Mengintip Pabrik Gasol Pertanian Organik di Cianjur

By Dewi Sulistiawaty - Mei 23, 2017

Akhirnya, saya menjejakkan kaki di tanah Cianjur, setelah sekian lama hanya mendengarkan ceritanya dari teman-teman. Kesuburan tanah, serta ciri khas beras Cianjur telah membawa nama Cianjur cukup dikenal di kalangan masyarakat Indonesia, termasuk saya. Nah, kunjungan saya ke Cianjur kali ini adalah mau mampir ke Desa Gasol, khususnya ke Pabrik Gasol Pertanian Organik yang ada di sana.

Oya, kamu pada tau nggak dengan Produk Gasol? Pernah dengar? Hmm, biasanya ibu-ibu pada tau nih, kalau Gasol ini terkenal dengan produk tepungnya, yang biasa diberikan sebagai MPASI pada bayi. Iya kaan :D Keponakan saya mengkonsumsi Tepung Gasol ini dulu. Kebetulan, rumahnya tak jauh dari kantor Gasol di daerah Ragunan. Kenapa Gasol? Karena tepung Gasol ini banyak varian rasa, terbuat dari bahan organik, serta diolah dengan cara yang higienis. Nggak percaya? Yuk, dibaca lagi kelanjutan cerita saya ini :)

Kantor Gasol di Ragunan Jakarta
Perjalanan dari Jakarta ke Cianjur memakan waktu kurang lebih 2,5 jam dengan menggunakan kendaraan pribadi. Ketika mobil mulai memasuki gerbang pabrik, tidak nampak kesan pabrik di dalamnya. Seperti rumah saja, namun bukan rumah biasa. Rumah bagian utama terbuat semi permanen, bahkan lebih didominasi oleh bahan kayu, dengan atap dari rumbia untuk teras bagian belakangnya, terlihat nyaman dan asri.

Sejarah Gasol Pertanian Organik



Di teras belakang inilah saya dan beberapa teman blogger duduk, sembari beristirahat, dan berbincang-bincang santai dengan Bapak Fleming Wong, Commercial Director Gasol Pertanian Organik, Ibu Wawa Chairunnisa, Invaluable Contributor, dan Bapak Rohman. Bapak Fleming pun menceritakan asal muasal didirikannya usaha Gasol Pertanian Organik, yang digagas oleh istri beliau, yaitu Almarhumah Ibu Ika Suryanawati (Chief Executive Officer Gasol Pertanian Organik), yang merupakan putri dari Ibu Wawa.

Bapak Fleming Wong
Ibu Ika yang lulusan IPB sudah menjalin hubungan asmara dengan Bapak Fleming sejak kecil, bahkan sejak kelas 4 SD. Kisah cinta mereka tidak selalu berjalan mulus, dan beberapa kali sempat pisah, hingga akhirnya bersua lagi saat duduk di bangku SMA. Memasuki bangku kuliah, mereka kembali menjalin hubungan, hingga akhirnya melangsungkan pernikahan di Jakarta. Berdua mereka bekerja secara professional di perusahaan yang ada di Jakarta.

Waktu itu Ibu Ika dan Bapak Fleming sempat berpikir untuk kembali ke daerah asal mereka di Cianjur. Mereka ingin membangun sebuah rumah impian, tempat mereka menghabiskan hari tua nanti di sana. Keinginan ini pun terwujud, dan mereka membeli sebuah lahan, berupa tanah sawah yang kebetulan memang ingin dijual oleh pemiliknya. Kemudian pada tahun 2004, lahan ini dibangun menjadi rumah kayu impian oleh mereka berdua.

Kebetulan si pemilik lahan sebelumnya memiliki sawah seluas 2000 m2 di bagian belakang lahan yang mereka beli. Ibu Ika pun membeli sawah tersebut, dan mulai mengimplementasikan pertanian di sana. Ibu Ika sempat tertarik dengan sebuah buku berjudul “Revolusi Sebatang Jerami” oleh Masanobu Fukuoka. Fukuoka merupakan seorang naturalis berkebangsaan Jepang, yang menanam tanaman secara organik, dan menolak tegas pertanian kimiawi.

(Foto) Alm. Ibu Ika, yang meninggal dunia pada
bulan Februari 2017 lalu 
Terinspirasi dari Fukuoka itulah, akhirnya Ibu Ika mulai menanam padi secara organik. Ibu Ika yang merupakan orang asli Cianjur, melihat bahwa sebenarnya banyak benih-benih padi lokal yang saat ini sudah mulai punah, seperti benih padi Hawarabatu, Cingkrik, dan Peuteui. Kemudian Ibu Ika bersama Bapak Fleming mencoba mengumpulkan benih-benih ini dari para petani yang ada di daerah Cianjur. Dengan alasan ekonomi, para petani mulai meninggalkan bercocok tanam dengan menggunakan benih padi lokal karena proses panennya yang lumayan lama.

