Cerita Liburanku ke Tanjung Lesung Banten

By Dewi Sulistiawaty - Januari 08, 2017

Biasanya kami mengisi liburan tahun baru dengan mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di Jakarta. Namun libur tahun baru kali ini lumayan panjang, dua minggu lebih. Mungkin karena itulah, keluarga besar saya memutuskan untuk mengisi liburan, dengan mengunjungi salah satu keluarga yang tinggal di Tanjung Lesung, Banten.

Di grup WhatsApp semua sudah pada heboh dengan segala persiapan yang musti dibawa, sibuk mendata siapa saja yang bakal ikut, dan mobil siapa saja yang akan dibawa. Ini merupakan kunjungan pertama saya dan juga beberapa keluarga ke Tanjung Lesung, karena biasanya saudara yang tinggal di Tanjung Lesung yang main ke Jakarta.

Para pria sepertinya lebih antusias dibandingkan para wanitanya, hehe… nggak tau juga kenapa. Mereka sibuk dengan alat pancing, ban dalam besar buat berenang, perkakas-perkakas, dan tetek bengek lainnya. Yang wanita cuma sibuk dengan bekal dan pakaian yang akan dibawa,  seperti yang biasa dilakukan tiap mau jalan-jalan. Apalagi yang memiliki anak, pasti udah hafal apa saja yang harus disiapkan. Kalau untuk kebutuhan selama di sana, semua sudah dipersiapkan sama keluarga di Tanjung Lesung.

Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Saya dan keluarga lain yang tersebar dari berbagai kota, seperti dari Jakarta sendiri, Bekasi, Bogor, Depok, bahkan ada yang dari Magelang, sudah berjanji akan bertemu di rest area setelah melewati gerbang tol Serpong. Kami semua berangkat pagi-pagi sekali agar bisa sampai di Tanjung Lesung siangnya.

Namun emang kalau rencana ya begitu, kadang tidak selalu terlaksana. Rombongan saya baru bisa berangkat siang karena menunggu keluarga yang di Rawa Sari, yang tiap ditanya lagi otw mulu. Agak nyesek juga sebenarnya, apalagi membaca rombongan lain sudah pada sampai di rest area. Namun karena rombongan saya kelewat lama, maka rombongan lain sepakat untuk berangkat duluan menuju Tanjung Lesung *cediih*

Jalan menuju ke Tanjung Lesung musti memutar melewati kaki Gunung Karang. Kurang lebih 5 jam, rombongan saya baru memasuki daerah Tanjung Lesung. Jam sudah menunjukan pukul 17.50 WIB. Rombongan lain katanya lagi main ke pantai, asik berenang, bermain ombak dan berfoto-foto *tambah keki aja ih* Dan rombongan saya pakai acara nyasar juga sampai kelewatan jauh dari rumah saudara. Untung saya mengingatkan agar bertanya pada orang atau penduduk yang lagi nongkrong di depan rumahnya. Kalau nggak bisa sangat jauh rombongan kami nyasarnya.

Sampai di rumah saudara sudah pukul 7 malam. Rombongan saudara yang pulang dari pantai juga mulai berdatangan. Kami pun asyik ngobrol, bagaimana perjalanan masing-masing tadi. Setelah makan malam dan sholat, kami semua berkumpul lagi, kemudian melakukan doa bersama. 

Kemudian kami pun mulai berbincang-bincang. Sebagian, terutama rombongan saya mulai beranjak dari ruang berkumpul dan masuk kamar untuk istirahat. Saya sendiri tepar, dan ikut masuk beristirahat.

Paginya, satu persatu anggota keluarga mulai bangun, melakukan aktivitas. Eh, ada juga sih yang hanya duduk saja sambil ngopi dan ngobrol. Saya sendiri memilih menyusuri pinggir jalan, kemudian menyeberang menuju pantai. Sayang, pantai di depan rumah saudara saya ini sangat kecil, sehingga saya hanya bisa memadang laut dari atas. Setelah puas melihat-lihat, saya pun memutuskan kembali ke rumah. 

Beberapa saat kemudian semua pada antrian mau ke kamar mandi. Hehe, untung saya sudah duluan mandi tadi. Ada sih beberapa yang memutuskan nggak mandi pagi, karena kami berencana ke pantai sehabis sarapan, jadi katanya ntar aja mandinya, usai berenang di laut. 

