[Terios 7 Wonders] Eksplorasi Hidden Paradise Bersama Sahabat Petualang

By Dewi Sulistiawaty - November 23, 2013

Setelah di tahun 2012 sukses dengan Daihatsu Terios 7 Wonders 'Hidden Coffee Paradise' dengan menjelajahi keindahan pulau Sumatera, maka pada tahun 2013 ini Daihatsu kembali hadir dengan Terios 7 Wonders 'Hidden Paradise'. Petualangan kali ini ditujukan untuk menguji ketangguhan Daihatsu Terios  7 Wonders sekaligus mengeksplorasi tempat-tempat wisata yang masih tersembunyi, berawal dari pulau Jawa terus melintasi Bali dan Lombok hingga berakhir di Pulau Komodo.

Bisa dilihat bahwa format yang dibuat adalah serba 7. Dimana Terios 7 Wonders akan mengunjungi 7 destinasi, tim yang hendak berangkat terdiri 7 Blogger, 7 Media, 7 Driver dan tentu saja dengan 7 kendaraan Daihatsu Terios! Angka 7 yang benar-benar wonder! :)

Pelepasan Sahabat Petualang bersama Daihatsu Terios 7 Wonders untuk menjelajahi hidden paradise
Pada tanggal 1 Oktober, semua tim sahabat petualang yang hendak berangkat berkumpul di satu titik pemberangkatan yaitu di Sentul City, Bogor. Saat itu terlihat Daihatsu Terios 7 Wonders berdiri gagah dengan penampilan barunya Ada beberapa tambahan eksterior yang cukup mencolok sehingga menambah kegagahan Terios Adventure ini, seperti front bumper guard skid plate, side body molding, spare wheel cover, rear spoiler, dan masih banyak lagi. Sementara untuk interiornya, Terios TX terbaru hadir dengan dashboard dan jok warna hitam yang elegan dipadukan dengan warna silver. Warna yang cocok untuk para sahabat petualang.

Akhirnya setelah persiapan yang matang dan peralatan yang lengkap, baik dari tim maupun kendaraan, perjalananpun di mulai ke tujuan destinasi yang pertama yaitu Desa Sawarna yang berada di wilayah Bayah, Banten.

Untuk sampai ke Sawarna, tim tidak melalui jalur Ciawi yang terkenal macet, namun melintasi jalan Cipaku, Bogor hingga sampai ke daerah Cihideng. Perjalanan yang sedikit curam dan berliku! Namun nyatanya tidak jadi halangan bagi Terios untuk terus melaju, karena Daihatsu Terios 7 Wonders yang telah dilengkapi dengan Anti Lock Breaking System (TX AT) yaitu sebuah sistem untuk mencegah roda terkunci saat terjadi pengereman mendadak, sehingga kendaraan yang sudah menggunakan sistem ABS ini tidak akan sleep atau ngesot saat terjadi pengereman. Setelah kurang lebih satu jam-an perjalanan melintasi kawasan perkebunan dan hutan, akhirnya tim sampai di Pelabuhan Ratu. Tim pun beristirahat dan makan siang disini.

Setelah dirasa cukup, sahabat petualang Terios 7 Wonders pun melanjutkan perjalanan. Di butuhkan waktu kurang lebih dua jam-an hingga akhirnya sampai di Desa Sawarna. Dan ini termasuk waktu yang cepat untuk sebuah perjalanan darat dengan medan yang bisa dibilang tidak enteng untuk sebuah kendaraan biasa :)

Sesampainya di Desa Sawarna yang kaya akan pantai-pantainya yang indah, ternyata tim masih harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sepanjang 800 meter untuk bisa sampai ke pantai Tanjung Layar. Dengan melewati jembatan goyang yang terbuat dari kayu dan juga rumah-rumah penduduk, akhirnya tim sampai juga di pantai Tanjung Layar dengan hamparan pasirnya yang bersih dan ombak lautnya yang besar. 

