Pengalaman Memiliki Tanaman Hias dan Apotik Hidup di Pekarangan Rumah

By Dewi Sulistiawaty - Maret 29, 2016

Credit by kaskussetia.blogspot.com
Setiap benda dan makhluk hidup yang diciptakan oleh Sang Pencipta pasti memiliki  fungsi dan manfaatnya, baik bagi makhluk hidup itu sendiri maupun bagi lingkungan. Beuuh, berat banget yah bahasanya, hehe.... Tapi emang begitulah Yang Maha Kuasa menciptakan alam semesta J

Agar semua ekosistem dapat terjaga keseimbangannya, kita sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan makhluk hidup lainnya, yang diberi akal dan pikiran oleh Tuhan, jangan hanya mampu memanfaatkan serta menghabiskannya. Namun kita juga harus bisa menjaga dan melestarikan sumber daya alam, serta lingkungan yang ada agar tidak sampai punah.

Menanam kembali pohon yang sudah ditebang, atau tidak merusaknya merupakan salah satu cara kita untuk melestarikan alam ini. Menanam pohon atau tanaman yang dapat memberikan manfaat di pekarangan rumah, juga dapat kita lakukan untuk melestarikannya.

Bersyukurlah ibu saya memiliki pekarangan yang luas sekali. Di halaman depan dan belakang rumah ibu banyak ditanami pohon-pohon seperti pohon jambu, jambu biji, kelor, nangka, belimbing dan mangga. Selain dapat membuat rumah menjadi sejuk karena rindangnya pohon, udara yang lebih segar, pohon-pohon tersebut juga membawa manfaat lain bagi ibu. Bila tiba musim berbuah, ibu dapat memetik buah-buahan dari pohon tersebut.

Selain untuk dikonsumsi sendiri, buah-buahan tersebut dibagikan pada tetangga atau dijual kepada penjual buah. Nah, dengan memiliki pohon yang berbuah, ibu dapat menjalin silaturahmi dengan para tetangga, plus mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual buah-buahan tersebut.

Ada satu lagi kebiasaan ibu yang sangat saya suka, selain menanam banyak pohon. Ibu juga suka menanam tanaman hias dan apotik hidup di pekarangan rumah. Seperti kaktus, bunga bakung, pandan, lidah buaya, kumis kucing, kunyit, lengkuas, kencur, sereh, dan banyak lagi lainnya.

Saya sering melihat ibu mengambil daun kunyit dan sereh jika hendak memasak gulai. Jika ibu sedang luang waktunya, ibu juga suka mengoleskan lidah buaya buat rambutku. Kata ibu, lidah buaya dapat membuat rambut menjadi lebih kuat dan lebat.

Saya yang masih belia waktu itu, belum begitu mengerti maksud ibu. Yang saya tau, saya sangat senang ketika jari jemari ibu mulai menyentuh dan membelai rambut saya, sampai dibuat ngantuk saya jadinya, hehe….

Saya juga ingat, ibu dulu juga pernah membuatkan ayah minuman dari kunyit. Kata ibu kunyit dapat membantu meringankan sakit perut yang diderita ayah. Iya, ayah saya suka mengeluh sakit perut, karena ayah sering telat makan sehingga menderita mag.

Tetangga saya juga suka meminta daun-daun di pohon yang ada di pekarangan rumah. Yang paling sering mereka minta adalah daun nangka, daun kelor, dan daun kumis kucing. Saya seringkali menanyakan pada tetangga saya, untuk apa bagi mereka daun-daun tersebut. Karena yang saya tau, cuma daun kelor yang bisa dibuat sebagai sayuran. Mereka sih menjawab untuk obat, namun saya tidak tau daun-daun tersebut untuk mengobati penyakit apa.

Sebenarnya masih banyak tanaman apotik hidup di rumah yang sering digunakan ibu sebagai bahan untuk obat, selain untuk bumbu memasak. Dan bahkan saya juga sering melihat kucing memakan daun sereh yang menjulur panjang dari pot. Kata mama, kucing juga tau tanaman apa yang bisa dimakannya untuk mengobati sakit perut, hebat yah! J

Setelah beranjak dewasa dan tinggal di rumah sendiri, namun masih tinggal di kampung, yang halamannya masih luas, saya juga suka menanam tanaman hias dan apotik hidup. Saya sempet menanam bunga mawar dan lidah buaya di halaman depan rumah. Sedangkan di halaman belakang saya tanami dengan pohon pisang, kangkung, cabe, sereh, seledri, jahe dan wortel. Walo setiap wortelnya sudah mau tumbuh, paginya selalu saya liat ada bekas gerogotan di wortelnya, hmmm… pasti kerjaan si tikus, pikir saya. Namun saya tetap saja semangat untuk menanam lagi, dan lagi, karena senang rasanya jika bisa melihat apa yang sudah saya tanam bisa tumbuh J

Sejak tinggal di Jakarta, saya memang tidak lagi bisa menanam tanaman hias atau apotik hidup karena tidak memiliki lahan atau tanah untuk ditanami. Pernah sih sekali menanam tanaman hias di pot. Yang ada akhirnya si tanaman hias tersebut layu dan mati karena tidak dapat lagi berkembang sebab potnya sudah tidak muat lagi. Sedih deh! Maka sejak saat itu saya tidak lagi memelihara tanaman. Saya cukup menikmati kebon punya tetangga yang terhampar di depan rumah J


  • Share:

You Might Also Like

1 comments

  1. selain bermanfaat buat sendiri juga bermanfaat buat orang lain.. siip.!

    BalasHapus