Pengalaman Menggunakan Kompor Listrik

By Dewi Sulistiawaty - Oktober 05, 2018

Credit by: mataharimall.com

Kamu pernah menggunakan kompor listrik? Saya pernah dulu, waktu masih jadi anak kos alias anak kuliahan :D Sepertinya saya pernah mengalami yang namanya memasak menggunakan tungku dengan bahan kayu bakar, kompor minyak, kompor listrik hingga akhirnya menggunakan kompor gas. Masing-masing cara memasak ini memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Begitupun dari segi harga kompor listrik, kompor gas, dan kompor minyak. Saya akan bahas semua berdasarkan pengalaman saya dulu.

Memasak dengan bahan bakar kayu biasa saya lakukan saat berkunjung ke rumah nenek di kampung. Itu sudah lama banget sih, waktu saya masih kecil. Saat libur panjang sekolah saya biasanya menginap di rumah nenek. Saya senang menemani nenek ketika memasak di dapur. Beliau sangat pintar memasak. Semua yang dimasak nenek enak-enak, suwer!

Sebenarnya memasak menggunakan bahan bakar kayu hasil masakannya lebih enak menurut saya. Alat yang digunakan juga murah meriah. Cukup dengan menyusun beberapa batu bata menjadi tungku. Susun hingga membentuk dua buah tungku, lalu plester dengan tanah liat. Kayu bakar yang digunakan diambil dari ladang milik nenek, lalu dikumpulkan di belakang rumah.

Murah bahkan tanpa biaya sama sekali ya. Tapi ini tentu saja berlaku di kampung-kampung yang masih banyak persediaan kayu bakarnya. Kalau di kota, sepertinya akan kesulitan menemukan kayu bakar. Kekurangan memasak menggunakan kayu bakar adalah asapnya. Yap, saya suka batuk-batuk dan mata perih jika sudah terkena asap dari tungku kayu bakar. Tapi biasanya nenek mengusahakan agar kayu bakar tidak mengeluarkan banyak asap dan mengarahkan asap ke jendela yang terdapat di samping tungku.

Kekurangan lainnya adalah panci atau peralatan memasak yang digunakan untuk memasak dipastikan akan hitam legam. Butuh tenaga juga untuk membersihkan peralatan masak yang menghitam tersebut. Biasanya nenek menyediakan abu gosok untuk membilasnya. Belum lagi kuku-kuku tangan yang ikutan menghitam sehabis membersihkan peralatan tersebut, wekeke….

Nah, kalau kompor minyak, mama yang menggunakannya dulu. Kompor minyak ini tentu lebih praktis dibandingkan tungku kayu bakar. Selain membeli kompor minyak yang harganya beragam (mulai dari harga murah hingga mahal tergantung merk dan kualitas kompor), kita juga mengeluarkan biaya rutin untuk membeli minyak. Kalau saya paling malas saat diminta mama menuangkan minyak ke dalam kompor, karena sering tumpah dan mengenai tangan *nggak suka baunya, hihi….  

Peralatan memasak yang menggunakan kompor minyak biasanya juga hitam bagian bawahnya, namun tidak separah ketika menggunakan kayu bakar. Oya, sepertinya sih tergantung api kompor yang dihasilkan. Kalau apinya merah, biasanya bagian bawah panci atau peralatan masak yang digunakan akan hitam. Namun jika apinya biru, biasanya nggak begitu hitam. Di situ sih bedanya kalau kita menggunakan kompor yang bagusan atau bermerk, dengan harga yang lebih tinggi dari harga kompor lain, yaitu api yang biru dan cepat panasnya.

Saat saya kuliah dan hidup merantu, saya tinggal di sebuah kost-an putri di daerah Jakarta Pusat. Sebenarnya di kost tersebut sudah tersedia 3 kompor minyak yang bisa dipakai bersama. Namun karena saya jarang memasak, saya minta izin sama pemilik kost untuk bisa menggunakan kompor listrik. Karena daya listrik yang memadai, pemilik kost mengizinkan dengan syarat saya harus membayar biaya tambahan untuk pemakaian kompor listrik. Yah, nggak apa-apalah, selagi biaya tambahannya masih masuk akal, dan saya bisa masak mie, manasin lauk yang saya beli, atau sekedar dadarin telor jika dadakan perut melilit minta diisi tengah malem XD

Layaknya anak kost, tentu saja saya mencari-cari berapaan harga kompor listrik terlebih dulu, trus dimana bisa mendapatkan kompor listrik dengan harga yang murah :D Setelah bertanya-tanya pada teman kost, teman kuliah, dan saudara, akhirnya ketemu juga harga kompor listrik yang murah dengan kualitas yang lumayan. Kalau masak dengan kompor listrik ini sangat praktis, bisa dimana saja dan kapan saja, selama ada sumber listriknya :D Nggak ada yang namanya minyak tumpah atau pantat penggorengan yang hitam XD Tapi ya begitulah, siapin saja biaya lebih untuk bayar listriknya, haha….

Yang terakhir yaitu kompor gas, kompor yang saya gunakan saat ini. Sepertinya hampir semua orang mulai menggunakan kompor gas ya. Hampir sama dengan kompor minyak, kita harus merogoh kocek dulu untuk membeli kompor gasnya. Harganya juga beragam, dari yang termurah seharga ratusan ribu, hingga yang termahal dengan harga jutaan rupiah. Kita juga harus membeli tabung gas dan biaya rutin untuk membeli gas. Nggak ada yang namanya minyak tumpah, karena tabung gas langsung dipasang ke kompor. Namun tetap harus hati-hati ya saat memasang tabung gas ini. Pastikan dipasang dengan benar. Lalu panci atau peralatan masak yang digunakan juga nggak menghitam.

Di Indonesia keempat cara memasak ini masih digunakan, walau sepertinya yang paling banyak digunakan adalah kompor gas. Di desa-desa tungku kayu bakar masih banyak digunakan. Kalau kompor minyak saya sudah jarang lihat sih, sejak harga minyak tanah melonjak tinggi. Namun beberapa orang mungkin masih menggunakannya. Begitu pun dengan kompor listrik. Saya lihat beberapa teman saya masih menggunakannya, mungkin karena praktis dan harga kompor listrik yang termasuk murah ya. Kalau kamu memasak pakai bahan bakar apa?  

  • Share:

You Might Also Like

0 comments