacang ijo boleh dikonsumsi tiap hari oleh ibu hamil.

Banyak lagi cerita seputar fakta dan mitos seputar kehamilan. Namun berita hoax yang sekarang banyak beredar di dunia maya, malah lebih berbahaya lagi, apalagi sudah menyangkut masalah kesehatan. Mba Tika dari MAFINDO menuturkan bahwa saat ini berita hoax seputar kesehatan masih kurang mendapat perhatian, baik oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri.

Mba Tika
Komunitas MAFINDO saat ini lebih fokus dalam mengedukasi dan konfirmasi berita dan informasi hoax yang beredar di masyarakat. Melakukan kontra narasi, literasi di media sosial, serta menyampaikan inisiatif yang baik pada masyarakat. Namun MAFINDO tidak sampai dalam tahap mengawal proses hukum bagi penyebar hoax ini.

Mungkin kita sering mendapatkan share berita dan informasi di grup chit chat ya. Media sosial dan media chit chat memang yang paling sering menjadi tempat untuk penyebaran informasi, baik itu berita yang benar maupun hoax. Dengan mudahnya kita me-reshare kembali berita yang kita terima. Padahal kita sendiri nggak tahu, apakah berita yang kita share tersebut benar atau salah. Nah lho!

Bagaimana jika berita yang kita share tersebut ternyata salah? Malu? Hmm… maka sebaiknya dipikirkan lagi dengan matang jika ingin men-share suatu berita, cek dan ricek lagi kebenaran beritanya. 

6 cara untuk menentukan bahwa sebuah informasi itu hoax atau bukan, menurut Mba Tika :
  1. Pakai hati. Gunakan hati kita saat menerima sebuah berita. Jika berita tersebut membuat hati kita menjadi panas, marah, dan benci, maka kemungkinan besar itu adalah berita hoax.
  2. Potong rantai berita hoax. Jika sudah tahu kalau itu adalah berita hoax, maka cut informasi tesebut, dengan cara tidak menyebarkannya lagi.
  3. Periksa sumber berita. Pastikan saat menerima sebuah berita memiliki sumber yang kredibel dan kompeten. Jika tidak memiliki sumber yang kredibel, maka bisa dipastikan informasi yang ditulisnya tersebut diragukan kebenarannya.
  4. Periksa susunan redaksi. Langkah lainnya adalah dengan memeriksa susunan redaksi dari situs sumber berita tersebut. Jika tidak ada susunan redaksi yang jelas, maka ada kemungkinan itu adalah situs yang tidak kredibel, sehingga berita yang tertulis di sana pun tidak dapat dipercaya.
  5. Pakailah akal sehat. Ini merupakan cara yang paling simpel dalam menyaring sebuah berita. Gunakan akal sehat! Jika berita tersebut dirasa agak aneh atau mengada-ada, maka sebaiknya hati-hati, bisa jadi itu adalah berita hoax, dan jangan malah menyebarkannya kembali.
  6. Putuskan. Biasanya kita mudah percaya pada sebuah berita, jika yang menyampaikan adalah orang terdekat kita. Bisa sahabat, saudara ataupun tetangga. Namun yang namanya orang terdekat belum tentu juga berita yang didapatkannya dia terima dari sumber yang kompeten. Bisa saja dia menerimanya dari grup sekolah atau yang lainnya. Jika kita merasa bahwa informasi yang disampaikannya itu adalah hoax, jangan segan-segan untuk mengatakannya. Dengan begitu, informasi tersebut bisa putus sampai di situ, dan orang terdekat tersebut tidak menyebarkannya lagi ke orang lain.
Kebanyakan orang yang ikut me-reshare berita hoax, mungkin mempunyai maksud yang baik ya. “Share is care”, begitu ungkapannya. Namun jika kenyataannya berita yang di-share adalah hoax, ini kadang malah bisa membahayakan orang lain. Misalnya saat aku menerima sebuah pesan di grup alumni sekolah, bahwa ada seorang bayi yang lagi dioperasi, dan butuh biaya yang besar, karena orangtuanya nggak mampu. Lalu di sana dicantumkan nomor rekening sebuah bank untuk pengiriman uang bagi yang mau menyumbang. Sebaiknya dicek lagi kebenaran informasi tersebut, sebelum mentransferkan sejumlah uang, karena bisa saja ini ulah oknum yang ingin menipu. Iya kaan!

Mba Rahne
Mba Rahne sendiri mengaku kalau ia sering menerima berita hoax di grup chit chat keluarga. Kadang anggota keluarga jarang menyaring berbagai berita yang diterimanya, lalu menyebarkannya di grup. Tak jarang Mba Rahne menjelaskan mengenai berita hoax ke keluarganya. Sebagai seorang blogger, saat menulis artikel pun, sebaiknya menggunakan sumber rujukan yang kredibel. Serta jangan lupa untuk mencantumkan link sumber berita tersebut dalam artikel.

Yup, untuk menyaring berita hoax ini sebaiknya di mulai dari diri kita sendiri. Jangan asal share berita yang belum tentu kebenarannya. Cek dan ricek lagi. Jika kita menemukan informasi yang dirasa hoax, bisa cek kebenaran beritanya di MAFINDO. Atau bisa juga dengan menginformasikannya ke www.trustpositif.kominfo.go.id.

Yang pasti, jangan sampai berita hoax atau mitos-mitos yang beredar di masyarakat membuat kita, khususnya ibu hamil sampai nggak mengasup gizi dan nutrisi ya. Karena bagaimanapun juga gizi dan nutrisi dibutuhkan selama kehamilan, agar bayi bisa tumbuh dengan sehat. Jika ibu dan bayi sehat, tentu anak dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik pula.

Anak sehat akan tumbuh menjadi anak yang pintar. Kemampuannya berkembang dengan baik, dan ini akan berdampak hingga ke masa depannya nanti. Dengan menjaga kesehatan anak sejak dini, mulai dari kandungan, merupakan investasi untuk masa depannya kelak. So, ibu hamil harus rajin konsultasi ke dokter ya. Ibu bisa periksa dan konsultasi ke Mayapada Hospital yang ada di Lebak Bulus atau di Tangerang. Di sana bisa tanya-tanya mengenai nutrisi yang tepat untuk ibu dan bayi, serta mitos-mitos yang masih membuat ibu bingung :)


Foto-foto : Pribadi

  • Share:

You Might Also Like

1 comments