Beras Wangi dan Beras Omyog

Pak Rohman
Dari Bapak Rohman, akhirnya saya tahu bahwa mengkonsumsi beras merah dan beras hitam itu lebih sehat ketimbang mengkonsumsi beras putih, karena kulit ari yang ada pada beras merah dan beras hitam tersebut tidak dilepas. Kulit ari pada beras banyak mengandung vitamin dan mineral. Sedangkan kebanyakan beras putih yang biasa kita konsumsi, kulit arinya dilepas dari bulir berasnya, sehingga yang tinggal hanya kandungan karbohidratnya saja.

Namun masih banyak orang kita yang kurang suka mengkonsumsi beras merah dan beras hitam, karena rasanya yang hambar dan terasa serat di lidah, tidak lembut dan manis seperti beras putih. Ini disebabkan oleh kulit ari yang menempel pada berasnya.

Usaha Gasol Pertanian Organik, menggunakan beras lokal berkualitas yang diolah secara organik. Untuk memproduksi semua itu diperlukan biaya yang tidak sedikit. Maka Ibu Ika dan Bapak Fleming melihat sebuah peluang dengan adanya sebuah komunitas di Jakarta yang membutuhkan bahan makanan yang alami, seperti makan-makanan homemade untuk bayi mereka. Makanan untuk bayi yang dibuat sendiri, misalnya beras yang dibeli sendiri, dimasak dan di-blend sendiri menggunakan susu (ASI), sayur, dan buah-buahan segar.

Kebetulan keluarga Bapak Fleming juga menjalani konsep hidup yang sama dengan komunitas ini. Akhirnya Bapak Fleming dan Ibu Ika menawarkan produk Gasol pada komunitas yang dominan ibu-ibu ini. Responnya sangat bagus, sehingga akhirnya Bapak Fleming mengajak istrinya untuk mengembangkan produk ini untuk lebih dikomersilkan lagi.

Awalnya mereka mengikuti sebuah pameran baby and mom di Balai Kartini pada tahun 2008. Dari situ bisnis Gasol mulai berkembang. Bahkan produk Gasol Pertanian Organik ini dipromosikan dari mulut ke mulut oleh ibu-ibu yang menggunakannya. Menurut ibu-ibu yang menggunakan Gasol, produk Gasol sangat sehat, karena berbahan organik, non instan, dan tanpa bahan tambahan, semuanya alami, sehingga baik untuk bayi.

Berkunjung ke sawah milik Gasol
Pola penanaman padi Gasol, untuk tanahnya saja memerlukan waktu untuk istirahat, maka untuk penanaman diselingi juga dengan tanaman lainnya, seperti pisang, ubi, kacang hijau, kacang merah, dan lain sebagainya, sehingga akhirnya Gasol mempunyai banyak varian rasa. Mengusung konsep zero waste, Gasol juga memanfaatkan kulit pisang, jerami, sekam, dan daun-daun yang ada untuk diolah menjadi pupuk organik.
 
Tempat pembuatan pupuk organik, dengan komposisi kotoran ternak, arang sekam, dedak,
jerami, sisa tanaman, seperti kulit pisang dan azola (sejenis ganggang)
Untuk mengatasi serangan hama pada padi, Gasol Pertanian Organik menggunakan obat bio pestisida/ pestisida nabati, yang terbuat dari bahan-bahan organik atau daun-daunan. Semuanya dibuat sendiri, sama seperti pupuk yang juga dibuat sendiri menggunakan pupuk organik.   

Selain rumah utama, yang digunakan sebagai tempat tinggal, di lahan pabrik Gasol ini juga terdapat bangunan lain, seperti deretan rumah yang terdapat di seberang teras bagian belakang, yang bisa digunakan oleh karyawan atau tamu yang datang menginap, sebuah bangunan pabrik di sisi sebelah kiri, yang terlihat sudah didesain secara modern, serta lapangan luas yang membentang yang digunakan untuk menjemur padi.

Nah, di bagian belakang deretan rumah terdapat sebuah kebun kecil yang ditanami dengan berbagai tanaman apotik hidup, serta beberapa kandang kecil berisi hewan ternak. Tanaman ini dikonsumi sendiri atau dipetik untuk dihidangkan untuk para tamu yang datang berkunjung.