Walaupun berada di kawasan pesisir pantai selatan, namun penduduk Desa Sawarna lebih banyak yang hidup dengan bertani dari pada melaut. Mungkin ini dikarenakan banyaknya batu-batu karang disepanjang pesisir pantai, belum lagi gulungan ombaknya yang tergolong besar sehingga akan sulit bagi masyarakat untuk beraktivitas sebagai nelayan.

Cantiknya Pantai Tanjung Layar


Pantai Tanjung Layar Sawarna ditemani 2 batu karang yang mirip layar
Sunset di Pantai Ciantir
Sambil menikmati matahari yang hendak bersembunyi di ujung cakrawala, sahabat petualang pun bermalam di sini. Pagi-pagi sekali sekitar jam 6, tim mulai melanjutkan perjalanan menuju kota Yogyakarta. Dari Sawarna, tim melaju ke Pelabuhan Ratu terus ke jalan Cikembar-Sukabumi-Cianjur dan masuk tol Padalarang, lanjut ke Bandung dan Cileunyi. New Terios dengan transmisi manual 5-percepatan menunjukkan kehandalan dan kelincahannya di jalan jalur selatan yang menuntut kemampuan berkendara ini.

Setibanya di Cileunyi, tim berhenti sebentar untuk makan siang dan sholat Dzuhur. Setelah itu berangkat lagi menuju Nagreg-Tasikmalaya-Banjar-Ciamis. Untuk mengusir kebosanannya beberapa sahabat petualang mendengarkan musik atau lagu, karena Daihatsu Terios 7 Wonders ini telah dilengkapi dengan Audio & Video Double Din with AUX & USB Connector, selain itu bisa juga menggunakan dari perangkat gadget yang kompatible. Dan sebagian lainnya lebih memilih untuk beristirahat saja selama dalam perjalanan ini, dengan menggunakan headrest atau sandaran kepala sehingga bisa lebih nyaman beristirahat! Dan kerennya lagi headrest ini tersedia untuk semua bangku lho! :)

Langit mulai meredup ketika tim mulai memasuki daerah Jawa Tengah. Terios 7 Wonder terus melaju memasuki Cilacap-Purwokerto hingga akhirnya sampai di Banyumas. Di kota ini tim kembali berhenti untuk makan malam. Setelah puas menyantap hidangan makan malam, tim meneruskan perjalanan melewati kota Purworejo dan Sleman. Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 01.30 tengah malam, tim akhirnya tiba di kota Yogyakarta.Ternyata untuk sampai ke kota Yogyakarta dibutuhkan waktu lebih kurang 16 jam dari Sawarna. Akhirnya tim bermalam disini untuk beristirahat, melepaskan penat setelah melalui perjalanan yang cukup panjang.

Keesokan paginya, tim langsung menuju ke destinasi ke-2 yaitu Merapi. Kebetulan saat itu Daihatsu di dukung oleh pemerintah Provinsi DIY dan penduduk setempat sedang mengadakan sebuah aksi peduli dengan menanam 10.000 pohon untuk menghijaukan kembali daerah Merapi. Setelah habis dilahap lahar Merapi 3 tahun yang lalu, penduduk ingin kembali menghidupkan kota yang sempat diselimuti debu ini. Selain acara menanam 10.000 pohon juga diberikan beasiswa kepada 10 orang anak yatim yang berprestasi di kawasan tersebut. 