Akhirnya, kami semua berangkat menuju pantai Tanjung Lesung. Bibir pantai ini panjang juga. Kendaraan kami menyusuri pantai, sambil melihat-lihat, pantai mana yang akan kami singgahi. Beberapa spot di pantai ini ada yang sudah ramai oleh pengunjung. Kami memilih pantai yang agak sepi. Sempat berhenti di satu pantai, namun kemudian kami pindah karena sepanjang pantainya tidak ada tempat buat neduh, alias panas. 

Padahal saya suka banget pas pertama lihat pantai ini. Air lautnya hijau jernih, pasir pantainya juga putih bersih. Namun karena rombongan kami ada yang sudah sepuh juga, yang butuh tempat buat istirahat dan berteduh, akhirnya kami pindah ke pantai yang agak jauh ke selatan. Di pantai yang kami singgahi ini nampak agak ramai, walau tak seramai tempat yang lain. Namun tempatnya benar-benar teduh karena banyak pohon rindang yang tumbuh di pinggir pantai.

Pantai Tanjung Lesung
(Dok. Pribadi)
Saya pun puas melihat pantai ini, walaupun pasirnya tidak seputih pantai sebelumnya, namun pemadangannya benar-benar bagus. Beberapa anggota keluarga pun mulai terjun ke pantai. Ada yang berenang pakai ban, ada yang tanpa ban, ada yang mancing, eh, ada juga yang cuma duduk di bawah pohon, menikmati pemandangan. Kalau saya setelah basah-basahin kaki dikit di air laut, haha, saya sibuk jeprat-jepret aja.

Ketika matahari mulai meninggi, dan sinar matahari mulai terasa menyengat, kami pun memutuskan pulang. Semua pada puas, dan beberapa orang tertidur dalam perjalanan pulang. Saya juga ngantuk jadinya, karena tiupan angin pantai yang masuk lewat jendela mobil yang sengaja dibiarkan terbuka. Sampai di rumah, semua pada istirahat dan tidur.

Setelah beberapa hari menginap di Tanjung Lesung, kami pun harus balik ke Jakarta. Nah, perjalanan pulang ini nih yang lupa diprediksi bakal macet, karena bertepatan dengan berakhirnya waktu liburan. Antrian panjang di mulai dari Jalan Lembong, benar-benar macet paraaah >.< Satu-satunya yang bisa jadi hiburan adalah musik atau nonton film via HP. Perjalanan yang biasanya ditempuh sekitar 5 jam, sekarang ditempuh dalam waktu lebih dari 10 jam. 

Bayangkan saja, selama lebih dari 10 jam, saya harus memasang musik, nonton video, dan juga melihat foto-foto yang saya ambil di Tanjung Lesung untuk menghilangkan rasa jenuh. Untung saya bawa powerbank dan modem bolt, jadi saya nggak mengalami gangguan saat menonton video, mendengarkan musik, atau pun kehabisan baterai HP. Kalau nggak, bisa dibayangkan bagaimana jenuhnya saya selama perjalanan yang macet parah ini. 

Sepertinya masalah tak berakhir sampai di situ. Salah satu ban mobil bocor, jadi kendaraan rombongan saya harus mencari bengkel dulu. Setengah jam lebih saya menunggu ban bocor yang harus diperbaiki. Kembali, rombongan saya tertinggal, hiks. Namun setelah melewati Cilegon, jalanan mulai lancar. Akhirnya, saya pun baru bisa tertidur. Bangun-bangun, mobil sudah meluncur di Jalan Raya Bogor. Jam sudah menunjukan pukul 2 dini hari.

Saya memutuskan untuk menginap di rumah saudara di Bogor malam itu, dan keesokan paginya baru balik ke rumah di Jati Padang. Seluruh tubuh saya remuk redam deh! Namun saya puas, karena dapat juga berkunjung ke Pantai Tanjung Lesung yang indah. Kapan-kapan mau main ke sana lagi, tapi jangan saat lagi musim liburan :)

  • Share:

You Might Also Like

2 comments

  1. Tanjung lesung.. deket ya dari jakarta ngga terlalu jauh. Dan bagus juga. Tanjung lesung Namanya familiar dikuping...

    Rupanya dulu saya pernah ke tanjung kait bukan ke tanjung lesung...heheheh

    BalasHapus
  2. Aku di Tangerang mba, pengen deh ke Tanjung Lesung. Cuma denger ceritanya aja, belum kesampean...bisa mancing juga ya ternyata^^

    BalasHapus