Membangun Rumah Lebih Praktis dan Efisien Menggunakan MU-Weber

By Dewi Sulistiawaty - Maret 23, 2018


Saya pernah kesel sama tukang yang abis benerin dinding kamar mandi. Baru saja dibenerin seminggu, keramiknya sudah ada yang copot. Mana kerjanya lama lagi. Sebel nggak tuh! Tukangnya emang baru kali ini kerja sama keluargaku, karena tukang yang lama meninggal. Jadi kurang begitu tahu gimana kerja tukang yang baru ini. Kalau menurut saya sih mungkin nakar semen dan pasirnya yang kurang tepat ya. Entahlah.

Persoalan bangun membangun rumah emang rada ribet menurut saya *ya iyalah, kamu kan bukan tukang, haha* Maksudnya, kalau lagi membangun itu, rumah udah nggak tau kayak apaan deh, berantakan banget! Ada pasir dimana-mana. Belum lagi nanti ada pasir yang bersisa di sudut halaman (biasanya sih saya masukin karung, biar rapi). Trus, saya mulai menghitung hari, kapan tukangnya bakal kelar kerjanya. Ngayak pasir, nyampur semen, masang bata, dll semua makan waktu.

Itu waktu saya belum kenal dengan Mortar Weber. Mortar Weber? Siapa tuh? Tukang baru lagi ya? Bule? Hahaha… nggak, Mortar Weber atau nama resminya Mortar Utama Weber (MU-Weber) adalah produk semen instan keluaran PT. Cipta Mortar Utama. Ternyata perusahaan ini sudah lebih dari 20 tahun hadir di Indonesia, tepatnya sejak tahun 1996 (haduh, kemana saja saya selama ini XD). Mari, saya akan bahas mengenai MU-Weber ini ya :)

MU-Weber
MU-Weber adalah mortar instan yang isinya campuran pasir, semen, filler atau bahan pengisi, dan aditif atau bahan tambahan yang tercampur secara homogen dengan komposisi yang tepat, serta diproses menggunakan teknologi modern. Jadi, dengan menggunakan MU-Weber, nggak ada lagi yang namanya ayak mengayak pasir, praktis, tinggal tuang, nggak banyak waktu yang terbuang. Selain itu, tempat atau lokasi membangun jadi lebih rapi dan bersih karena nggak ada pasir dan semen yang teronggok atau bersisa, tinggal tuang aja seberapa yang dibutuhkan.  


Nah, kemarin saya dapat info bahwa tahun ini PT. Cipta Mortar Utama meresmikan pabrik ke-4 di Kawasan Industri Cikande, Tangerang. Ternyata PT. Cipta Mortar Utama merupakan bagian dari Saint Gobain Group, sebuah perusahaan bidang material bahan bangunan ternama asal Perancis. Pada tahun 1996, Weber, yaitu perusahaan internasional yang memiliki sejarah dan pengalaman selama 100 tahun dalam rangkaian solusi lengkap untuk bangunan, konstruksi, dan renovasi, melebur dengan Saint Gobain, sehingga menjadi Saint Gobain Weber.


Dalam prescon yang diselenggarakan di 1953 Restaurant Indonesien, Jakarta pada hari Senin, 19 Maret 2018 kemarin, Mr. Jose Martos, selaku Presiden Direktur PT. Cipta Mortar Utama mengatakan bahwa tujuan utama kehadiran MU-Weber adalah untuk mendukung pembangunan Indonesia, dan untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat di Indonesia. Caranya adalah dengan menyediakan mortar yang berkualitas dan terbaik di industri konstruksi. Pembangunan pabrik ke-4 ini merupakan bagian dari komitmen Saint Gobain untuk memajukan industri mortar di Indonesia.

Mr. Jose
“Kami hadir dengan produk-produk inovasi yang terbaik untuk para komsumen, serta dapat membuat pembangunan di Indonesia lebih berkualitas dan efisien lagi. Di Asia Tenggara sendiri ada sekitar 9 unit bisnis Mortar Weber. Sedangkan di Indonesia ada bisnis kami yang berhubungan dengan unit konstruksi dan aplikasi untuk industri. Produk kami ada yang berfungsi sebagai acian, untuk keramik, untuk bata, dll. Kami berharap ke depannya bisa membangun lebih banyak pabrik lagi agar bisa lebih dekat ke konsumen,” ujar Mr. Jose.

Saat ini pabrik MU-Weber ada di Jakarta, Surabaya, Medan, dan ke-4 yang terbaru yaitu di Cikande. Pabrik di Cikande berdiri di atas lahan seluas lebih dari 5 hektar, dengan kapasitas produksi mencapai 180 ribu ton/ tahun. Dengan total pegawai 700 orang, PT. Cipta Mortar Utama berkomitmen untuk memberikan produk, layanan, dan karya teknis terbaik pada pelanggannya.