Acara penanaman 10.000 pohon dimeriahkan dengan suguhan tari Jathilah
Aksi Penanaman 10.000 pohon
Setelah acara tersebut rampung, para sahabat petualang diajak untuk mengikuti 'Lava Tour' untuk menjelajahi daerah-daerah yang terkena erupsi Merapi tahun 2010 lalu. Disinilah ketangguhan Daihatsu Terios teruji. Dengan medan yang ekstrim dan berpasir, Terios mampu menjinakkannya dengan mudah! Dan untuk sahabat petualang yang duduk di baris belakang pun cukup duduk dengan manis dan tak usah takut bakal tergoncang-goncang sampai jumplalitan dari bangkunya karena semua bangku tersedia seat beltnya! ;) Bahkan untuk keselamatan penumpangnya Daihatsu Terios XT 2013 sudah dilengkapi dengan  Dual SRS Airbag untuk pengemudi dan juga penumpang disampingnya dan fasilitas ini sudah sesuai dengan standar keselamatan ASEAN NICAP! *ngacungin dua jempol :)

Medan yang terjal mampu dijinakkan Terios 7 Wonders
Singgah ke Kinahrejo tentu saja tak afdol kalau tidak mengunjungi tempat tinggal alm. Mbah Marijan, juru kunci Gunung Merapi yang meninggal ketika erupsi Merapi tahun 2010 silam. Dimana sekarang desa ini menjadi obyek wisata yang berupa bukit pasir.

Rangkaian Terios 7 Wonders yang lihai melaju di lereng Gunung Merapi
Setelah mampir di Kinahrejo Merapi, perjalanan dilanjutkan lagi menuju Malang, melewati kota Wonogiri-Pacitan-Trenggalek-Tulung Agung dan Blitar. Dan sesampainya di Malang, tim kembali istirahat dan makan siang. Matahari sudah cukup terik ketika akhirnya tim mulai lagi untuk berangkat menuju daerah Lumajang dan terus menuju ke destinasi ke-3 yaitu Ranu Pani,Tengger.

Langit mulai gelap ketika tim mulai memasuki kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dimana Ranu Pani berada. Desa Ranu Pani sendiri sebenarnya berada tepat dibawah kaki Gunung Semeru, dimana suhu udaranya normal pada siang harinya, namun sangat dingin menusuk jika sudah menyentuh malam. Dan biasanya desa ini jadi tempat menginap para pendaki Semeru sebelum paginya lanjut menuju puncak.

Kedatangan sahabat petualang ke desa ini langsung disambut dengan ramah dan senyum hangat. Sahabat petualang diundang datang ke rumah salah satu warga suku Tengger yang terlihat lebih besar dibanding dengan rumah-rumah lainnya.  Tim dijamu dengan berbagai makanan khas dari Suku Tengger yang selalu terlihat berbalut sarung di badan dan topi kupluk yang menjadi ciri khas mereka.

Dijamu makanan khas masyarakat Tengger, selain jagung putih ada juga sambal cabe yang terkenal sangat pueedes :D
Sedikit ulasan mengenai rumah masyarakat suku Tengger. Dapur (biasa disebut pawon) dan ruang tamu sengaja diletakkan dalam satu ruangan. Ini dimaksudkan untuk mengakrabkan para tamu. Begitu juga dengan tungku yang sengaja diletakkan dekat dengan tempat para tamu duduk. Ini agar bisa selalu menghangatkan para tamu dan menciptakan keakraban di antara siapapun yang masuk ke dalam rumah.

Semua berkumpul di pawon (dapur) untuk menghangatkan diri
Setelah menikmati cengkrama dengan warga setempat, tim pun kembali ke pinggir danau yang berada di samping desa dan mendirikan tenda di sana. Malam itu sahabat petualang Terios 7 Wonder tidur berselimutkan bintang.

Sahabat Petualang terlelap dalam taburan jutaan bintang
Danau Ranu Kumbolo dipinggir desa Ranu Pani nan memesona
Pagi menjelang, ketika akhirnya tim harus bangun dari mimpinya.  Dan ketika sahabat petualang melongokkan kepalanya keluar tenda, semua terperangah! Takjub akan keindahan Ranu Pani nan asri dan 'wow'! Membuat semua anggota tim seperti tersihir akan indahnya! Belum lagi penduduknya yang ramah dan hidup dalam ketentraman, membuat tim merasa berat untuk pergi meninggalkan desa nan permai ini.

