Cegah Dengue dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

By Dewi Sulistiawaty - Juni 19, 2016

~~ Ada nyamuk di rumah kuuu.... Gara-gara kamu, tidak bersih-bersih ~~

Mendengar penggalan lagu di atas, mengingatkan saya pada kejadian beberapa hari yang lalu. Waktu itu saya susah banget tidur gara-gara nyamuk yang berisik di telinga, serta gigitannya di tangan dan kaki yang mengganggu. Padahal biasanya nyamuk tidak pernah sebanyak itu. Apa karena lagi musim hujan ya, makanya nyamuk jadi rame begini :)

Karena malas memasang kelambu, saya pun hanya mengoleskan lotion anti nyamuk ke tangan dan kaki, namun tetap aja dengungan si nyamuk kedengaran di telinga, huufft.... Keesokan harinya barulah saya memasang kelambu saat akan tidur. Dulu waktu saya kecil, kelambunya pake tali ditiap sudutnya untuk diikatkan ke dinding. Kalo sekarang bentuk kelambu sudah modern dan bisa dilipat.

Tapi itu hanya berlaku saat tidur. Bagaimana kalau siang hari, saat lagi membaca di teras, atau saat menonton di ruang tengah. Masa saya harus pake lotion anti nyamuk sepanjang hari 😧 Apalagi katanya nyamuk Aedes Aegypti suka menyerang di siang hari, nah lho! Harus waspada nih, agar tidak terkena dengue

Tau sendiri kan bahwa Demam Berdarah Dengue (DBD) belum ditemukan obat dan vaksinnya. Jika terlambat ditangani, maka dapat menyebabkan kematian pada orang yang terkena DBD. Hiii...serem yaa. Makanya kita harus mencegah bagaimana caranya si nyamuk ini jangan sampai berkembang biak. 

Pernah dengar sih, kalo ada tanaman yang bisa mengusir nyamuk, seperti Lavender, Zodia, dan Marygold. Tanaman ini bisa ditaruh disekitar rumah, karena aromanya tidak disukai oleh nyamuk, sehingga paling nggak bisa meminimalisir kedatangan si nyamuk. 

Tanaman yang dapat mengusir nyamuk
Atau bisa juga dengan cara memelihara ikan hias. Nyamuk kan suka bertelur di air. Nah, si ikan akan dengan senang hati menyantap jentik-jentik nyamuk yang berada di dekatnya. Ini beberapa cara untuk menghindar dan mengurangi perkembangbiakan nyamuk.

Pemerintah sendiri sudah lama menggalakkan Gerakan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) untuk mencegah berkembangnya nyamuk. Pernah mendengar Gerakan 3M ini kan? Yaitu menguras bak penampung air minimal seminggu sekali, agar telur atau jentik nyamuk yang bersarang di bak mandi terbuang. Lalu menutup rapat tempat penampungan air, agar nyamuk tidak bisa masuk dan bersarang di sana. Sedangkan mengubur maksudnya adalah menguburkan semua kaleng atau wadah yang bisa menjadi tempat nyamuk bersarang.

Namun kemudian Gerakan 3M diperbaiki karena dirasa kurang ramah dan lengkap, seperti menguburkan kaleng atau wadah yang dianggap tidak ramah terhadap lingkungan, sehingga Gerakan 3M diganti menjadi Gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur ulang, dan Plus Menghindari gigitan nyamuk).

Walaupun sering mendengar himbauan Gerakan 3M di televisi dan media lainnya, namun masih banyak masyarakat yang belum aware dan tanggap terhadap gerakan ini. Saya sendiri masih sering melihat kaleng-kaleng bekas atau wadah kosong yang tergenang air, tergeletak di tempat umum dan halaman rumah. Padahal pemberantasan sarang nyamuk bukan hanya tugas pemerintah, namun juga tugas kita semua. Karena jika nyamuk sudah berkembang biak, yang menjadi korbannya adalah kita juga. Iya kaaan....

Jangan hanya mulai bergerak saat sudah ada korban yang jatuh karena serangan DBD. Kalau bisa dicegah sedini mungkin, akan lebih baik lagi. Pencegahan bisa dengan melaksanakan Gerakan 3M Plus, mengantisipasinya dengan cara menanam tanaman yang dapat mengusir nyamuk, atau memelihara ikan hias yang dapat memakan jentik nyamuk.

Sebenarnya menurut pemerintah, angka kematian akibat DBD sudah menurun dari 48% pada tahun 1968 menjadi 0,9% pada tahun 2015. Namun entah karena si nyamuk yang emang bandel, selalu aja ada korban DBD yang berjatuhan. Apalagi pas lagi musim hujan, banyak banget tempat atau wadah yang asyik buat dijadikan sarang sama si nyamuk ini, dan pembiakan nyamuk ini sangat cepat.

Bpk. Mohamad Subuh.
"Kita jangan sampai lengah sedikit pun! Kegiatan Pemberatasan Sarang Nyamuk (PSN) harus terus kita lakukan, minimal sekali seminggu, karena siklus hidup nyamuk itu 8 sampai 10 hari. Jadi lewat dari 10 hari, nyamuknya sudah menjadi nyamuk dewasa, dan ini tidak bisa kita tangani lagi, kecuali dengan cara vogging," jelas Bapak Mohamad Subuh, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, pada saat memperingati Hari Dengue Se-Asean (ADD) 2016, Rabu (15/6/2016) kemarin, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI meluncurkan program baru yang dinamakan Program 1 Rumah 1 Jumantik. Jumantik adalah singkatan dari Juru Pemantau Jentik. Dalam Program 1 Rumah 1 Jumantik diminta perak aktif dari setiap anggota keluarga untuk aware terhadap Dengue dan cara mencegahnya. Anggota masyarakat akan dilatih oleh Puskesmas setempat untuk memantau keberadaan dan perkembangan jentik nyamuk, guna mengendalikan penyakit DBD di suatu daerah.