Selain Mr. Jose Martos, hadir juga Bapak Ary Indra, seorang Arsitek dan Founder Biro Arsitek Aboday. Bapak Ary menceritakan sejarah mortar yang ternyata sudah ada sejak lama. Mortar itu berawal saat orang dulu mencampurkan lumpur dengan tanah liat. Bangsa Yunani kemudian menemukan bahwa ternyata abu vulkanis sangat bagus jika dijadikan sebagai bahan campuran perekat bangunan. Sedangkan di Asia, yaitu di Cina, mereka mencampurkan pasir dengan bubuk nasi sebagai bahan perekat bangunan.

Bapak Ary
“Kalau di Indonesia mungkin sudah pernah dengar juga ya. Waktu itu kita menggunakan putih telur untuk perekat bahan bangunan. Kemudian hal ini terus berkembang hingga saat ini. Saya masih ingat, dulu saat saya ke lapangan selalu ditanya, perbandingan pasir, semen, dan airnya berapa. Kemudian datanglah mortar instan ini ya, jadi nggak perlu ditanya-tanya lagi, karena konsistensinya sudah terjaga,” ungkap Bapak Ary.

Sebelum era industri, bangunan dibuat untuk jangka waktu yang lama. Bisa dilihat, bangunan zaman dulu bisa bertahan hingga ratusan tahun. Karena pada waktu itu, membangun itu merupakan sebuah ritual, yang artinya hanya ada aspek tradisi dan kebudayaan, tidak ada aspek ekonominya. Sedangkan zaman sekarang, membangun tidak bisa dilepaskan dari aspek ekonomi, murah dan mahal, sehingga semakin ke sini, usia bangunan semakin cepat.

Karena usia bangunan yang semakin pendek, maka perlu dipikirkan bagaimana melakukan proses pembangunannya dengan cara yang lebih efisien, dengan kualitas yang lebih bagus. Sehingga kemudian banyak hadir inovasi dan teknologi baru, salah satunya adalah mortar instan. Dengan mortar instan proses membangun bisa lebih cepat. Penggunaan mortar instan juga memiliki efek lain, yaitu dapat meminimalkan konsumsi bahan dan energi, mencegah dampak negatif terhadap lingkungan, serta memenuhi kebutuhan manusia.  

Sekarang ini arsitek maupun industri konstruksi dituntut untuk semakin bertanggung jawab, tidak saja pada klien atau pemberi tugas, tapi juga pada lingkunagn tempat mereka melakukan pembangunan. Makanya penggunaan mortar instan merupakan salah satu solusi untuk dapat meminimalkan penggunaan bahan, sehingga tidak banyak bahan yang terbuang. Jadi selain praktis, efisien, dan berteknologi terdepan, MU-Weber juga dapat menciptakan produktivitas dalam pekerjaan, mengontrol anggaran, dan kualitas bangunan menjadi lebih baik.

Bpk Anton
Bapak Anton Ginting, Direktur Nasional MU-Weber yang turut hadir pada acara juga mengungkapkan bahwa MU-Weber berbeda dengan semen konvensional pada umumnya. MU-Weber adalah mortar instan. Menurut beliau, kehadiran MU-Weber diharapkan dapat memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat dan mendukung pembangunan infrastruktur yang lebih baik lagi.

Saat acara tersebut, saya juga dikenalkan dengan aplikasi MU-Weber AR Brochure, yaitu sebuah aplikasi berbasis Augmented Reality, yang berisi informasi produk MU-Weber berdasarkan area pada rumah. Informasi yang diberikan dilengkapi dengan lapisan aplikasi produk pada setiap solusi yang ditawarkan pada area-area yang ada di rumah. Jadi semacam panduan bagi konsumen dalam pengaplikasian produk MU-Weber.



Sepertinya dunia industri sudah mulai beralih menggunakan mortar instan, karena memang terbukti lebih praktis, efisien, lebih hemat, ramah lingkungan, dan berkualitas. So, saya sepertinya akan beralih juga menggunakan mortar instan ini, karena memang produk seperti inilah yang saya butuhkan, yang nggak bikin rumah seperti kapal pecah, plus tidak boros bahan material bangunan, lebih hemat kan. Eh, tapi saya tetap mesti mencari tukang yang benar-benar mengerti dunia pertukangan ya, atau saya aja yang jadi tukang nih, kan gampang ga pake nakar bahan lagi eh *singsing lengan baju  XD

  • Share:

You Might Also Like

0 comments