Sebagai kenang-kenangan, sahabat petualang Terios7Wonders memberikan berbagai peralatan kebersihan
Waktu terus berteriak, tim pun harus segera bergerak meninggal Ranu Pani nan damai menuju ke destinasi ke-4 yaitu Taman Nasional Baluran yang berada di wilayah Banyuputih, Situbondo Jawa Timur. Tim istirahat sebentar untuk makan siang di Jember, lalu lanjut lagi ke Bondowoso hingga akhirnya menjelang Isya tim tiba di kota Situbondo. 

Terios 7 Wonders bergaya dengan latar Gunung Baluran

Bertolak belakang dengan Ranu Pani yang penuh dengan hamparan permadani hijau, jalan menuju Taman Nasional Baluran malah dipenuhi dengan pohon kering dengan warna kuning dan coklat.
Sesampainya di Taman Nasional Baluran, tim melanjutkan untuk bersafari malam dengan berjalan kaki dan bertemankan cahaya lampu senter, untuk melihat kehidupan malam para hewan penghuni Baluran. Tak banyak hewan yang dijumpai malam itu, hanya beberapa ekor rusa yang sempat melintas. Ada sekitar 1 jam-an tim bersafari malam hingga akhirnya memutuskan untuk kembali ke pesanggrahan Bekol untuk beristirahat.

Sahabat petualang ketika bersafari malam di Taman Nasional Baluran
Taman Nasional Baluran ini dijuluki juga 'Africa van Java karena karakteristik alamnya yang menyerupai benua tersebut. Savana dengan luas 250 km persegi ini merupakan habitat dari satwa-satwa liar dan juga tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan iklim kering. Hewan yang banyak hidup disini adalah kerbau, kijang , banteng, rusa, monyet, kancil dan juga merak! :)

Taman Nasional Baluran

Bangun pagi disambut dengan sunrise! Tim kembali menjelajahi keindahan alam Taman Nasional Baluran. Sejauh mata memandang terhampar dataran vegetasi savana dengan pohon-pohon yang meranggas khas daerah kering.

Sekelompok rusa yang sering nampak di Taman Nasional Baluran
Kiri kanan jalan yang ada hanya pohon kering dan meranggas
Wilayah Baluran dengan vegetasi savananya
Sepeninggalnya dari Baluran, tim langsung menuju ke Pelabuhan Ketapang. Dan dalam waktu 1 jam-an tim sudah menjajak di tanah Gilimanuk, Bali. Disini tim menginap semalam dan baru keesokan paginya kembali melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Padang Bay. 

Dibutuhkan waktu sekitar 3 jam-an menyeberang selat hingga akhirnya bisa memasuki pulau Lombok. Di Kota Mataram tim bersantap siang dan beristirahat di sebuah hotel. Sementara ke tujuh kendaraan yang setia mengantar tim, melakukan check up di dealer Daihatsu Mataram.

Lombok tengah, tepatnya di Desa Sade Rembitan, Kec. Pujut merupakan destinasi ke-5 untuk tim kunjungi. Tempat ini merupakan salah satu tempat wisata di Lombok. Sebuah desa ditengah kota dimana penduduknya merupakan keturunan dari suku Sasak dan telah hidup secara turun temurun selama 15 generasi.

Suku Sasak di Sade Rembitan. Hanya wanita yang boleh memasuki lumbung.
Di desa ini sahabat petualang disambut dengan Gendang Gelik, yaitu sebuah acara penyambutan bagi para pengunjung ke desa tersebut. Para pengunjung di suguhi dengan berbagai macam tarian adat seperti tari Peresean, tarian Amak Tempengus dan juga tari semacam tarian Kecak dari Bali yang ditampilkan oleh seorang anak kecil. 

