Gaya hidup halal saat ini sedang jadi tren pada masyarakat muslim di Indonesia. Kalau dulu hanya beberapa orangtua yang menggunakan hijab, maka saat ini anak muda pun mulai tertarik untuk berhijab dan bergaya hidup halal. Tentu saja setelah pemahaman gaya hidup halal ini disampaikan dengan cara yang menarik dan kreatif. Bukan hanya makanan saja, fashion, dan juga hiburan, menjadi sorotan saat ini.
Dulu
saya tidak terlalu suka bercerita, makhlumlah, saya kan orangnya pendiam. Ada
yang bilang diam itu emas, makanya saya lebih suka memilih diam, wkwkwwk. Baidewei,
sejak dianugerahi seorang anak, saya mulai suka bercerita, dan rajin banget
mengajak anak saya bicara (malah sejak anak saya masih di dalam kandungan :D). Entah
mengapa, timbul saja keinginan untuk mengajaknya berbincang-bincang, terasa
lebih akrab dan intim :)
Najwa
kecil suka saya ajak ngobrol, baik saat lagi bermain, makan, maupun saat
menyusui. Senangnya, dia seperti mengerti dan mendengarkan dengan baik apa yang
saya bicarakan, walaupun dia belum bisa bicara untuk membalas obrolan kami,
hehe. Menginjak usia dua tahun, saat Najwa sudah mulai mengerti angka, warna,
dan gambar, saya mulai membacakan cerita-cerita dongeng anak. Najwa kecil
sangat ceriwis, dan suka sekali bertanya, “Kok guk guknya mengeluarkan lidah begitu,
Ma?”, “Mengapa abangnya nakal, Ma?”, “Kenapa kura-kura jalannya pelan, Ma?”, dan
banyak lagi. Dia akan terus menanyakannya hingga saya menjawab pertanyaan
tersebut, serta puas dengan jawaban yang saya berikan XD
Kamu benar-benar ingin hidup sehat, atau
hanya ingin kelihatan sehat saja? Jika benar-benar ingin sehat, sebaiknya
konsisten menerapkan pola hidup sehat di keseharian, sesuai dengan kondisi dan
kemampuan tubuh. Hindari mengikuti pola atau gaya hidup sehat yang dilakukan
oleh orang lain, karena apa yang dilakukan orang tersebut, belum tentu sesuai atau
cocok dengan kondisi serta kemampuan yang dimiliki oleh tubuh kita.
Kehidupan
saat ini yang semuanya serba modern, membuat masyarakat menjadi lebih aware dengan masalah kesehatan. Beberapa
diantaranya mulai menerapkan gaya hidup sehat di dalam kehidupannya
sehari-hari. Ada yang menerapkan diet sehat dengan mengatur pola makannya, ada
juga yang mulai aktif senam, atau sekedar jalan santai bersama keluarganya di
saat weekend.
“Mama
bohong! Katanya Wawa boleh main HP kalo lagi libur sekolah. Ini kan hari Sabtu,
sekolahnya libur. Kok nggak boleh sih?” ucap Wawa sambil merengut.
“Siapa
bilang nggak boleh Wawa. Boleh kok! Tapi dengan syarat, semua pr udah kamu kerjakan.
Perjanjiannya begitu kan, Wa?” ujarku sambil tersenyum simpul.
Moms
zaman now eh atau zaman old ya, mungkin masih ingat dengan sepenggalan lirik dari lagu di atas ya.
Lagu yang dinyanyikan oleh Enno Lerian semasa kecilnya ini sempat hits pada
waktu itu, karena liriknya memang menceritakan pengalaman yang sering kita
temui dalam keseharian. Nyamuk yang suka mengganggu dan bikin kulit kita jadi bentol
dan gatal.
Jujur
ya, kemajuan teknologi telah memanjakan saya (dalam artian positif ya). Gimana
nggak, semua bisa saya dapatkan dengan cara
yang mudah, waktu yang cepat, dan murah pula. Cari informasi, tinggal buka
hape, browsing, klik, dan
tadaa….semuanya tersedia di sana. Mau pergi ke suatu tempat, tinggal buka
aplikasi ojek online (kalau saya biasanya menggunakan Apps Gojek), klik arah tujuan, dan
transportasi yang diinginkan pun akan menjemput dan mengantarkanku hingga ke tempat
yang ingin dituju.
Saat
ini, investasi rasanya tidak asing lagi untuk dijalani karena sudah banyak platform yang memberikan sarana kepada
masyarakat untuk berinvestasi secara praktis. Tapi, tahukah kamu mengenai fitur
crowdfunding yang mampu memberikan
peluang untuk berinvestasi secara ‘baik dan inovatif’?
Melalui
crowdfunding, calon investor bisa
mendapatkan penawaran untuk menanamkan investasinya lebih awal pada produk,
proyek usaha atau bisnis yang bertumbuh potensinya untuk menjadi besar di
kemudian hari. Itu sebabnya, crowdfunding
disebut-sebut akan menjadi “the next
big thing” di dunia investasi, karena kemudahannya dalam menemukan
kesempatan investasi (tanpa harus tatap muka, presentasi dan pitching).
Mendengar
kata Maja di Lebak, Banten, kepikiran tempatnya yang jauh banget ya dari
ibukota. Letaknya di pinggiran sana, masih sepi gitu, trus di sana sudah ada
mal atau belum (ntar kan suka kangen sama mal, hihi). Pikiran seperti itu musti
kamu hilangkan deh dari benakmu, karena nggak lama lagi Kota Maja akan
berkembang seperti kota-kota lainnya lho!
Sabtu
kemarin, tepatnya tanggal 18 November 2017, saya mencoba ke Kota Maja menggunakan
moda kereta commuter line. Saya
berangkat dari Stasun Pasar Minggu menuju Stasiun Maja, dengan transit sekali
di Stasiun Tanah Abang. Kurang dari setengah jam, kereta yang saya tumpangi
sampai di Stasiun Tanah Abang. Dari Stasiun Tanah Abang ke Stasiun Maja,
memakan waktu sekitar 1,5 jam. Lumayan cepatlah ya, dibandingkan dengan
kemacetan di ibukota, yang kalau kemana-mana (masih di seputaran Jakarta
Selatan lho ini), sudah terbiasa makan waktu berjam-jam. Kalau kata teman saya,
‘bisa tua di jalan kita’ XD
Bicara
mengenai makanan yang enak, saya jadi teringat dengan almarhumah Bik Nur. Bik
Nur adalah orang yang semasa hidupnya suka membantu ibu saya memasak di rumah. Usia
Bik Nur sedikit lebih muda dibandingkan usia ibuku. Apapun yang dimasak oleh
Bik Nur, dijamin bikin nagih deh. Mau sayur bening, sop, soto, nasi goreng,
gado-gado, gulai, rendang, ikan panggang, berbagai macam kue bolu dan kue
kering, hingga minuman, semua bisa dibikin Bik Nur dengan rasa yang buat saya kangen
terus. Huhu…jadi kangen sama beliau *kirim doa….