Sebagai salah satu percontohan, Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang sudah berhasil melaksanakan gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ini. Walikota Tangerang Selatan, Ibu Airin Rachmi Diany mengatakan bahwa Pemerintah Tangerang Selatan mempunyai target bagaimana caranya agar setiap warganya bisa berpartisipasi tehadap Program 1 Rumah 1 Jumantik.

Ibu Airin Rachmi Diany
Salah satu caranya adalah dengan mencoba Program 1 Rumah 1 Jumantik di tiga titik terlebih dulu. Setelah berhasil di tiga titik tersebut, barulah dikembangkan ke titik lainnya, dengan menjadikan tiga titik yang sudah berhasil tersebut sebagai percontohan. Jadi semua di mulai dari lingkup yang terkecil dulu, seperti dari RT ke RW, ke Kelurahan baru kemudian ke Kecamatan, terus dikembangkan ke tingkat atasnya.

Rasa kaguyuban yang masih kuat di Kota Wilayah Tangerang Selatan, baik di daerah perkotaan maupun pedesaannya, membuat pemerintah kota menjadi lebih mudah untuk mengajak warganya untuk bergotong royong mensukseskan program ini. Melalui kadernya, diharapkan untuk bisa melakukan sosialisasi dengan baik pada masyarakat. 

Tak hanya itu, pemerintah Kota Tangerang Selatan juga melibatkan para mahasiswa untuk bisa melakukan monitoring dan membantu pemerintah. Edukasi juga diberikan pada anak-anak di sekolah agar mereka mengetahui bagaimana cara mencegah agar nyamuk tidak dapat berkembang biak, dan diharapkan anak-anak ini nantinya akan menceritakan pada keluarganya mengenai hal ini, sehingga keluarga pun mengetahuinya. Bahkan kalau bisa, anak-anak ini sendiri yang langsung mempraktekkan di lingkungan tempat tinggal mereka.

Patut diketahui, tempat bersarang nyamuk ini kadang luput dari perhatian kita. Seperti di penampung air (toren), di dalam dispenser, kaleng-kaleng bekas di tempat sampah, dan lain-lain. Apa saja yang harus jadi perhatian kita terkait dengue ini? Bagaimana cara pencegahannya? Seperti apakah gejalanya jika sampai terinfeksi dengue

Untuk menjawab dan memberi bantuan berupa informasi mengenai dengue pada masyarakat, diluncurkanlah sebuah situs edukasi yaitu Dengue Buzz Barometer, yang diprakarsai oleh Asian Dengue Vaccine Advocacy (ADVA). Diharapkan dengan hadirnya situs ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat secara umum terhadap dengue. Jadi, jika kamu ingin tau informasi lengkap mengenai dengue, silakan langsung cuss ke sana yaa :)

Saya sendiri sudah meluncur ke sana. Banyak informasi penting saya dapatkan, trus saya sudah mengikuti kuisnya juga. Kuisnya menguji pengetahuan kita tentang dengue :) 
Saya adalah Dengue Preventation Star 
Di rumah, saya emang suka memperhatikan tempat-tempat atau wadah yang sering digenangi air, seperti bak mandi, vas bunga, dalaman dispenser. Semua musti dibersihin atau diganti airnya tiap hari. Ventilasi rumah juga saya pasangin kawat nyamuk untuk meminimalisir masuknya nyamuk ke rumah. Sedangkan untuk barang-barang gak kepake seperti kaleng bekas, kardus, atau benda-benda lainnya biasanya saya masukan ke dalam karung untuk diberikan pada abang-abang yang ngumpulin barang bekas :)

Makanya entah kenapa malam kemarin bisa begitu banyak nyamuk bisa masuk ke rumah. Oh ya, mungkin karena belakangan pintu rumah sering terbuka lama mulai dari sore hingga malam hari, sehingga nyamuk dari luar pada masuk yah :) 

Sepertinya tidak hanya saya saja yang harus perhatian soal nyamuk ini. Para tetangga juga harus ikut bersama-sama mencegah agar nyamuk jangan sampai berkembang biak. Karena jika masih ada tempat nyamuk bersarang di tempat tetangga, maka ada kemungkinan kita akan terkena serangan nyamuk ini juga.

Yah, masalah dengue ini emang harus diatasi bersama, harus ada kesadaran dan kepedulian kita semua, agar serangan dengue bisa dicegah sedini mungkin. 


*Tulisan ini adalah opini pribadi dan didukung oleh Sanofi Group Indonesia

Foto : Pribadi

  • Share:

You Might Also Like

3 comments

  1. Aku pernah punya tanaman Zodia, kalo ditaruh di ruang tamu lumayan juga mengusir nyamuk.

    BalasHapus
  2. kalau anak SD diajarin jadi jumantik, semoga dirumah diimplementasikan :)

    BalasHapus
  3. Cuma mau bilang, Ibu Airin cantik dan public speaking-nya cakeeep. Moga program ini makin sukses ya, Wi. Moga penderita DBD semakin berkurang.

    BalasHapus