Tari Peresean

Tari Amak Tempengus yang mengundang gelak tawa

Serupa Tari Kecak

Para wanita Suku Sasak harus bisa menenun

Kebiasaan me-lap lantai menggunakan kotoran kerbau agar lantai mengkilap
Setelah mengenal kekentalan adat dan budaya suku Sasak di Desa Sade Rembitan, tim mampir ke Pondok Pesantren Almasyhudien Nahdlatuwathan untuk memberikan bantuan berupa buku untuk perpustakaan sekolah dalam rangka Program Coorporate Social Responbility (CSR) Pintar Bersama Daihatsu.

Pintar bersama Daihatsu
Setelah itu tim kembali bergerak mencari tempat-tempat indah lainnya yang tersembunyi di daerah sekitar sini. Pantai Pink dan Pantai Selong Belanak merupakan dua pantai hidden paradise yang dikunjungi oleh tim. Hingga akhirnya malam pun menjemput. Tim meninggalkan Selong Belanak menuju Senggigi Lombok untuk berwisata kuliner.

Pantai Pink di Tanjung Ringgit

Selong Belanak
Setelah menginap semalam di Kota Mataram, tim melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Kayangan di Lombok Timur. Untuk kemudian menyeberang menuju Pelabuhan Pototano, Kec. Donggo, Kab. Bima. Jalan yang sempit dan berliku dengan mudah dilewati oleh Daihatsu Terios. Dan disepanjang perjalanan rombongan kembali dibuat kagum oleh keindahan alam Indonesia. 

Perjalanan menuju Bima
Tak sempat mengunjungi Dompu karena di buru waktu, akhirnya sahabat petualang menyempatkan diri mampir ke sebuah desa bernama Palama di Donggo, Bima. Penduduk di desa ini hampir semuanya berternak kuda liar. Dan kegiatan memerah susu kuda sudah menjadi bagian keseharian bagi masyarakat desa ini. Setiap pagi kuda-kuda tersebut dilepas untuk mencari makan sendiri hingga sore harinya sang kuda kembali pulang ke empunya masing-masing.

 Susu Kuda Liar Sumbawa yang tersohor 
Dari desa ini tim lanjut ke Kota Bima. Perjalanan yang memakan waktu cukup lama ini disuguhi dengan pemandangan laut dan pantai yang indah hingga akhirnya tiba di Kota Bima. Namun tak berlama-lama di Kota Bima karena keterbatasan waktu, tim pun kembali melanjutkan perjalanan menuju ke Pelabuhan Sape.

Suguhan laut dan pantai yang indah menuju perjalanan ke kota Bima
Disini tim akhirnya harus berpisah, karena hanya satu kendaraan yang akan terus melaju ke destinasi terakhir, sedangkan enam kendaraan lainnnya hanya mengantar sampai disini dan kembali pulang ke Jakarta.

Sahabat Petualang dan para driver, saat harus berpisah
Tim yang tersisa dan terus melanjuti perjalanan ke Pulau Komodo pun mulai bergerak ke Pelabuhan Labuan Bajo, NTT. Sesampai disini tim dibagi menjadi 2 kelompok dan akan menggunakan 2 kapal phinisi yang berbeda, yaitu kapal Phinisi Playaran dan kapal phinisi Blue Dragon. 

Kedua kapal berlayar bersisian menuju lautan sekitar pulau Komodo. Masing-masing tim mulai fundive di perairan sekitar pulau Bidadari. Puas diving dan menikmati pemandangan bawah laut yang memesona, tim kembali ke kapal dan menikmati sunset yang jatuh indah di balik bukit tengah laut perairan Pulau Komodo. Hingga akhirnya malampun merambat dan tim mulai terlelap dalam buaian kapal.