Berkunjung ke Pabrik Gasol Pertanian Organik

Siapa menyangka, kalau pabrik Gasol yang saya bilang cukup kecil jika dilihat dari luar, ternyata memiliki ruangan yang cukup besar di bagian dalamnya. Awalnya nggak ngeh kalau pintu besi dengan nomor kombinasi, yang terdapat di galeri Gasol, ternyata merupakan sebuah pintu menuju ke dalam pabrik. Tepatnya seperti bunker gitu deh.

Galeri Gasol Pertanian Organik
Setiap yang mau masuk bunker pun harus benar-benar steril. Cuci kaki dan tangan, memakai sandal dan baju khusus, serta masker. Di beberapa ruangan pun disediakan hand sanitizer dan sarung tangan steril. Beberapa karyawan nampak sibuk bekerja, ada yang mengupas pisang, membersihkan beras, dan ada juga yang mondar mandir mengantarkan bahan-bahan ke ruangan atas. Ruangannya benar-benar bersih begitupun karyawan yang bekerja menggunakan masker dan penutup kepala. Semua peralatan yang sudah digunakan dibersihkan lagi dan dikeringkan di tempat yang telah disediakan.


Nah, memasuki ruangan pengeringan yang terdapat di lantai atas, tempatnya kurang begitu nyaman bagi saya, karena suhu ruangannya panas banget, sampe keringetan saya :D. Ya iya lah, namanya juga ruang pengeringan yang menggunakan tenaga surya, jadi suhunya harus panas agar bahan-bahan yang dijemur cepat kering. Nantinya bahan ini akan digiling menjadi tepung, menggunakan mesin pin mill.


Dengan bahan baku yang alami, lalu diolah menggunakan teknologi yang ramah lingkungan, Gasol memastikan bahwa produknya memiliki kualitas yang sangat tinggi. Ini sesuai dengan visi dan misi Gasol Pertanian Organik, yang ingin menyediakan makanan yang sehat, yang berasal dari bibit unggul lokal, yang ditanam dan diproduksi secara alamiah, ramah lingkungan dan berkesinambungan.

Sedangkan misi Gasol Pertanian Organik adalah melestarikan dan membudidayakan benih unggul tanaman pangan yang terancam punah, yang akan diproduksi menjadi produk makanan yang unggul, murni, sehat, dan aman. Ini saja belum cukup, karena Gasol juga berkomitmen untuk berkontribusi pada pengembangan kemampuan sumber daya manusia masyarakat di sekitar lokasi pabrik. Bahkan untuk menggarap sawah, Gasol bekerja sama dengan para petani, misalnya dengan sistem bagi hasil. Jadi dengan adanya pabrik Gasol di Cianjur, dapat menghidupi masyarakat sekitarnya. 

Produk beras organik Gasol
Kunjungan saya ke Cianjur, khususnya ke Pabrik Gasol Pertanian Organik yang ada di sana sungguh menambah wawasan saya mengenai padi lokal dengan kualitas unggul, cara memilih beras yang bagus bagi kesehatan, serta wawasan lainnya mengenai cara membuat pupuk organik. Yang pasti Gasol benar-benar menjaga mutu produknya, dengan jaminan kualitas bahan dan kehigienisan dalam pengolahannya. Masyarakat luas bisa mendapatkan produk makanan sehat, begitupun dengan penduduk sekitar pabrik yang terbantu dengan keberadaan pabrik Gasol ini. Info lebih lanjut mengenai produk Gasol Pertanian Organik bisa dilihat di website www.gasolorganik.com.

Produk tepung organik berbagai varian untuk bayi


Foto-foto : Pribadi

  • Share:

You Might Also Like

6 comments

  1. produk organik makin berkembany ya mba :D btw beras merah dan hitam memang bagus khasiatnya, lebih cepet kenyang walau porsi dikit.. nice sharing mba :D

    suika-Lovers.com

    BalasHapus
  2. Pas masuk ke pabrik, bener2 kaya laboratorium yg steril gt... Kereen

    BalasHapus
  3. Meski dari luar tidak terlihat seperti pabrik, tapi di dalamnya tidak kalah dengan pabrik besar ya, apalagi dalam soal kebersihan, higienis benar2 dijaga. Salut...

    BalasHapus
  4. Beras Hitam belum pernah coba, sering liat aja di emol-emol, kalo merah sering, kalau putih lebih sering. Hihihi.

    BalasHapus
  5. Jauh sih tempatnya, tapi cukup seru dan menyenangkan :D

    BalasHapus
  6. Hasil dari Tugas mulia Ika alm
    Alfatihah buat Ibu Ika

    BalasHapus