Subuh-subuh sekali kapal sudah berangkat menuju Pulau Komodo, destinasi ke-7. Pagi, matahari mengintip dari ujung langit dan menyuguhkan pemadangan dengan paparan Pulau Komodo dan Pantai Pink. Di dermaga terlihat sebuah kapal barang telah bersandar. Dan dibagian buritannya berdiri gagah sebuah mobil Daihatsu Terios yang terikat dalam kapal barang tersebut. Akhirnya Daihatsu Terios menjajaki Pulau Komodo! :)

Pulau Komodo dan Pantai Pink

Terios 7 Wonders berdiri gagah di buritan kapal
Tim kemudian melanjutkan trekking ke Pulau Rinca. Kapalpun mulai bergerak kembali ke Loh Buaya, salah satu spot untuk masuk ke Taman Nasional Komodo di Pulau Rinca. Memasuki kawasan Taman Nasional, tim dikawal oleh seorang Ranger, yang memberikan beberapa informasi dan instruksi jika bertemu dengan Komodo. Lalu trekking mulai menaiki sebuah bukit. Setibanya dipuncak bukit, sahabat petualang disuguhi dengan pemandangan yang memukau.

Menikmati Pulau Komodo dari atas bukit
Selanjutnya tim lalu mulai menuruni bukit dan memasuki sebuah kawasan yang di sebut Sarang Komodo. Disana tim menemui sekitar 7 ekor Komodo.

Sahabat petualang di kawasan Sarang Komodo
Sahabat petualang juga sempat singgah ke Pulau Kalong. Disana saat matahari mulai tenggelam dan hari mulai gelap, ribuan Kalong keluar dari pulau tersebut dan terbang ke arah Labuan Bajo. Merupakan sebuah pemandangan yang sangat langka dan jarang kita lihat!

Pulau Kalong
Tim akhirnya kembali berlayar ke Labuan Bajo untuk beristirahat sebelum akhirnya kembali ke Jakarta keesokan harinya dan mengakhiri rangkaian Terios 7 Wonder Hidden Paradise.

Labuan Bajo. Bertepatan dengan hari raya Idul Adha 1434 H, Daihatsu Terios7Wonders ikut menyumbang hewan kurban berupa 7 ekor kambing kepada salah satu mesjid di Labuan Bajo
Pantai bersisik di Labuan Bajo
Perjalanan selama dua minggu bersama Terios 7 Wonder telah sukses dilaksanakan, dimana perjalanan penuh sensasi yang luar biasa dengan mengunjungi 7 destinasi, yaitu :
1. Pantai Sawarna, Banten
2. Merapi, Yogyakarta
3. Ranu Pani, Tengger
4. Taman Nasional Baluran, Banyuwangi
5. Sade Rambitan, Lombok
6. Desa Palama, Sumbawa
7. Taman Nasional Komodo, Pulau Komodo

Menikmati pemandangan di pantai-pantai indah yang tersembunyi, menyisiri gunung Merapi, merasakan dinginnya Ranu Pani, paparan alam savana di Baluran, mendalami adat dan budaya Suku Sasak di Lombok, menikmati susu kuda liar di Palama, Bima dan juga Taman Nasional Komodo yang merupakan salah satu dari New 7 Wonders yang diakui oleh dunia. Semua merupakan nikmat alam yang bisa disaksikan langsung oleh sahabat petualang bersama Daihatsu Terios 7 Wonder. Disini juga dapat dlihat bahwa ternyata Daihatsu Terios 7 Wonders memang teruji ketangguhannya sehingga bisa sukses sampai ke Pulau Komodo.

Kita semua juga jadi tahu dan mengenal tempat-tempat indah yang ada negeri kita Indonesia, beserta budaya dan adatnya yang selama ini ternyata belum terekpos dengan jelas. Dengan begitu selain bisa menikmatinya, bersama dengan Daihatsu Terios 7 Wonder kita bisa ikut  menjaga dan merawat semua keindahan alam yang tersembunyi ini agar tetap lestari.

Ditunggu aksi Daihatsu Terios 7 Wonders Jelajah Nusantara selanjutnya! *penasaran :)

*Sumber tulisan dan foto : mas Haris, mas Wira, mba Lucy, mas Puput, mas Bambang, mba Mumun, mas Giri dan Daihatsu Indonesia







  • Share:

You Might Also Like

0 comments